Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Patologi Birokrasi di Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima indikator yang diukur ditemukan bahwa terdapat 2 (dua) indikator yang dianggap belum optimal yakni pertama indikator pembagian kerja dan spesialisasi, hal ini terlihat dari masih adanya tumpang tindih tugas sehingga mempengaruhi optimalisasi kinerja, kurangnya koordinasi antar bagian sehingga perlu ditingkatkan, selain itu peningkatan sumber daya manusia agar masyarakat terlayani dengan baik dan tidak mengantri lama. Kedua untuk indikator hirarki otoritas hal ini terlihat dari birokrasi yang panjang, prosedur yang rumit, dan kultur organisasi yang masih kaku, pegawai kementerian agama yang kurang kreatif, hirarki yang terlalu panjang sehingga menghambat proses pengambilan keputusan. Sementara untuk 3 (tiga) indikator lainnya yakni standarisasi dan formalisasi, profesionalisasi, dan dokumentertulis dianggap sudah optimal. Hal ini terlihat dari para pegawai di Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo dan masyarakat umum sangat memahami pentingnya standarisasi dan formalisasi dalam mencegah terjadinya penyimpangan, profesionalisme pegawai di Kemenag Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan perkembangan yang positif dan terdapatnya beberapa mekanisme untuk mengumpulkan pengaduan masyarakat. Baik itu buku aduan, sistem pengaduan online, maupun kotak saran.