This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Ersa Sukma Khusnani
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Efektivitas Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera) sebagai Biokoagulan dalam Penurunan Kadar Fosfat pada Air Limbah Laundry Ersa Sukma Khusnani; Marsum Marsum; Fauzan Ma'ruf
Buletin Keslingmas Vol 43, No 4 (2024): BULETIN KESLINGMAS VOL. 43 NO.4 TAHUN 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v43i4.12431

Abstract

Nilai ambang batas kadar fosfat air limbah industri sabun dan detergen sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 sebesar 2 mg/L. Kadar fosfat pada air limbah laundry yang berlebih dapat menyebabkan eutrofikasi. Pengukuran pendahuluan oleh peneliti menggunakan Hydrotest – 1000 terhadap salah satu limbah laundry, diperoleh hasil bahwa air limbah tersebut mengandung fosfat yang yang tinggi yaitu sebesar 22 mg/L. Koagulasi – flokulasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar fosfat. Serbuk biji kelor sebagai biokoagulan merupakan pilihan alternatif dalam rangka mengurangi penggunaan bahan sintetis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk biji kelor sebagai biokoagulan dalam penurunan kadar fosfat air limbah laundry dengan dosis yang bervariasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah quacy experiment dengan metode non equivalent group control pre-post test design. Analisis hasil penelitian dengan uji One Way ANOVA menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelima variasi dosis serbuk biji kelor dalam menurunkan kadar fosfat air limbah laundry. Terdapat salah satu dosis yang memiliki kemampuan lebih baik dalam penurunan kadar fosfat air limbah laundry yaitu dosis 50 mg/L. Efektivititas penurunan kadar fosfat tertinggi terjadi pada dosis 50 mg/L sebesar 52,45%. Disarankan agar melakukan penelitian lain dengan variasi dosis serbuk biji kelor yang berbeda dan menambah waktu pengendapan flok setelah proses koagulasi – flokulasi.