Setyowati, Wahyu Endang
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Healing of Magic Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Desa Manggihan Kabupaten Semarang Jawa Tengah Susanto, Wigyo; Sejati, Waluyo; Setyowati, Wahyu Endang; Rochmawati, Dwi Heppy; Febriana, Betty
Jurnal Keperawatan Komplementer Holistic Vol. 3 No. 1 (2025): Volume 3 No. 1 2025
Publisher : Yayasan Healing and Healthcare Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12345/jkkhc.v3i1.100

Abstract

Excessive anxiety is one of the reasons a person can become sick (stressed), can tantrum, and can lock himself up. In order to stay relaxed and relaxed a person needs adaptive coping. Magic games have been used as a therapeutic method in rehabilitation settings since 1982 in America, and have received strong recognition as an effective method for treating anxiety in patients (Healing of magic). With the provision of healing of magic, it is hoped that the patient's anxiety can be resolved properly. This study aims to measure the level of anxiety of the residents of the Manggihan village affected by COVID-19 before and after being given an intervention in the form of Healing of magic therapy (magic therapy). The study was conducted on 18 respondents by giving a Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) questionnaire before and after therapy. The questionnaire was then analyzed using the marginal homogeneity test, and the p value results showed the number .003, which means that there is a significant difference between the level of anxiety before therapy and the level of anxiety after therapy. So it can be concluded that healing of magic therapy is very effective in reducing anxiety levels.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA YANG BEKERJA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK Khairunnisa, Hana Kamiliya; Febriana, Betie; Setyowati, Wahyu Endang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43081

Abstract

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan oleh orang tua. Pola asuh yang buruk dapat berdampak negatif, terutama dalam hal kemandirian anak. Jika pola asuh ini tidak diatasi, dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka. Oleh karena itu, penting untuk memperbaiki pola asuh yang tidak efektif agar tidak mengganggu kemandirian dan perkembangan anak secara keseluruhan, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang mandiri, cerdas dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang melibatkan seluruh murid di KB Kamboja. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Uji korelasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah uji Gamma, yang dirancang atau dibuat untuk mengukur hubungan antara dua variabel ordinal. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), yang berarti bahwa hubungan antara pola asuh orang tua dan tingkat kemandirian anak adalah signifikan. Selain itu, nilai koefisien korelasi sebesar 0,868 menunjukkan adanya hubungan yang kuat dengan arah positif. Artinya, semakin baik pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, semakin tinggi tingkat kemandirian anak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan erat antara pola asuh orang tua yang bekerja dan tingkat kemandirian anak di KB Kamboja dengan p value 0,000.
PENGARUH TERAPI MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA MASA REMAJA AKHIR Simotalisa, Lintang; Febriana, Betie; Setyowati, Wahyu Endang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43088

Abstract

Masa remaja akhir merupakan periode transisi penting dalam kehidupan individu. Pada tahap ini, tekanan adaptasi sering kali memicu gangguan psikologis seperti kecemasan. Kecemasan memiliki dampak signifikan terhadap kondisi fisik dan psikologis individu, Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengurangi kecemasan, salah satunya adalah terapi mewarnai. Terapi ini memungkinkan individu mengekspresikan pikiran dan perasaan secara bebas melalui warna dan membantu individu menyalurkan emosi secara terapeutik, serta mendukung pemahaman diri melalui ekspresi warna. True Experiment Pre-Post Test With Control Group dipakai sebagai model desain dalam penelitian ini, yang mengadopsi jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Pelaksanaan pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuisioner. Dimana jumlah respondennya sebanyak 40 responden yang dibagi jadi 20 responden sebagai kelompok dengan perlakuan dan 20 responden berperan sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan tehnik consecutive sampling. Uji marginal homogenity diterapkan dalam pengolahan data yang diperoleh secara statistik dan dibandingkan dengan uji mann-whitney. Pada penelitian ini melibatkan 40 reponden remaja akhir yang mengalami kecemasan, analisi statistik menggunakan uji marginal homogenity mengungkapkan adanya pengaruh terapi mewarnai terhadap kelompok perlakuan , p-value <0,001 yang berarti ditemukannya perbedaan pada remaja akhir antara sebelum dan setelah pemberian terapi mewarnai. Pada uji mann-whitney didapatkan nilai p ialah <0,001 (p<0,05) yang berarti ditemukannya perbedaan tingkat kecemasan setelah diberikan terapi pada kelompok kontrol dan perlakuan. Penelitian ini menunjukkan bahwasannya ada pengaruh antara pemberian Terapi Mewarnai dengan tingkat kecemasan.
PENGARUH TERAPI TEHNIK HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT STRES PADA SISWA – SISWI SMA Hadiningrum, Laura; Febriana, Betie; Setyowati, Wahyu Endang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43089

