Fitri Kurniati
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Digital promotion innovation of Ronggeng Ketuk Dance at Asem Gede Losarang Studio Widi Eka Yulita; Tati Narawati; Fitri Kurniati
Inovasi Kurikulum Vol 21, No 3 (2024): Inovasi Kurikulum, August 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jik.v21i3.68418

Abstract

The advancement of digital technology has significantly impacted the promotion and presentation of Tari Ronggeng Ketuk. This study aims to describe how Sanggar Asem Gede Losarang utilizes digital technology to promote this dance. The main subject of the research is the owner of the sanggar, Dede Jaelani, while the object of the research is Tari Ronggeng Ketuk. This study is based on the grand theory of Cultural Studies, employing a qualitative paradigm with a multidisciplinary approach encompassing digital marketing and non-formal education (sanggar) and a descriptive analysis method. Data was collected using triangulation techniques, including interviews, observations, and document studies. The data analysis process in this research includes data reduction, presentation, and systematic verification to ensure data validity. The results indicate changes in the presentation of Tari Ronggeng Ketuk regarding the number of dancers, accompanying music, and performance duration due to the digital era. Promotion strategies include using the sanggar's blog, collaborating with influencers on social media platforms, partnering with photography communities, and participating in cultural activities such as Napak Jagat Pasundan. This research is expected to support the preservation of traditional dance and promote cultural heritage for the future. AbstrakPerkembangan teknologi digital telah memberikan dampak yang signifikan terhadap promosi dan penyajian Tari Ronggeng Ketuk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Sanggar Asem Gede Losarang memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan tari ini. Subjek utama penelitian ini adalah Dede Jaelani, pemilik sanggar, sementara objek penelitiannya adalah Tari Ronggeng Ketuk. Penelitian ini berlandaskan pada grand theory Cultural Studies menggunakan paradigma kualitatif dengan pendekatan multidisiplin (pemasaran digital dan pendidikan non formal). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi dengan proses analisis data meliputi reduksi, penyajian, dan verifikasi data secara sistematis untuk memastikan keabsahan data. Strategi promosi dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga langkah: (1) perubahan konten yang disesuaikan untuk penampilan digital, (2) kerja sama dengan komunitas seni Napak Jagat Pasundan, dan (3) pemanfaatan media sosial seperti blog, Facebook, Instagram, dan YouTube sebagai sarana promosi. Strategi tersebut telah meningkatkan jumlah viewers tayangan Tari Ronggeng Ketuk sehingga leih dikenal oleh masyarakat luas. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pelestarian tari tradisional dan mempromosikan warisan budaya untuk masa depan.Kata Kunci: digital; promosi; studi budaya; tari ronggeng ketuk
Collaborative Strategies in Learning Tor-Tor Dance Diah Ayu Putri Anggraini; Heni Komalasari; Fitri Kurniati
Journal of Dance and Dance Education Studies Vol 5, No 1 (2025): March
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jddes.v5i1.82149

Abstract

This study aims to determine the level of student learning outcomes before and after the implementation of a collaborative strategy in dance classes at SMPN 1 Kunduran. To achieve optimal learning outcomes, appropriate teaching strategies are essential. At SMPN 1 Kunduran, the effectiveness of dance education has faced challenges, as reflected in the low student performance. This issue stems from a one-way teaching method that limits students' opportunities for exploration and focuses mainly on memorization and imitation of movements. The research was conducted using a quantitative approach, employing an experimental method to evaluate the impact of collaborative strategies on student learning outcomes. The findings indicate that the implementation of collaborative strategies in dance education at SMPN 1 Kunduran has proven effective. There was a significant improvement in students' learning outcomes, covering cognitive, affective, and psychomotor aspects. These results highlight the importance of adopting more interactive and collaborative teaching methods. Based on these findings, collaborative strategies are worth considering as an effective approach to enhancing the quality of education, particularly in art subjects such as dance. In dance education, student interaction and active participation are crucial to achieving optimal learning outcomes.
KEKUATAN DALAM KELEMBUTAN WANITA SUNDA PADA TARI NYI KUJANG WADON Fitri Kurniati; Deliana Maharani Putri Dimyati; Trianti Nugraheni
Gesture: Jurnal Seni Tari Vol. 14 No. 1 (2025): Gesture: Jurnal Seni Tari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gjst.v14i1.65297

Abstract

Tari Nyi Kujang Wadon memancarkan keanggunan dan kelembutan yang memikat, namun di balik setiap gerakan lembutnya terdapat sebuah kekuatan yang menakjubkan. Tarian ini menceritakan kekuatan dalam kelembutan wanita Sunda dengan kemahirannya memainkan senjata Kujang Wadon dengan berbagai tabuhan tepakan kendang yang dipadukan dengan gerakan silat serta jurus kujang dengan mengeksplorasi gerakan mincid ketuk tilu dan gerakan bajidoran yang diusung oleh para Wanoja sehingga membentuk pola Tari Nyi Kujang Wadon. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami dan menganalisis dengan fokus pada koreografer, rias, busana, dan musik pengiring tarian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melalui pengamatan langsung terhadap pertunjukan tari, wawancara dengan penari dan koreografer, serta studi pustaka terkait seni pertunjukan Sunda. Tarian ini mempunyai tiga kategori ragam gerak yaitu, pure movement (gerak murni), gesture (gerak maknawi), serta locomotion (gerak berpindah). Koreografi tarian ini memadukan gerakan yang cepat dan berenergi dengan ekspresi yang menunjukkan kekuatan dan keberanian wanita Sunda, menciptakan sebuah pertunjukan yang hidup dan menggugah. Rias yang digunakan adalah rias corrective atau rias aksen yang berfungsi untuk menebalkan garis-garis wajah serta menonjolkan kelebiha dan menutupi kekurangan pada wajah penari. Busana yang dikenakan yaitu kabaya, pangsi, kewer, apok/kemben, stagen, sampur dengan warna-warna yang tidak terlalu cerah serta menggunakan aksesoris yang simple tetapi terlihat elegan mencerminkan seorang Wanoja. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami nilai-nilai budaya lokal dan peran seni pertunjukan dalam melestarikan warisan budaya Sunda.