Tari Nyi Kujang Wadon memancarkan keanggunan dan kelembutan yang memikat, namun di balik setiap gerakan lembutnya terdapat sebuah kekuatan yang menakjubkan. Tarian ini menceritakan kekuatan dalam kelembutan wanita Sunda dengan kemahirannya memainkan senjata Kujang Wadon dengan berbagai tabuhan tepakan kendang yang dipadukan dengan gerakan silat serta jurus kujang dengan mengeksplorasi gerakan mincid ketuk tilu dan gerakan bajidoran yang diusung oleh para Wanoja sehingga membentuk pola Tari Nyi Kujang Wadon. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami dan menganalisis dengan fokus pada koreografer, rias, busana, dan musik pengiring tarian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melalui pengamatan langsung terhadap pertunjukan tari, wawancara dengan penari dan koreografer, serta studi pustaka terkait seni pertunjukan Sunda. Tarian ini mempunyai tiga kategori ragam gerak yaitu, pure movement (gerak murni), gesture (gerak maknawi), serta locomotion (gerak berpindah). Koreografi tarian ini memadukan gerakan yang cepat dan berenergi dengan ekspresi yang menunjukkan kekuatan dan keberanian wanita Sunda, menciptakan sebuah pertunjukan yang hidup dan menggugah. Rias yang digunakan adalah rias corrective atau rias aksen yang berfungsi untuk menebalkan garis-garis wajah serta menonjolkan kelebiha dan menutupi kekurangan pada wajah penari. Busana yang dikenakan yaitu kabaya, pangsi, kewer, apok/kemben, stagen, sampur dengan warna-warna yang tidak terlalu cerah serta menggunakan aksesoris yang simple tetapi terlihat elegan mencerminkan seorang Wanoja. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami nilai-nilai budaya lokal dan peran seni pertunjukan dalam melestarikan warisan budaya Sunda.