Stres merupakan kondisi yang umum dialami mahasiswa akibat berbagai tuntutan akademik dan sosial. Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi aspek psikologis, emosional, serta interaksi sosial mahasiswa. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan mahasiswa menarik diri dari lingkungan sosial, sehingga berdampak pada kualitas hubungan interpersonal mereka. Sebaliknya, interaksi sosial yang baik dapat menjadi faktor protektif dalam menghadapi stres. Interaksi sosial yang baik jugaberperan penting dalam kesejahteraan psikososial individu dan dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif stres. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dan interaksi sosial pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pada 120 responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi gamma untuk melihat hubungan antara tingkat stres dan interaksi sosial mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami stres berat (40,8%) dan sedang (28,3%). Selain itu, sebanyak 72,5% mahasiswa memiliki interaksi sosial yang buruk. Uji korelasi Gamma menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan interaksi sosial dengan nilai p-value 0,000 (p < 0,05) dan koefisien korelasi (r = -0,918). Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stres, semakin buruk interaksi sosial mahasiswa. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan interaksi sosial pada mahasiswa. Penelitian ini menegaskan pentingnya upaya untuk mengelola stres guna meningkatkan kualitas interaksi sosial mahasiswa.