Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan geologi dan studi fasies Formasi Alas di daerah Kecamatan Leuser dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh Maulana, Rizki; Setiawan*, Bambang; Rozalli, Muhammad; Nugraha, Gartika Setiya; Rusydy, Ibnu
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 4 (2024): December 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i4.43423

Abstract

Kecamatan Leuser adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, dimana peta geologi pada daerah ini masih merujuk pada informasi geologi regional Lembar Medan tahun 1982. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi geologi di daerah penelitian berupa struktur geologi, sejarah geologi dan geomorfologi daerah penelitian serta menganalisis fasies pada daerah penelitian dengan mengidentifikasi kondisi fisik sedimen di lapangan. Pemetaan geologi adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi geologi yang terdapat dalam suatu daerah penelitian yang menggambarkan penyebaran batuan, struktur, dan kenampakan morfologi bentang alam. Proses pemetaan ini dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan, melakukan pengamatan singkapan batuan dan pengambilan sampel batuan pada singkapan. Kegiatan yang dilakukan di lapangan berupa pemetaan geologi, pengukuran measured section singkapan Formasi Alas, dan pengambilan sampel batuan dari singkapan Formasi Alas sebagai keperluan penelitian lebih lanjut di laboratorium. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur terkait dengan kondisi geologi regional daerah Leuser, dan pengolahan data pemetaan yang didapat dengan menggunakan software. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batupasir berlapis, satuan perselingan batupasir dengan batulanau dan satuan batugamping. Satuan batupasir berlapis dan satuan perselingan batupasir dengan batulanau termasuk kedalam Formasi Alas (Ppa) dengan umur Karbon Akhir. Satuan batugamping termasuk kedalam Anggota Batugamping (Ppal) dengan umur Trias Awal. Sebaran fasies pada daerah penelitian berdasarkan analisa dan interpretasi data terdiri atas fasies mud flat, mixed flat, sand flat dan tidal channel yang termasuk ke dalam lingkungan pengendapan tidal flat.
Analisis geokimia batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik Harith, Farid; Nugraha, Gartika Setiya; Setiawan*, Bambang; Putra, Hidayat Syah; Adrian, Fahri; Rozalli, Muhammad
Acta Geoscience, Energy, and Mining Vol 3, No 3 (2024): September 2024
Publisher : Departemen Teknik Kebumian Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/actaGEM.v3i3.36747

Abstract

Batuan induk adalah tempat dimana hidrokarbon terbentuk. Analisis potensi batuan induk adalah suatu tahapan awal yang penting dilakukan untuk mengetahui apakah batuan induk tersebut menguntungkan atau tidak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Penelitian ini akan melakukan analisis potensi batuan induk pada batuan paleozoik dan mesozoik. Metode yang digunakan dalam analisis potensi batuan induk yaitu metode analisis total organic carbon (TOC), metode rock eval pirolisis (REP) dan metode vitrinite reflectance (VR). Metode-metode ini digunakan untuk menentukan kandungan hidrokarbon, kematangan hidrokarbon, dan tipe kerogen yang terdapat pada suatu batuan induk. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat dan pemerintah di kemudian hari. Tatanan geologi daerah penelitian terdiri atas satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir, satuan batuserpih dan satuan batugamping. Satuan batuserpih sisipan batupasir, satuan batulanau, satuan batupasir dan satuan batuserpih termasuk kedalam Formasi Alas dengan umur Karbon Akhir. Sedangkan satuan batugamping termasuk kedalam anggota batugamping Formasi Alas dengan umur Triasic Awal. Jumlah sampel batuan yang dianalisis berjumlah 29 sampel batuan. Berdasarkan analisis geokimia ditentukan 25 sampel batuan tergolong miskin TOC, 2 sampel batuan tergolong cukup, 1 sampel batuan tergolong sangat baik dan 1 sampel batuan tergolong istimewa(?). Terdapat 15 sampel batuan tergolong kematangan lewat matang, 2 sampel batuan telat matang, 1 sampel batuan belum matang dan 11 sampel lainnya tidak dapat ditentukan kematangannya. Seluruh sampel batuan dianalisis tergolong tipe kerogen III.