Ambarwati Ambarwati
Akperkrida

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK A. DENGAN GASTROENTRITIS DI RUANG BOUGENVILLE 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS U Syuibah; Ambarwati Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v2i1.8

Abstract

Diare bisa mengakibatkan terjadinya penurunan kebutuhan cairan dikarenakan ketika saraf dalam devisi sakrum dan mensarafi separuh distal usus besar, saraf parasimpatis mengeluarkan asetilkolin dan merangsang pelepasan muatan plexus mesentrikus. Hal ini akan mempercepat peristaltik (Hiperperistaltik) dan percampuran makanan sehingga timbul diare.Penanganan yang tepat dalam mengatur keseimbangan cairan pasien salah satunya adalah memantau IWL (insensible water loss), intake dan output pada pasien setiap hari, selain itu mengukur dan memantau masukan dan haluaran cairan setiap harinya. Dengan tujuan memantau keseimbangan cairan antara yang masuk dengan yang keluar. Akibat kehilangan cairan yang berlebih tubuh anak mengalami kekurangan cairan, dan jika dibiarkan hal ini dapat mengakibatkan terjadi syok hipovolemik, syok hipovolemik merupakan kondisi dimana sistem kardiovaskuler gagal melakukan perfusi ke jaringan dengan adekuat,akibatnya jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.
TERAPI RELAKSASI TEKNIK NAFAS DALAM (DEEP BREATHING) DALAM MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II rizki maulia; Ambarwati Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v4i2.35

Abstract

Diabetes Melitus Tipe II atau yang disebut Non Insulin Dependent Diabetes (NIDDM) atau diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin yang disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin, faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Melitus Tipe II adalah usia, obesitas, riwayat dan keluarga. Tujuan dari studi kasus ini menggambarkan dan mendeskripsikan terapi relaksasi teknik nafas dalam (deep breathing) untuk menurunkan kadar gula darah pada pasien Diabates Melitus Tipe II. Metode penulisan ini menggunakan rancangan studi kasus evaluasi mengenai terapi relaksasi teknik nafas dalam dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil yang diperoleh saat pengkajian memiliki keluhan yang sama yaitu stress yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi meningkat/tinggi sehingga dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi nafas dalam. Hal ini menunjukan bahwa penerapan teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus tipe II sangat efektif dikarenakan dapat merilekskan dan mengurangi stress sehingga kadar gula darah dapat turun.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI POSYANDU DESA SINGOCANDI KEC.KOTA KAB. KUDUS Ambarwati Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v3i1.19

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi tentang teknik menyusui yang benar di Posyandu Desa Singocandi Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dengan responden 45 ibu menyusui. Hasil penelitian tentang karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden adalah usia 20-35 tahun, pendidikan setingkat SLTA, pekerjaan karyawan swasta. Gambaran pengetahuan pengertian teknik menyusui yang benar 25 responden cukup baik (55,6%).Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang macam-macam teknik menyusui yang benar 25 responden cukup baik(55,6%). Gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang masalah yang berkaitan dengan ibu menyusui 24 responden cukup baik (53,3%).Gambaranpengetahuan tentang teknik menyusui yang benar adalah pengetahuan baik sebanyak 11 orang (24,5%), pengetahuan cukup baik 29 orang atau (64,4%), pengetahuan kurang baik 5 orang atau (11,1%), pengetahuan tidak baik 0 orang atau (0%) yang bisa di pengaruhi oleh pendidikan dan informasi di sekitar responden. Hasil tersebut membuktikan bahwa gambaran pengetahuan mayoritas adalah cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian peneliti menarik kesimpulan Mayoritas pengetahuan ibu yang memiliki bayi tentang teknik menyusui yang benar di Posyandu Desa Singocandi Kecamatan Kota Kabupaten Kudus adalah cukup baik
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAMPADA PASIEN KALA I PERSALINAN DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS M K Nifa; Ambarwati Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v3i2.25

