., Syaoki
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kepemimpinan Wanita dalam Surat An-Nisa’: 34 (Studi Komparatif Tafsir Ibnu Katsir & Tafsir Al-Mishbah) ., Syaoki; Arifin, Syamsul
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandangan Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Quranul Adzim mengenai kepemimpinan wanita, beliau sangat tegas melarang perempuan menjadi pemimpin dalam semua sektor, baik dalam ranah publik ataupun domestik. Hal ini didasarkan pada teks surat an-nisa’ ayat 34 dan dikuatkan dengan hadits riwayat Abu Bakrah yang menyatakan bahwa “Tidak akan beruntung suatu kaum yang urusan mereka dipegang oleh seorang wanita”. Sedangkan M. Quraish Shihab tidak menentang perempuan untuk menjadi pemimpin dalam ranah publik selama ia mempunyai kepampuan untuk memimpin dan tidak mengabaikan tugas pokoknya sebagai istri.
Tradisi Pembacaan Surat Al-Mulk dalam Arisan Lailatul Ijtima’ MWCNU Kec. Bluto Kab. Sumenep (Studi Living Qur’an) ., Syaoki; Sadewa, Mohammad Aristo
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi pembacaan Surah al-Mulk di arisan lailatul ijtima’ MWCNU Kec. Bluto Kab. Sumenep, merupakan sebuah kegiatan rutin yang diterapkan dalam arisan sebagai isi dari setiap perkumpulan berlangsung. tradisi yang didasari oleh kemuliaan Al-Qur’an dan keutamaan Surah al-Mulk yang diyakini oleh anggota di arisan tersebut. Di dalam tradisi ini, memiliki nilai-nilai agama dan sosial hidup anggota arisan lailatul ijtima’ MWCNU Kec. Bluto Kab. Sumenep, serta menyimpan barokah dariAl-Qur’an. Tradisi pembacaan Surah al-Mulk disepakati oleh 7 orang tokoh yang ada di Kec. Bluto, yang di ajukan oleh K. Fadal Gingging agar bisa diterapkan dalam arisan lailatul ijtima’ MWCNU Kec. Bluto Kab. Sumenep. Surah al-Mulk yang di usulkan tidak hanya berlandaskan pada kemauan semata akan tetapi hal ini diarahkan pada manfaat (faedah) pembacaan Surah al-Mulk, yang diyakini sebagai penghalang siksa kubur kelak serta beberapa manfaat lainnya dan menjadi pahala bagi setiap orang yang membaca Al-Qur’an.Tradisi ini diterapkan sejak diadakanya arisan lailatul ijtima’ MWCNU Kec. Bluto Kab. Sumenep yang diawali dengan perbincangan kecil di Podok Pesantren Nurul Huda Pakandangan Barat tepatnya dirumah alm. K. Sufyan Nawawi. Pada saat bincang kecil yang dilakukan dan di hadiri oleh 7 orang diantaranya K. Fathor Kokkoan Kapedi, K. Fadhal Gingging, dan 3 orang lainnya. Sejak tahun 2012 sampai saat ini arisan berjalan sesuai dengan keinginan yang rencanakan dari awal.
Konsep Kebahagiaan dalam Surah Al-Insyirah Ayat 1-8 Analisis Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka ., Syaoki; Imamah, Nurul
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa konsep kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat adalah dengan senatiasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup terutama kebutuhan primer, menekan atau mengurangi kebutuhan, dimana kebutuhan di sini adalah kebutuhan sekunder. Karena jika kebutuhan primer yang dikurangi kebahagiaan tidak akan terwujud. Namun kedua cara ini sulit mewujudkan kebahagiaan jika tidak diimbangi dengan rasa syukur yang ditopang suasana batin dengan sikap sabar dan qonaah. Kedua sikap ini akan mampu meredam kondisi yang menimbulkan kegelisahan dalam hidup meskipun tidak dalam keadaan harta melimpah. Sedangkan konsep kebahagiaan dalam kajian tafsir al-Azhar surah al-Insyirah meliputi: pertama, puncak kebahagiaan yang sesungguhnya adalah mengenal Allah dengan iman. Kedua, berlapang dada atas ketentuan Allah. Ketiga, adalah meyakini bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Keempat, beserah diri kepada Allah setelah melakukan ikhtiyar dengan sungguh-sungguh. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak cukup hanya diukur dengan harta benda dan tahta. Dan utuk mendapatkan kebahagiaan sebagaimana dalam kajian tafsir al-Azhar manusia harus beragama, memiliki otak dan budi, sehat jasmani dan rohani, memiliki harta benda yang cukup.