Kasus Stunting di Wonosobo masih terbilang cukup tinggi, hal tersebut dapat diperoleh dari data berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGMB), yakni masih di atas 20 % namun berdasarkan dari penimbangan serentak yang dilakukan pada Februari 2022, data manual angka stunting sudah turun menjadi 12,6 % sesuai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Wonosobo. Sedangkan target nasional angka stunting sendiri pada tahun 2024 di angka 14%, dengan ini dapat dinyatakan bahwa Kabupaten Wonosobo telah dibawah target Nasional. Permasalahan stunting di Wonosobo perlu mendapatkan perhatian khusus. Terlebih dengan adanya pandemic Covid-19 yang tak kunjung usai, masalah ini tentunya sangat berdampak pada perekonomian warga dan cenderung kurang maksimal dalam memberikan ataupun memantau status gizi dan perkembangan kesehatan anak. Dapat dikatakan bahwa 1000 hari pertama kehidupan menjadi penentu perkembangan anak yang tentunya sangat sensitive. Sebab dari dampak tak tercukupnya kebutuhan gizi anak, akan bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Berdasarkan hasil rekapitulasi keluarga berresiko stunting di desa Tieng kecamatan Kejajar terdapat 299 keluarga sasaran stunting dan terdapat 276 keluarga yang berresiko stunting dengan mayoritas mata pencaharian sebagai petani. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stunting dan monitoring perkembangan anak kepada masyarakat desa Tieng Kecamatan Kejajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah edukasi dan evaluasi. Penelitian ini berdampak pada munculnya kesadaran orang tua dalam menunjang pemenuhan gizi bagi anak, khususnya selama 1000 hari pertama kehidupan baik pemenuhan gizi dari ibu yang mengandung bahkan memberikan wawasan kepada para remaja yang kelak akan menjadi ibu. Penelitian ini berdampak pada meningkatnya pengetahuan warga mengenai penanganan stunting sebesar 54 %.