Abstract

Masa remaja merupakan periode peralihan perkembangan yang melibatkan perubahan fisik, biologis,sosio-emosional, dan kognitif, yang dapat menyebabkan stres, termasuk stres akademik. Stres ini berdampak positif atau negatif, dengan dampak positif berupa peningkatan kemampuan, namunjuga berakibat dampak negatif seperti gangguan konsentrasi, masalah memori, gangguan emosional dan penurunan prestasi. Salah satu metode untuk mengatasi stres akademik adalah dengan menggunakan tehnik hipnotis lima jari, yang dapat memberikan efek relaksasi tinggi, meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi tehnik hipnotis lima jari terhadap tingkat stres pada siswa – siswi SMA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif quasi eksperimen pre-post test. Dengan 40 responden, terdiri dari 20 kelompok intervensi dan 20 kelompok kontrol. Menggunakan teknik consecutive sampling. Data dianalisis dengan uji marginal homogeneity dan uji mann-whitney. Hasil penelitian yang dilakukan melibatkan 40 siswa – siswi SMA yang memiliki tingkat stres sedang – berat, analisis statistik menggunakan uji marginal homogeneity mengungkapkan adanya pengaruh tehnik hipnotis lima jari pada tingkat stres siswa-siswi SMA pada kelompok perlakuan, p-value 0,001 yang berarti ada perbedaan tingkat stres pada siswa-siswi SMA antara sebelum dan setelah pemberian tehnik hipnotis lima jari. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemberian tehnik hipnotis lima jari dengan tingkat stres. Terapi hipnotis lima jari memberikan kondisi lebih santai, siswa – siswi mampu merilekskan kondisi otot yang tegang, mengurangi stres, dan membuat rasa nyaman untuk individu yang mengalami stres, segingga stres yang dialami menurun.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN INTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA Hariyani, Ibyah; Febriana, Betie; Setyowati, Wahyu Endang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43124

Abstract

Stres merupakan kondisi yang umum dialami mahasiswa akibat berbagai tuntutan akademik dan sosial. Tingkat stres yang tinggi dapat mempengaruhi aspek psikologis, emosional, serta interaksi sosial mahasiswa. Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan mahasiswa menarik diri dari lingkungan sosial, sehingga berdampak pada kualitas hubungan interpersonal mereka. Sebaliknya, interaksi sosial yang baik dapat menjadi faktor protektif dalam menghadapi stres. Interaksi sosial yang baik jugaberperan penting dalam kesejahteraan psikososial individu dan dapat membantu dalam mengurangi dampak negatif stres. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dan interaksi sosial pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pada 120 responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji korelasi gamma untuk melihat hubungan antara tingkat stres dan interaksi sosial mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami stres berat (40,8%) dan sedang (28,3%). Selain itu, sebanyak 72,5% mahasiswa memiliki interaksi sosial yang buruk. Uji korelasi Gamma menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan interaksi sosial dengan nilai p-value 0,000 (p < 0,05) dan koefisien korelasi (r = -0,918). Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat stres, semakin buruk interaksi sosial mahasiswa. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan interaksi sosial pada mahasiswa. Penelitian ini menegaskan pentingnya upaya untuk mengelola stres guna meningkatkan kualitas interaksi sosial mahasiswa.
HUBUNGAN ANTARA KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA REMAJA SMA Elisya, Vika Akhda; Febriana, Betie; Setyowati, Wahyu Endang
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43305

