This Author published in this journals
All Journal Puitika
Nasution, Hendra
Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN SPIRIT LOKAL “BAKUREH” KE DALAM SENI PERTUNJUKAN Martion Martion; Purnama Suzanti; Nirwana Murni; Hendra Nasution
Puitika Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.13.2.150--161.2017

Abstract

Dalam mempersiapkan upacara adat di Minangkabau biasanya dilakukan secara bersama-bersama, bermusyawarah diiringi kesenian dan dengan penuh kegembiraan. Di Kota Solok aktifitas bersama-sama melaksanakan kegiatan upacara adat terutama untuk mempersiapkan masakan yang akan disajikan disebut “bakureh”. Aktifitas ini dilaksanakan sambil diiringi dengan hiburan saluang, dendang dan randai. Seiring perkembangan zaman masakan dan hiburan  yang disajikan tidak lagi dilaksanakan secara bergotong royong tapi digantikan oleh perusahaan katering dan iven organizer. Sehingga kebersamaan dan silaturahmi yang dilaksanakan sewaktu bekerja sama memasak dan menikmati hiburan tidak lagi terjalin. Pariwisata merupakan salah satu alternatif untuk mengembangkan budaya tradisi yang makin lama cendrung hilang di masyarakat. Sedangkan tarian merupakan salah satu media komunikasi untuk mengungkapkan rasa keprihatinan terhadap fenomena-fenomena yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini mengangkat tradisi “bakureh” ke dalam seni pertunjukan tari yang akan disaksikan tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh wisatawan.Keyword : bakureh, seni pertunjukan tari, wisata, masakan
PEMBACAAN KARYA RECTOVERSO DALAM KONTEKS TARI KONTEMPORER Hendra Nasution
Puitika Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.13.2.141--149.2017

Abstract

Perbedaan fungsi gender menjadi pokok permasalahan yang digarap dalam karya tari “Rectoverso Keterbolakbalikan” ini, yaitu ketika peran fungsi gender mengalami ketimpangan yang mengakibatkan si pelaku menjadi perempuan maskulin dan laki-laki feminim. Laki-laki biasanya digambarkan dengan kemaskulinan atau kejantanan, perempuan biasanya digambarkan dengan kefeminiman, namun apabila konsep kedua tersebut saling dipertukarkan akan menjadi suatu permasalahan diri pribadi bagi si pelaku yang menderita hal tersebut. Adapun ketimpangan tersebut, menyebabkan si pelaku akan merasakan beberapa konflik yang terjadi dalam dirinya dalam menentukan identitasnya sehingga menyebabkan perbedaan karakter yang berbeda antara fisik atau tubuh dengan tingkah laku yang dijalaninya.Dalam garapan karya tari “Rectoverso Keterbolakbalikan” ini, penggambaran perempuan yang maskulin dan laki-laki yang feminim  diusung sisi kehidupan lain dari sosok laki-laki dan perempuan. Laki-laki tidak hanya berperan sebagai sosok yang maskulin saja, sebaliknya perempuan tidak hanya feminim saja, tetapi dapat dipertukarkan dalam jangka waktu tertentu. Proses kehidupan berdampak besar pada prilaku seseorang dalam menentukan jati dirinya. Apabila semua itu bisa dipertukarkan kembali, si penderita akan meminta untuk menjadi laki-laki yang diganbarkan maskulin dan perempuan digambarkan feminim.Karya tari “Rectoverso Keterbolakbalikan” ini berbentuk murni yang menampilkan beberapa cuplikan peristiwa atau adegan. Adapun metode yang dipakai dalam menciptakan karya tari ini ialah berdasarkan tahapan eksplorasi, improvisasi, dan tahap pembentukan yang dapat menghasilkan sebuah karya tari semi kontemporer dalam bentuk sajian murni. Kata Kunci: rectoverso, keterbolakbalikan, tari, kontemporer