Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Workshop On Making Soap Based On Palm Kernel Oil As An Alternative For Treating Palm Oil Waste, Central Kalimantan: Pelatihan Pembuatan Sabun Berbahan Dasar Minyak Inti Sawit Sebagai Alternatif Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Kalimantan Tengah Septaria Yolan Kalalinggi; Lilis Rosmainar; Karelius; Tety Wahyuningsih Manurung; Mitha Deviyanti; Rasidah
NAWASENA : JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE Vol. 1 No. 01 (2023): Vol 01 No 01 2023
Publisher : NAWASENA : JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelapa sawit menghasilkan minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil sehingga sangat menguntungkan dari aspek ekonomi maupun kegunaannya. Saat ini, kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak yang mengalami peningkatan produksi yang sangat pesat dibandingkan dengan tanaman lainnya. Namun, kebanyakan hasil panen kelapa sawit diolah hanya sampai proses produksi crude palm oil (CPO) sedangkan minyak inti sawit yang dihasilkan masuk dalam kategori limbah dikarenakan jumlah produksinya yang sedikit. Kelompok tani kelurahan Kalampangan merupakan salah satu kelompok tani yang ada di kelurahan Kalampangan Provinsi Kalimantan Tengah. Permasalahan utama yang ditemukan di kelompok tani kelurahan Kalampangan adalah limbah proses minyak inti sawit yang belum maksimal dimanfaatkan. Kurangnya wawasan terhadap proses pengolahan merupakan salah satu hal yang membatasi kelompok tani dalam mengolah limbah. Wawasan yang kurang tentang proses pengolahan limbah yang mendasari pentingnya diadakan pelatihan tentang pembuatan suatu produk yang dapat mengurangi limbah dari proses pengolahan minyak inti sawit. Oleh karena itu, upaya pemanfaatan minyak inti sawit tersebut sangat dibutuhkan, salah satunya melalui pelatihan pembuatan sabun dari limbah proses pengolahan minyak inti sawit agar menambah wawasan bagi kelompok tani. Dari program ini, masyarakat telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan terutama terkait pemanfataan potensi sumber daya alam lokal atau limbah kelapa sawit sebagai produk kosmetik sehari-hari.
Training on Making Aromatherapy Candles From Essential Oil of Galam Leaves (Melaluca sp) as a Housefly Repellent: Pelatihan Pembuatan Lilin Aroma Terapi dari Minyak Atsiri Daun Galam (Melaluca sp) Sebagai Repelen Lalat Rumah Lilis Rosmainar; Rasidah; Karelius; Tia Monika
NAWASENA : JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE Vol. 1 No. 01 (2023): Vol 01 No 01 2023
Publisher : NAWASENA : JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat-obatan dapat dijadikan sebagai obat herbal, seperti tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak ini bersifat volatil atau mudah menguap dan sering disebut volatile oil. Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri adalah (Melaleuca cajuputi), sering disebut Gelam atau Galam. Penyakit yang dapat dicegah dengan menggunakan minyak atsiri salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh lalat rumah (Musa domestica). Dilakukan pelatihan pembuatan lilin aroma terapi dengan menggunakan minyak atsiri dari daun tanaman galam. Minyak atsiri dari daun galam diperoleh dengan melakukan proses isolasi menggunakan destilasi sederhana. Diperoleh minyak atsiri dengan bau yang khas dan berwarna coklat bening. Minyak atsiri ditambahkan ke dalam lilin. Pembuatan lilin dilakukan dengan menggunakan palmwax dan dihasilkan lilin dengan berbagai macam bentuk dan warna. Pelatihan pembuatan lilin memberikan pengetahuan umum bagi masyarakat kelurahan Kalampangan. Masyarakat mengikuti pelatihan dengan sangat antusias yang dapat dilihat dari pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat. Diharapkan dengan adanya pelatihan pembuatan lilin, masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat rumah atau dengan kata lain, lilin dapat digunakan sebagai repelan lalat rumah.
Pelatihan Perencanaan Bisnis untuk Meningkatkan Minat Wirausaha Siswa SMA 4 Palangka Raya Septaria Yolan Kalalinggi; Dicky Perwira Ompusunggu; Rasidah
Journal of Appropriate Technology for Community Services Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jattec.vol5.iss2.art4

Abstract

Entrepreneurship is an indicator in seeing the progress of a nation and state. To become a developed country requires a minimum of 20% of entrepreneurs from the total workforce, while Indonesia is still below 8%. Therefore, the core of this community service program is to inspire the spirit of entrepreneurship from an early age to students. Hopefully, in the future, these students will become skilled and competent entrepreneurs. Technically, this entrepreneurship service is to provide a theoretical and practical understanding of entrepreneurship to teenagers, especially students of State Senior High School 4 Palangka Raya. This training is expected to be a provision for them after graduating from school, if they want to start their own business. The method involves training with various materials and visual materials related to entrepreneurship. At the beginning of the activity, students were given an understanding of entrepreneurship in theory, namely the history of entrepreneurship, business theory, financial statements, and business feasibility studies. After that, participants were given an understanding of entrepreneurship through speakers who came from practitioners / entrepreneurs. The material from the practitioner is the experience and tips of entrepreneurship. Then this activity was continued with questions and answers between participants and speakers. Evaluation was conducted through a pre-test (before material exposure) and post-test (after material exposure and Q&A) to measure students' understanding and interest in entrepreneurship. Before receiving the training, participants may feel afraid or hesitant regarding the risks that may arise during entrepreneurship. However, after receiving the training, students began to feel more confident and realized the positive impact they could experience if they were involved in entrepreneurship. This can also be seen from the increase in understanding by 36% of all participants.