Abstract

Perkembangan teknologi informasi yang pesat pada tahun 2023 telah memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi manusia, salah satunya adalah game online, yang menjadi kegiatan yang populer di kalangan remaja SMA. Game online dapat memberikan dampak positif, seperti pengembangan keterampilan sosial, namun juga dapat memberikan dampak negatif seperti perilaku kekerasan dan kecanduan pada remaja. Paparan terhadap konten kekerasan dalam game, dapat meningkatkan perilaku agresif pada remaja, dan semakin lama durasi bermain game online, semakin besar potensi kecanduan. Penggunaan game online oleh remaja SMA, juga menimbulkan kekhawatiran terkait dengan pengaruhnya terhadap aktivitas belajar dan kualitas tidur remaja. Penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah siswi SMA N 10 Semarang . Teknik yang digunakan adalah simple random sampling sebanyak 192 responden. Uji korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Gamma. Hasil penelitian didapatkan nilai signifikan yaitu 0,000 (p<0,05) yang artinya adanya hubungan antara kecanduan game online dengan perilaku kekersan pada remaja SMA adalah bermakna. Nilai Corelation coefficient sebesar 0,717 menunjukkan bahwa kekuatan korelasi kuat dan positif yang berarti semakin berat angka kecanduan game online maka semakin berat juga angka perilaku kekerasan. Kesimpulan yaitu terdapat keeratan hubungan anatara kecanduan game online dengan perilaku kekrasan pada remaja SMA (p value 0,000).
The Relationship Between Parenting Styles and Violent Behavior in Adolescent Inmates Khalwati, Ulya Rakhmah; Setyowati, Wahyu Endang; Febriana, Betie; Chan, Chong Mei
Adi Husada Nursing Journal Vol 11 No 1 (2025): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKES Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/ahnj.v11i1.608

Abstract

Adolescence is a critical developmental period marked by identity exploration and vulnerability to negative influences, with parenting playing a significant role in shaping behavior. This study investigates the relationship between parenting styles and violent behavior among adolescent inmates, focusing on two correctional institutions. The research employed a cross-sectional quantitative design, utilizing questionnaires to collect data from adolescent inmates in two prisons. The analysis focused on identifying the predominant parenting styles experienced by the inmates and the prevalence of violent behavior within this population. The findings revealed that authoritarian parenting was the most common style reported by respondents, and a high level of violent behavior was observed among the inmates. Statistical analysis (p-value=0.001) demonstrated a strong and significant correlation between authoritarian parenting and the occurrence of violent behavior, indicating that strict and inflexible parenting approaches contribute to the development of aggression in adolescents. These results underscore the importance of fostering positive parenting practices and providing targeted interventions in correctional settings to reduce violence among adolescents. Low educational attainment and external factors, such as peer influence and family instability, further exacerbate violent tendencies. Understanding the impact of parenting styles is essential for developing effective prevention and rehabilitation strategies for young offenders.
Analisis peran senam otak terhadap fungsi kognitif lansia: A literature review Juwari, Juwari; Ardian, Iwan; Luthfa, Iskim; Setyowati, Wahyu Endang
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1013

