Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI MARKETING TERHADAP KOMPETISI ES BATU IKAT LEBIH DIBUTUHKAN DARI PADA ES KRISTAL DI WILAYAH DESA JAGALAN BANTUL Nurwahyudi, Muhammad Robi; Mahsun, Mohammad; Nurcahyo, Budi; Budiyati, Kuntari; Dewi, Nafisa Rahma
Jurnal Pengabdian Masyarakat Widya Wiwaha Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Widya Wiwaha
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Widya Wiwaha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32477/jpm.v2i2.995

Abstract

Teknologi sekarang ini berkembang sesuai kebutuhan manusia. Dari yang mulai simpel maupun yang rumit. Kebutuhan es batu saat ini tumbuh sejajajar dengan junlah tempat usaha atau kuliner dengan konsep outlet minuman atau juga makanan berat.untuk outlet dicontohkan seperti es kepal, es juice, es teh jumbo, dan minuman-minuman lainnya, sedangkan untuk makanan berat dicontohkan seperti halnya bakso, mie ayam, soto dan makanan berat lainnya (Sujatmiko et al., 2022). Dari rata-rata kebutuhan setiap tempat usaha minimal 3 pack atau kalau untuk es batu ikat setara dengan 3 plastik atau dalam rupiah Rp. 15.000,- sedangkan untuk es Kristal dibutuhkan minimal 4 plastik atau setara dengan Rp 50.000,-. Keawetan lebih awet es batu ikat, dikarenakan prosesnya lebih panjang dari pada es batu Kristal. Dengan metode desrkripsi tersebut kegiatan pengabdian masyarakat dengan obyek kompetisi es batu ikat dan es batu Kristal dapat mengahasilkan strategi untuk mempertahankan marketnya.
PEMBANGUNAN BIODIGESTER BIRU UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI HIJAU Syaflan, Meidi; Ambarwati, Lilik; Rahmawati , Ika; Yuliono, Yuliono; Dewi, Nafisa Rahma; Anisa, Siti Nur; Suciyati, Milka Natalia
Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper STIE Widya Wiwaha Vol 1 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper STIE Widya Wiwaha
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32477/semnas.v1i1.792

Abstract

Energi bersih, murah yang terbarukan serta berkelanjutan adalah prasyarat untuk pengembangan ekonomi hijau. Ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon adalah aktivisas ekonomi dan pembangunan yang mendorong pertumbuhan dan meningkatkan kesejahteraan sosial dengan tetap menjaga kualitas lingkungan. Ekonomi hijau didalam dokumen perencanaan telah dimasukkan dalam RPJMN 2020-2024 dengan tiga prioritas yaitu peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim serta pembangunan rendah karbon untuk menuju ekonomi hijau dan berkomitmen dengan menetapkan target Net Zero Emission pada tahun 2060. Terdapat lima penyumbang emisi karbon, yaitu kehutanan dan lahan pertanian, energy dan transportasi, limbah serta proses industri dan penggunaan produk. Khusus untuk sumber emisi yang berasal dari lahan pertanian antara lain berasal dari penggunaan input faktor usaha tani pabrikan non organic berupa pupuk maupun obat-obatan yang tidak ramah lingkungan, limbah hasil pertanian.salah satu limbah hasil pertanian adalah limbah kotoran ternak yang dipelihara petani baik untuk tujuan komersil maupun hanya sebatas untuk kesenangan atau sebagai tabungan hidup yang banyak dilakukan masyarakat desa. Limbah ternak yang tidak dikelola secara baik selain menurunkan kualitas sanitasi lingkungan pemukiman juga berkontribusi pada terjadinya efek rumah kaca melalui gas metana yang dipaparkan oleh limbah tersebut karena penipisan lapisan ozon yang berakibat kepada pemanasan global.