Merokok, baik konvensional maupun elektrik, telah menjadi kebiasaan yang marak di kalangan mahasiswa. Rokok elektrik yang awalnya diciptakan sebagai alternatif rokok konvensional kini justru diminati oleh perokok pemula. Tingginya prevalensi merokok di kalangan usia muda mendorong perlunya penelitian terkait tingkat ketergantungan nikotin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat ketergantungan nikotin antara pengguna rokok elektrik dan rokok konvensional di kalangan mahasiswa Universitas Santo Borromeus. Desain penelitian ini adalah kuantitatif komparatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 Program Studi S1 Keperawatan dan Bisnis Digital, dengan sampel dipilih secara purposive berdasarkan kriteria perokok aktif. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner Fagerstrom Test for Nicotine Dependence (FTND) versi Indonesia. Analisis data dilakukan dengan SPSS menggunakan uji Mann-Whitney U karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor ketergantungan nikotin untuk pengguna rokok elektrik adalah 0,24 dan untuk rokok konvensional sebesar 0,20. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p = 0,641). Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa tingkat ketergantungan pada kedua kelompok tergolong rendah dan tidak berbeda secara signifikan. Namun demikian, keduanya tetap berpotensi menyebabkan ketergantungan. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi dan intervensi promosi kesehatan di lingkungan kampus guna mengurangi risiko ketergantungan nikotin di kalangan mahasiswa..