Abstract

Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui pemberian teknik relaksasi nafas dalam pada pasien kala I persalinan. Penelitian dilaksanakan dengan observasi dan wawancara pada ibu yang akan melahirkan (inpartu) yang dirawat di ruang Bersalin RSUD Kudus. Hasil obverasi menunjukkan bahwa nyeri karena adanya kontraksi pada uterus, pada fase yang kedua kala I, periode dilatasi maksimal, fase ini berlangsung dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase yang ketiga periode deselerasi, fase ini berlangsung pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya nyeri.Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh ibu bersalin, salah satu diantaranya adalah melakukan teknik relaksasi nafas dalam. Tehnik relaksasi adalah salah satu tehnik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan.
GAMBARAN PENERAPAN INISIASI MENYUSUI DINI PADA IBU BERSALIN Ambarwati Ambarwati; antin yohana
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v5i1.49

Abstract

Abstract Early breastfeeding initiation is a skin to skin action between infants and mothers by way of directly placing newborn infants in their mother's breasts and letting the baby crawl to find mothers breast feeding (approximately 60 minutes) to improve maternal and infant closeness. Early breastfeeding initiation is performed immediately at birth, without delaying the activity of weighing or measuring the baby. Babies also should not be cleaned, just dried. A description of knowledge about early breastfeeding initiation in well matched maternal women, focusing on its purpose for maternal and infant closeness. The description of attitude about the implementation of early breastfeeding initiation strongly support the initiation of early breast feeding. The description of the practice of early breastfeeding initiation in maternal mothers is good and appropriate standard operating procedures in the delivery room. Appropriate and support government regulation to succeed exclusive breastfeeding and in order to reduce maternal and infant mortality. The benefits of Early breastfeeding initiation management include lowering infant mortality, preventing infant hypothermia, early immunization, strengthening the mother's and children's inner bonds, preventing allergic diseases, stimulating the release of the hormone oxytocin, reducing postpartum maternal bleeding, stimulating the psychomotor development of infants, reducing the risk of developing breast and ovarian cancers in the mother. Key notes : breast feeding , early breastfeeding initiation, maternal women,   Intisari Inisiasi menyusui dini adalah suatu tindakan kulit ke kulit antara bayi dan ibu yang dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir didada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan putting susu ibu menyusu (lebih kurang 60 menit) untuk meningkatkan kedekatan ibu dan bayi. Inisiasi menyusui dini dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan. Gambaran pengetahuan tentang inisiasi menyusui dini pada ibu bersalin kategori baik, berfokus pada tujuannya untuk kedekatan ibu dan bayi. Gambaran sikap tentang penerapan inisiasi menyusui dini sangat mendukung dilaksanakan inisiasi menyusui dini pada ibu bersalin. Gambaran praktik penerapan inisiasi menyusui dini pada ibu bersalin sudah baik dan sesuai standar operasional prosedur di ruang bersalin. Sesuai dan mendukung peraturan pemerintah untuk mensukseskan ASI Eksklusif serta dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Manfaat dari penatalaksanaan Inisiasi menyusui dini yaitu menurunkan angka kematian bayi, mencegah hipotermia bayi, imunisasi dini, mempererat ikatan batin ibu dan anak, mencegah penyakit alergi, merangsang pengeluaran hormon oksitosin sehingga mengurangi perdarahan ibu postpartum, merangsang perkembangan psikomotorik bayi, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan ovarium pada ibu. Kata kunci: Ibu Bersalin, Inisiasi Menyusui Dini, Kedekatan ibu dan bayi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH DINI (KPD) PADA NY.S DENGAN KEHAMILAN KURANG DARI 37 MINGGU di RUMAH SAKIT ISLAM SUNAN KUDUS N L Safitri; Ambarwati Ambarwati
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v4i1.29

Abstract

Penulisan ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini (KPD). Studi ini dilaksanakan dengan observasi dan wawancara pada ibu hamil kurang dari 37 minggu yang dirawat di ruang Bersalin RSI Sunan Kudus. Hasil obverasi menunjukkan bahwa cairan keluar dengan kualitas banyak dan warna keruh. Pada pemeriksaan USG didapatkan data Oligohidramnion. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan KPD adalah umur ibu, umur kehamilan, gravida, paritas, pekerjaan, faktor obstetrik, faktor pendidikan dan sosial ekonomi yang dapat menimbulkan berbagai masalah seperti infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan premature, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea atau gagalnya persalinan normal.