Elank Jatadris
Universitas Negeri Padang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Makna Bahasa Simbol Dalam Pola Interaksi Antara Pengedar Dan Pemakai Ganja Di Nagari Durian Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota Elank Jatadris; Delmira Syafrini; Lia Amelia
Jurnal Perspektif Vol 8 No 1 (2025): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v8i1.1088

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan ganja di Sumatera Barat. Hal ini menarik diteliti karena dalam melakukan transaksi jual beli ganja pengedar dan pemakai menggunakan bahasa simbol. Bahasa simbol merupakan interaksi yang penting dalam transaksi jual beli ganja dikarenakan hanya diketahui oleh pengedar dan pemakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna bahasa simbol yang digunakan dalam proses interaksi sosial antara pengedar dan pemakai ganja di Sumatera Barat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan informan menggunakan teknik Snowball Sampling berjumlah 15 orang terdiri dari pengedar, pemakai, pihak kepolisian dan tokoh masyarakat. Pengambilan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta memakai analisis data model Miles dan Huberman. Penelitian dilakukan dari tanggal 7 Agustus sampai 8 oktober 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa simbol yang digunakan oleh pengedar dan pemakai ganja yaitu; pertama simbol meminta; “bantu la lu”, “agie la lu”. Kedua simbol mengajak; “mula ko lai nyie a”, “mula lin la le”. Ketiga simbol ganja; “bruhud”, “brehe”, “ocong”, “palomak lolok”, “daun koyiang”. Keempat simbol nama tempat jual beli dan mengkonsumsi ganja; “hongkong”, “jopang”, “LK”. Penggunaan bahasa simbol tersebut dalam transaksi narkoba tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga memperkuat jaringan sosial di antara pengedar dan pemakai. Berbeda dari penelitian sebelumnya menyoroti pola konsumsi narkoba, penelitian ini lebih spesifik dalam menganalisis bahasa simbol dalam transaksi ganja di Sumatera Barat, yang belum banyak dikaji dalam konteks interaksi sosial menggunakan teori Interaksionisme Simbolik.