Salah satu tempat yang dapat menyalurkan ketersediaan telur dan sejenisnya untuk semua konsumen dari berbagai kalangan adalah pasar tradisional. Waktu distribusi telur ayam dari usaha peternakan ke pasar tradisional bervariasi, sehingga dapat memberikan dampak terhadap kualitas telur yang diterima oleh konsumen masyarakat. Kualitas internal telur adalah indikator utama dan komprehensif untuk mengevaluasi kesegaran telur, dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan suhu penyimpanan, dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas internal telur ayam ras yang berasal dari pasar tradisional pada berbagai lama penyimpanan pada suhu ruang. Metode penelitian adalah percobaan laboratorium menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan penelitian meliputi lama penyimpanan telur selama (P0=0 hari; P1=7 hari; P2=14 hari; P3=21 hari; P4=28 hari), setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali menggunakan 5 butir telur perulangan, setiap perlakuan terdiri dari 20 butir telur maka jumlah telur yang digunakan adalah 100 butir dengan suhu rata-rata 20-25°C. Variabel yang diukur adalah Warna Kuning Telur, Indeks Kuning telur, Indeks Putih Telur, Haugh Unit, dan pH. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas internal telur pada Warna Kuning Telur (P0=8,25 dan P4=4,25); Indeks Kuning Telur (P0=0,400 dan P4=0,368); Indeks Putih Telur (P0=0,106 dan P4=0,076); Haugh Unit (P0=71,8 dan P4=58,3); pH (P0=7 dan P4=8,2). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kualitas internal telur ayam ras yang berasal dari pasar tradisional pada lama penyimpanan 0 hari hingga 21 hari di suhu ruang masih memenuhi standar kualitas telur, sedangkan pada penyimpanan 28 hari mengalami peningkatan pH telur menjadi basa sehingga dianjurkan untuk segera diolah.