Tekanan darah yang terlalu tinggi dikenal sebagai hipertensi, dan dapat berperan penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Di antara faktor risiko hipertensi pada remaja adalah pilihan gaya hidup masa kini, seperti merokok, mengonsumsi makanan berlemak, berkalori, dan berkolesterol tinggi, serta tidak berolahraga. Selain itu, karena obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar lipid, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, maka obesitas merupakan faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan korelasi antara tekanan darah mahasiswa dengan obesitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian cross-sectional dan teknik survei di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebanyak tiga puluh mahasiswa fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang menjadi sampel penelitian. Dengan menggunakan purposive sampling, sampel dipilih berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk berusia antara 19 dan 23 tahun dan memiliki BMI lebih dari 25 kg/m2. Tekanan darah merupakan variabel dependen penelitian, sedangkan obesitas merupakan variabel independennya. Instrumen pengumpulan data meliputi timbangan, tensiometer digital untuk pengukuran tekanan darah, dan mikrotoise untuk perhitungan BMI. Uji Pearson, yang digunakan untuk pengujian statistik, menghasilkan nilai P sebesar 0,542. Karena itu, nilai p lebih besar dari α. Penelitian menemukan bahwa anak muda yang mengalami obesitas sering kali memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada anak muda yang memiliki berat badan rata-rata. Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki tekanan darah tinggi karena kombinasi variabel gaya hidup, termasuk makanan dan aktivitas. Temuan tersebut tidak mengungkapkan hubungan antara lemak tubuh dan tekanan darah