Abstract

Background: The elderly are an age group vulnerable to cognitive decline due to degenerative processes. Impaired cognitive function can impact quality of life, independence, and the risk of dementia. One non-pharmacological intervention considered effective in maintaining and improving cognitive function in the elderly is brain gym, which combines simple physical movements with mental stimulation. Purpose: To analyze the role of brain gym on cognitive function in the elderly. Method: Literature review research of scientific articles through research journal databases and internet searches related to the role of brain gymnastics on cognitive function in the elderly for the period 2018 to 2025. The literature review process begins with topic selection, followed by a study search through Google Scholar, PubMed, Scopus, and EBSCO sites, with the search keywords "Brain Gym", OR "Brain Gym" AND "Cognitive Function", OR "cognitive" AND "Elderly". The selection of article eligibility is carried out systematically following the PRISMA format, including the stages of identification, screening, and selection of articles for further analysis. Results: An analysis based on a review of 10 articles shows that brain gymnastics has an impact on improving cognitive function in the elderly. Brain gymnastics is effective when performed at least once a week for 15 minutes over a period of 6 weeks or more. This duration can improve blood flow and oxygen supply to organs, especially the brain, resulting in improved concentration and cognitive function. Conclusion: Increased physical activity such as aerobics, strength training, or brain gymnastics has been shown to significantly impact cognitive function. Performing gymnastics for at least 15 minutes once a week within 6 weeks can improve cognitive function in the elderly and provide health benefits, including increased alertness, concentration, and memory. Suggestion: It is hoped that brain gymnastics will become a mandatory program for the elderly in community health centers throughout Indonesia to support the quality of life of the increasing number of elderly. Furthermore, community health centers can also serve as educational centers for families and caregivers about the importance of maintaining brain health in old age.   Keywords: Brain Gymnastics; Cognitive Function; Elderly.   Pendahuluan: Lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami penurunan fungsi kognitif akibat proses degeneratif. Fungsi kognitif yang terganggu dapat berdampak pada kualitas hidup, kemandirian, serta risiko terjadinya demensia. Salah satu intervensi non-farmakologis yang dinilai efektif dalam mempertahankan dan meningkatkan fungsi kognitif lansia adalah senam otak (brain gym), yang menggabungkan gerakan fisik sederhana dengan stimulasi mental Tujuan: Untuk menganalisis peran senam otak terhadap fungsi kognitif lansia. Metode: Penelitian literature review artikel ilmiah melalui database jurnal penelitian, pencarian di internet terkait dengan peran senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia dalam rentang waktu 2018 hingga 2025. Proses literature review dimulai dengan pemilihan topik, dilanjutkan dengan penelusuran studi melalui situs Google Scholar, PubMed, Scopus dan EBSCO, menggunakan kata kunci dalam pencarian adalah “Senam Otak”,OR ”Brain Gym” AND ”Fungsi Kognitif” OR “cognitive”AND “Lansia” OR “Elderly”. Seleksi kelayakan artikel dilakukan secara sistematis mengikuti format PRISMA, mencakup tahap identifikasi, penyaringan, dan pemilihan artikel untuk analisis lebih lanjut. Hasil: Analisis berdasar telaah pada 10 artikel menunjukkan bahwa, senam otak memiliki pengaruh terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia, senam otak efektif dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu dengan durasi 15 menit dalam jangka waktu 6 minggu atau lebih dengan durasi ini dapat melancarkan aliran dan volume pasukan darah yang membawa oksigen ke organ tubuh terutama otak, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi dan fungsi kognitif. Simpulan: Peningkatan aktivitas fisik, seperti aerobik, latihan kekuatan, atau senam otak telah telah terbukti signifikan memiliki hubungan dengan fungsi kognitif. Senam selama minimal 15 menit dengan durasi 1 minggu sekali dalam 6 minggu dapat terjadi peningkatan fungsi kognitif pada lansia dan memperoleh manfaat kesehatan antara lain dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan memori. Saran: Diharapkan agar senam otak dijadikan program wajib bagi para lansia di puskesmas di seluruh Indonesia sebagai upaya mendukung kualitas hidup lansia yang semakin meningkat jumlahnya. Selain itu, puskesmas juga dapat berperan sebagai pusat edukasi bagi keluarga dan caregiver tentang pentingnya menjaga kesehatan otak pada usia lanjut.   Kata Kunci: Fungsi Kognitif; Lansia; Senam Otak.
Analisis hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kejadian stunting: A literature review Harno, Harno; Ardian, Iwan; Setyowati, Wahyu Endang; Luthfa, Iskim
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1014

