Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan jenis kearifan lokal yang terdapat pada novel Sang Maha Sentana karya Filiananur dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data unsur kearifan lokal pada novel berjudul Sang Maha Sentana karya Filiananur berbentuk kutipan kalimat pada tuturan para tokoh dan narasi dari penulis. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan teknik baca dan catat. Langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1) Membaca data penelitian secara berulang-ulang, 2) Membaca dan menelaah berbagai literatur dan dokumen untuk memastikan kecukupan referensi, 3) Melakukan pengamatan secara cermat dan teliti sesuai aspek-aspek sosiologi sastra Ian Watt, dan 4) Menarik kesimpulan. Data penelitian ini dianalisis sesuai dengan aspek-aspek sosiologi sastra Ian Watt. Hasil temuan penelitian diharapkan mampu berkontribusi pada literatur umum mengenai sosiologi sastra, menjadi alat untuk melestarikan kearifan lokal, dan sebagai media pembelajaran khususnya untuk pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa, guru, dan lembaga pendidikan.Representation of Local Wisdom in Filiananur's Novel Sang Maha Sentana: A Study of Literary Sociology This study aims to describe the form and type of local wisdom contained in the novel Sang Maha Sentana by Filiananur using a descriptive qualitative method. The data of local wisdom elements in the novel Sang Maha Sentana by Filiananur are in the form of quotations from the characters' speech sentences and narratives from the author. The data collection technique for this research is using reading and note-taking techniques. The research steps are as follows: 1) reading the research data repeatedly, 2) reading and reviewing various literature and documents to ensure the adequacy of references, 3) making careful and thorough observations according to Ian Watt's aspects of literary sociology, and 4) drawing conclusions. The data in this research analyzed according to Ian Watt's aspects of literary sociology. The research findings are expected to contribute to the general literature on literary sociology, become a tool to preserve local wisdom, and as a learning medium, especially for Indonesian language lessons for students, teachers, and educational institutions.