The abundant waste in Bulu Ulaweng Village, Bone Regency, South Sulawesi—particularly cow urine from community livestock—is further exacerbated by unprocessed rice husk waste. This community service initiative aims to provide solutions for Working Group (Pokja) IV Desa Sehat, Bulu Ulaweng Village, by transforming cow urine and rice husk waste into bio-urine through fermentation. The implementation method is participatory, involving three main stages: counseling, training, and mentoring. The results showed a 90% increase in participants' knowledge. Before the program, their understanding of the benefits of cow urine and rice husk waste was only 10%. Skills in production and marketing increased by 100% and 90%, respectively. Prior to the service, participants had almost no knowledge of production and marketing (0% and 10%, respectively). The impact of this community service is significant—it enhances skills and empowers participants, making them more capable. This initiative also presents a potential business opportunity by converting cow urine and rice husk waste into high-value products. It supports the Bulu Ulaweng Village government’s efforts to provide self-sufficient alternative fertilizers, leveraging local potential for sustainable development. Additionally, this effort contributes to reducing cow urine and rice husk waste, aligning with Sustainable Development Goal (SDG) No. 3, which focuses on healthy and prosperous communities. Kuantitas limbah yang sangat melimpah di desa Bulu Ulaweng Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang belum mampu dipecahkan adalah urin sapi dari ternak masyarakat dan semakin diperparah oleh limbah sekam padi yang selama ini hanya dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Oleh karena itu, melalui pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi dan inovasi kepada Kelompok Kerja (Pokja) IV Desa Sehat Desa Bulu Ulaweng melalui transformasi urin sapi kombinasi limbah sekam padi menjadi bio urin melalui proses fermentasi. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah participatory by doing yang dilaksanakan dengan tiga tahapan utama yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada mitra. Hasil yang dicapai menunjukkan peningkatan Pengetahuan mitra meningkat sebesar 90%. Sebelum pengabdian, pengetahuan mitra tentang manfaat urin sapi dan limbah sekam padi hanya 10%. Produksi dan keterampilan pendukung (pemasaran) meningkat masing-masing sebesar 100% dan 90%. Sebelum pengabdian, pengetahuan mitra tentang produksi dan keterampilan pendukung hampir tidak ada (0%), dan pengetahuan tentang pemasaran hanya 10%. Oleh karena itu, dampak dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan keterampilan dan pemberdayaan mitra, sehingga mitra menjadi lebih berdaya. Pengabdian ini memberikan peluang usaha yang sangat potensial dengan meningkatkan add value urin sapi dan limbah sekam padi menjadi produk bernilai komersial tinggi. Hal ini mendukung pemenuhan pupuk mandiri alternatif oleh pemerintah Desa Bulu Ulaweng, berbasis potensi lokal untuk pembangunan berkelanjutan. Selain itu, upaya ini juga membantu mengurangi limbah urin sapi dan sekam padi, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sustainable Development Goals (SDGs) No. 3, yaitu desa sehat dan sejahtera.