Abstract

Background: Stunting is a chronic nutritional problem that impacts children's physical growth and cognitive development and contributes to increased long-term morbidity and mortality. Determinants such as parental knowledge, especially maternal knowledge, and family support play a crucial role in stunting prevention. Purpose: To analyze the relationship between knowledge and family support levels and stunting incidence. Method: This study employed a literature review design approach using searchable databases including Scopus, PubMed, EBSCO, and Science Direct. The search was conducted in May 2025. Article inclusion criteria included articles published between 2019 and 2025 that discussed the relationship between knowledge and family support and stunting incidence, in both English and Indonesian. The search terms used were "Stunting" AND "Knowledge" OR "Knowledge" AND "Family Support" OR "Family Support" AND "Baby" OR "Baby" OR "Children". Results: Analysis based on a review of 12 articles showed a significant relationship between maternal knowledge and family support and stunting prevention. Interventions that include nutrition education, family involvement, and support from health workers have proven effective in reducing the prevalence of stunting. Conclusion: Adequate knowledge and strong family support are crucial factors in reducing the prevalence of stunting. Therefore, educational interventions and family empowerment need to be prioritized in a holistic and sustainable stunting prevention strategy.   Keywords: Family; Knowledge; Stunting; Support.   Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, serta berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas jangka panjang. Faktor-faktor determinan seperti pengetahuan orang tua, terutama ibu, dan dukungan keluarga memegang peranan penting dalam pencegahan stunting. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kejadian stunting. Metode: Penelitian ini melakukan pendekatan desain literature review dengan databased pencarian yaitu Scopus, PubMed, EBSCO, dan Science Direct, pencarian dilakukan bulan Mei 2025. Kriteria inklusi artikel yakni, artikel yang terbit pada tahun 2019-2025, membahas terkait hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kejadian stunting, bahasa inggris dan bahasa Indonesia. Kata kunci dalam pencarian adalah “Stunting” AND ”Pengetahuan” OR “Knowledge” AND ”Dukungan Keluarga” OR “Family support”AND “Balita” OR “Toddler” OR “Children”. Hasil: Analisis berdasar telaah pada 12 artikel menunjukkan bahwa hubungan signifikan antara pengetahuan ibu serta dukungan keluarga dengan pencegahan stunting. Intervensi yang melibatkan edukasi gizi, keterlibatan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terbukti efektif dalam menurunkan prevalensi stunting. Simpulan: Pengetahuan yang memadai dan dukungan keluarga yang kuat merupakan faktor penting dalam menurunkan prevalensi stunting. Oleh karena itu, intervensi edukatif dan pemberdayaan keluarga perlu menjadi prioritas dalam strategi pencegahan stunting secara holistik dan berkelanjutan.   Kata Kunci: Dukungan; Keluarga; Pengetahuan; Stunting.
Analisis faktor prediktor kepatuhan dalam menjalani pengobatan pasien hipertensi: A literature review Alghozali, Rasyid Ardan; Rochmawati, Dwi Heppy; Setyowati, Wahyu Endang; Luthfa, Iskim
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 19 No. 6 (2025): Volume 19 Nomor 6
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v19i6.1304

Abstract

Background: Adherence is crucial for people with hypertension because it offers significant potential for effective hypertension control through various therapies. Purpose: To explore factors influencing medication adherence in hypertensive patients. Method: This literature review included 10 articles retrieved from databases such as Scopus, PubMed, Web of Science, and Science Direct. The keywords used were hypertension, medication adherence, factors influencing adherence, and family support published between 2021 and 2025. Furthermore, this literature focused on several factors: predisposing, reinforcing, and supporting factors. Results: Based on the review of 10 articles, it was found that factors influencing hypertension medication adherence include knowledge, motivation, family support, access to healthcare services, and the role of healthcare professionals. Conclusion: Hypertension medication adherence is influenced by several factors, including predisposing factors (knowledge, motivation), reinforcing (family support), and supporting factors (access to healthcare services and the role of healthcare professionals). Therefore, it is important to consider these factors when developing strategies to improve adherence to hypertension medication.   Keywords: Adherence; Hypertension; Patients; Predictors; Treatment.   Pendahuluan: Kepatuhan merupakan hal yang sangat penting bagi penderita hipertensi karena merupakan potensi besar untuk pengendalian hipertensi melalui berbagai terapi yang dilakukan, sehingga pengendalian tersebut menjadi efektif. Tujuan: Untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan dalam menjalani pengobatan pada pasien dengan hipertensi. Metode: Studi literature review terhadap 10 artikel yang diperoleh dari database seperti Scopus, Pubmed, Web of Science, dan Science Direct. Kata kunci yang digunakan yakni, hipertensi, kepatuhan pengobatan, faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan, dan dukungan keluarga yang diterbitkan antara tahun 2021 dan 2025. Selain itu, literature ini fokus pada beberapa faktor yaitu predisposing, reinforcing, dan enabling. Hasil: Berdasarkan review terhadap 10 artikel, diketahui bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan pengobatan hipertensi, meliputi pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, akses pelayanan kesehatan, dan peran tenaga kesehatan. Simpulan: Kepatuhan pengobatan hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk predisposing factors (pengetahuan, motivasi), reinforcing (dukungan keluarga), dan enabling (akses pelayanan kesehatan dan peran tenaga kesehatan). Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam mengembangkan strategi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan hipertensi.   Kata Kunci: Hipertensi; Kepatuhan; Pasien; Pengobatan; Prediktor.