Cahyadi, Tio Natalia Sari
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMAJINASI PETA MENTAL PENYANDANG DISABILITAS NETRA TERHADAP KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG Cahyadi, Tio Natalia Sari; Purwanto, Edi; Widjayanti, Widjayanti
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE Juni 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The Simpang Lima area is the center and icon of Semarang City, in the form of a public space that has various legitimacy and imaginability in the minds of each observer. In this study, the visually impaired person were selected as a sample of observers, highlighting how visually impaired person are able to recognize elements of urban identity in their own way. Using a qualitative descriptive approach method to find out how these elements of urban identity can be understood from the area structure by exploration, as well as how they feel after they experience a process of interaction in that environment. The data used in this study were obtained from interviews with several sources, including persons with visual disabilities as the main informants and administrators of the disability community and the Semarang city government as supporting informants. In addition, this research is also supported by data from various other literature related to visual disabilities and the development of the Simpang Lima area and is supported by the image of the city theory, mental maps or spatial cognition and neuroscience theory.The research results have proven, that the elements of identity in the image of a city that stand out and can be recognized by Visually Impaired Person are Landmarks and Path elements. That the image of the city's environment, ease of access, availability of facilities, involvement in the planning process, and adequate navigational features are very important in increasing the ability of Visually Impaired Person to be orientated. In addition, psychological factors such as feelings of security and comfort also play an important role in influencing the breadth of the exploration area for Visually Impaired Person. On the other hand, using a neuroscience theory approach shows that the brain's nervous system of Visually Impaired Person has the ability to process multisensory information from the built environment, including tactile and auditory information which will then produce emotional and meaningful responses to the built environment. There is also a relationship between past memory and the ability of Visually Impaired Person to recognize elements of urban identity, and the concept of attachment to a place can also influence the perception of Visually Impaired Person. This research provides enrichment of insights for planning a more inclusive and sustainable urban environment.The research area in this study is limited to the area along the Simpang Lima Semarang roundabout to a 100meter radius on the five road branches.Keyword: Visually Impaired Person, Mental Mapping, Simpang Lima Semarang AreaAbstrak: Kawasan Simpang Lima merupakan pusat Kota Semarang, berupa ruang publik yang memiliki legibilitas dan imajibilitas yang beragam dalam benak masing-masing pengamatnya. Pada penelitian ini dipilihlah para penyandang disabilitas netra yang akan menjadi sample pengamat, mengangkat akan bagaimana para penyandang disabilitas netra dengan keterbatasannya mampu mengenali akan elemen identitas perkotaan dengan cara mereka sendiri. Menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengetahui bagaimana elemen identitas perkotaan tersebut dapat dihapami dari sebuah struktur kawasan dengan cara penjelajahan peyandang disabilitas netra, serta bagaimana perasaan yang dirasakan dalam benak penyandang disabilitas netra setelah mereka mengalami suatu proses interaksi dalam lingkungan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa sumber, diantaranya ialah para penyandang disabilitas netra sebagai informan utama dan pengurus komunitas disabilitas serta pemerintah kota semarang sebagai informan pendukung. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh data dari berbagai literatur lain yang berkaitan dengan disabilitas netra serta perkembangan Kawasan Simpang Lima dan didukung oleh teori citra kota, peta mental atau kognisi spasial dan teori neuroscience. Hasil penelitian telah membuktikan, bahwa elemen identitas dalam citra sebuah kota yang menonjol dan dapat dikenali oleh para penyandang disabilitas netra ialah elemen Landmarks dan Path. Bahwa citra lingkungan kota, kemudahan akses, keberadaan fasilitas, keterlibatan dalam proses perencanaan, serta fitur navigasi yang memadai sangat penting dalam meningkatkan kemampuan penyandang disabilitas netra untuk dapat berorientasi.  Selain itu, faktor psikologis seperti perasaan aman dan nyaman juga berperan penting dalam mempengaruhi luas jangkauan area penjelajahan penyandang disabilitas netra. Disisi lain, dengan menggunakan pendekatan teori neuroscience menunjukan bahwa sistem saraf otak para penyandang disabilitas netra memiliki kemampuan untuk memproses informasi multisensori dari lingkungan binaan, termasuk informasi taktil serta auditif yang kemudian akan menghasilkan respon emosi dan pemaknaan terhadap lingkungan binaan tersebut. Terdapat pula hubungan antara memori/kenangan masa lampau dan kemampuan penyandang disabilitas netra dalam mengenali elemen identitas perkotaan, serta konsep kelekatan pada sebuah tempat juga dapat mempengaruhi persepsi penyandang disabilitas netra. Penelitian ini memberikan pengkayaan wawasan bagi perencanaan lingkungan perkotaan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Gambaran imajinasi peta mental yang digali pada penelitian ini mencakup pada area jalan disepanjang bundaran Kawasan Simpang Lima Semarang hingga radius 100meter pada kelima cabang jalannya.Kata Kunci: Disabilitas Netra, Peta Mental, Kawasan Simpang Lima Semarang