Penjadwalan merupakan kegiatan operasional dalam suatu produksi dalam mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan pembuatan suatu produk atau jasa dapat diproduksi dengan tepat waktu dan tepat jumlah dengan biaya yang efisien guna mendukung peningkatan profitabilitas perusahaan. Penjadwalan dalam kegiatan produksi diperlukan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas untuk menghindari pemborosan biaya produksi dalam memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan sejauh ini belum mampu memenuhi permintaan dari konsumen sehingga harus melakukan penambahan waktu kerja lembur (over time). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemenuhan permintaan konsumen dan meminimalkan biaya produksi. Pada penelitian ini, digunakan metode aggregate planning dengan cara menghitung dari metode Moving Avarage dan Regresi Linear untuk dijadikan perbandingan menggunakan ukuran akurasi data peramalan. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan kedua model peramalan, berikutnya dilakukan perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan penambahan waktu kerja lembur. Perbandingan hasil dari kedua model tersebut digunakan untuk mengetahui model manakah yang memiliki biaya paling minimum yang dapat memenuhi permintaan konsumen. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan aggregate planning dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan jumlah tenaga kerja lebih efisien dibandingkan dengan penambahan waktu kerja lembur. Dari keduanya didapatkan selisih biaya antara penambahan tenaga kerja sejumlah Rp. 18.250.000 sedangkan untuk penambahan waktu kerja lembur sejumlah Rp. 23.232.500. Dengan demikian, dipilih penambahan jumlah tenaga kerja agar menghindari biaya over time dengan selisih sejumlah Rp. 3.982.500.