Pendahuluan: Veruka vulgaris merupakan lesi jinak akibat infeksi human papilloma virus (HPV) yang perjalanan klinisnya dipengaruhi oleh sistem imun. Kondisi imunosupresi dapat mencetuskan reaktivasi infeksi HPV laten dan meningkatkan derajat keparahan penyakit. Kasus: Seorang wanita hamil berusia 40 tahun mengeluhkan papul-plak hiperkeratotik eritematosa pada pipi dan hidung sejak dua bulan yang diperberat dengan penggunaan kortikosteroid topikal potensi tinggi secara oklusi selama satu bulan. Pemeriksaan dermoskopi didapatkan gambaran densely packed papillae, central red dotted vessels, whitish halo, dan dark red hemorrhagic crust. Pasien didiagnosis veruka vulgaris, disarankan untuk menghentikan penggunaan kortikosteroid topikal dan diberikan pelembap krim ambiphilic hipoalergenik. Dalam pemantauan, lesi mengalami perbaikan dan menghilang spontan dalam waktu 1,5 bulan. Diskusi: Diagnosis veruka vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan dermoskopi. Perubahan sistem imun yang dialami oleh wanita hamil serta penggunaan kortikosteroid topikal dapat menyebabkan imunosupresi lokal pada kulit sehingga meningkatkan risiko veruka vulgaris. Veruka vulgaris dapat mengalami regresi spontan pada pasien imunokompeten. Penghentian kortikosteroid topikal dapat membantu menghentikan progresivitas penyakit. Kesimpulan: Kami melaporkan satu kasus veruka vulgaris yang diprovokasi oleh kortikosteroid topikal potensi tinggi jangka panjang. Kasus ini menekankan pentingnya penggunaan kortikosteroid topikal secara rasional disertai pemantauan ketat terutama pada ibu hamil agar efek samping terapi dapat dihindari.