Widyatama Fanmira
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI KETERSEDIAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI MANUMUTI, KABUPATEN KUPANG Widyatama Fanmira; Soebagio Soebagio
axial : jurnal rekayasa dan manajemen konstruksi VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL TAHUN 2024
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/axial.v12i1.3646

Abstract

Irigasi Manumuti merupakan sistem irigasi yang bersumber dari sungai Manikin, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Data hujan diambil dari Pos Hujan Tarus untuk pengamatan tahun 2002-2021. Karena kekurangan udara pada beberapa tahun sebelumnya, musim tanam irigasi Manumuti pada tahun 2016 dan 2019 tidak berhasil. Untuk mengetahui sejauh mana sungai Manikin dapat mengairi daerah irigasi Manumuti, perlu dilakukan perhitungan ketersediaan air di sungai Manikin dengan metode FJ Mock dan NRECA yang dikalibrasi dengan pengukuran debit langsung di sungai. Hasil kalibrasi menunjukkan debit yang paling mendekati dengan pengukuran debit langsung di lapangan adalah FJ Mock sehingga perhitungan metode tersebut dipakai dalam perhitungan ketersediaan udara. Namun, untuk menentukan kebutuhan udara dihitung berdasarkan analisish curah hujan, analisis pola tanam yang terdiri dari penyiapan lahan, penggunaan konsumtif tanaman, perkolasi, pergantian lapisan air, kebutuhan bersih air di sawah, luas lahan, kemudian iklim dan cuaca untuk menghitung evapotranspirasi menggunakan metode Modifikasi Penman. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu, ketersediaan air setengah bulanan maksimum di sepanjang tahun yang terjadi pada bulan Januari pada bagian II dengan nilai /detik. Sedangkan ketersediaan air setengah bulanan minimum terjadi pada bulan Maret, Mei, Juni, Agustus, dan Oktober pada bagian I dengan nilai /detik. Kemudian kebutuhan air irigasi minimal 0,02 /detik dan maksimal 0,15 /detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan udara sangat tercukupi dan seharusnya intensitas tanam dapat ditingkatkan hingga 300 persen. Kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan hasil penelitian. Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan terkait pola operasional jaringan irigasi serta kelembagaan pada jaringan irigasi tersebut.