Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL PERAWAT Meyda Agnes Wijaya; Gilny Aileen Joan Rantung
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 1 No 01 (2015): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v1i01.31

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Keberadaan perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan sangatlah penting, masyarakat modern saat ini menuntut profesionalisme perawat dalam pelaksanaan tugasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa persepsi pasien terhadap kompetensi profesional perawat di Rumah Sakit Advent Bandung. Metode: Deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen. Kuesioner berisi 22 jumlah butir pernyataan yang diadaptasi dari delapan kompetensi perawat menurut Lenburg et al. (2009). Populasi yang digunakan adalah pasien dewasa diruang rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung dengan sampel berjumlah 57 pasien dipilih secara purposive sampling. Pengukuran dilakukan dengan menghitung mean skor.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi pasien terhadap kompetensi profesional perawat di Rumah Sakit Advent Bandung termasuk dalam interpretasi baik (Mean 3,94). Butir yang dipersepsikan paling dominan adalah butir pernyataan “perawat menghargai budaya/agama yang dimiliki pasien” yang termasuk kedalam keterampilan kepedulian sosial dan relasi sosial dengan mean 4,39. Butir yang dipersepsikan kurang dominan adalah butir pernyataan “Perawat memiliki pengetahuan diluar bidang ilmunya (ilmu alam,sosial,politik)” yang termasuk dalam keterampilan mengintegrasikan pengetahuan dengan mean 3,33. Diskusi: Kompetensi profesional perawat di Rumah Sakit Advent Bandung termasuk dalam kategori yang tinggi dengan interpretasi baik. Kata Kunci: Persepsi pasien, Kompetensi Profesional Perawat   ABSTRACT Introduction: The existence of nurses as health care providers is essential, nowadays modern society demands nurses professionalism in their duties performences. The purpose of this study was to analyze the patient's perception of the professional competence of nurses in Bandung Adventist Hospital. Method: Descriptive method using a questionnaire as an instrument. The questionnaire contains 22 statements that was adapted from the eight competencies of nurses according to Lenburg et al. (2009). The population used was hospitalized adult patients admitted in Bandung Adventist Hospital with a total of 57 patients selected by purposive sampling. Measurement was done by calculating the mean score. Result: The results showed that patient’s perception to the professional competencies of nurses in Bandung Adventist Hospital is in a good interpretations (Mean 3,94). Item that is perceived most dominant is a statement "nurses appreciate the culture/religion possessed patient" that was included in the social care skills and social relations with the mean of 4.39. Item that is perceived less dominant is a statement "Nurses have knowledge beyond the field of science (natural science, social, political)" which is included in integrate knowledge skill with mean of 3.33. Discussion: Professional competencies of nurses in Bandung Adventist Hospital was included in the high category with a good interpretation. Keywords: Patient’s perception, nurses professional competencies Full printable version: PDF
PENGALAMAN KEKERASAN PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT Michelle Christlevica; Gilny Aileen Joan; Denny Ricky
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 1 (2016): Januari-Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i1.236

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Hasil wawancara peneliti dengan lima perawat Instalasi Gawat Darurat menunjukkan  semua  perawat  mengatakan pernah  mengalami  kekerasan secara  verbal  dari  pasien  maupun  perawat.  Penelitian  ini  untuk  mendapatkan gambaran  pengalaman kekerasan  dan  cara  perawat menyikapi  tindak  kekerasan yang  terjadi. Metode: Penelitian  ini  menggunakan  metode  kualitatif fenomenologi  dengan  teknik in-depth  interview dan  sampel  dipilih  dengan menggunakan  metode purposive  sampling sampai  data  yang  didapatkan  jenuh. Analisis  yang  digunakan  adalah  analisis  menurut  Colaizzi  (1978). Hasil: Penelitian  ini  mempunyai  enam  tema  yaitu  Pelaku  verbal Bullying terhadap perawat,  ekspektasi  orang  lain  yang  tidak  dapat  dipenuhi  oleh  perawat, mekanisme  koping  yang  dilakukan  perawat  saat  menghadapi  tindak  kekerasan, dukungan yang didapatkan perawat  saat menghadapi tindakan kekerasan, respon perawat  terhadap  tindakan  keker asan,  presepsi  perawat  terhadap  tindakan kekerasan. Diskusi: Penelitian  ini  perlu  sikap  dan  tanggapan  yang  positif  dari perawat  dan  institusi  rumah  sakit  terhadap  perilaku bullying di  ruang  Instalasi. ABSTRACT Introduction: The result  of research  interviews with  five emergency  department nurses showed  all the nurses  said  they had  been  verbal  bullying  and  there  was one nurse who had experienced physical violence from patients and  nurses. The purpose  of  this study to get an  overview  of  the  experience of violence and how nurses  address  the  violence. Method: This  study  used  qualitative  methods phenomenology  with  in-depth  interview  technique  and  the  sample  was  selected using  purposive  sampling method to data  obtained  saturated.  Analysis  used  the analysis  by  Colaizzi  (1978). Results: This  research  has  six  themes,  namely Perpetrators of verbal bullying against nurses, the expectations of others that can not be filled by nurses, coping mechanisms do nurses in the face of violence, the support obtained nurse in the face of violence,  the  response of nurses  to acts of violence, the perception of nurses against acts of violence. Discussion: from this research  should be  the attitude and  positive responses  from  nurses and hospital institutions against bullying behavior in the emergency room.
TINGKAT STRES PERAWAT KRITIS BERDASARKAN UNIT, POSISI, DAN JENJANG KARIR RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG Susi Susanti; Gilny Aileen Joan; Denny Ricky
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 2 (2016): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i2.560

Abstract

Pendahuluan: Stres kerja pada perawat dapat terjadi jika perawat yang bertugas mendapatkan beban kerja yang melebihi kemampuannya sehingga perawat tidak mampu memenuhi atau menyelesaikan tugasnya. Metode: Metode yang digunakan kuesioner dengan Total-Sampling, insfrumen yang digunakan kuesioner Depresion Anxiety Stress Scale (DASS) yang terdiri dari 42 petanyaan. Hasil: Perolehan data tingkat stress perawat berdasarkan unit, poisisi, dan jenjang karir dihitung menggunakan rumus mean, hasil uji statistik pearson rho tingkat stres perawat berdasarkan unit, posisi, dan jenjang karir yang signifikan dengan tingkat stress, tingkat stress tertinggi di unit IGD dengan tingkat sfres berat (30,62) dan tingkat stress terendah adalah tingkat stress di Unit NICU ringan (14,07). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat stress tertinggi di posisi supervisior dengan tingkat stress sedang (24,67) dan tingkat stress terendah adalah head nurse dengan tingkat stress sedang (19,94) sedangkan tingkat stress tertinggi berdasarkan jenjang karir lama kerja 1-5 tahun mengalami tingkat stress yang berat (25,59) dan tingkat stress terendah yaitu jenjang karir 1115 tahun mengalami tingkat stress ringan. Diskusi: Membuat sfrategi untuk mengurangi dapak stress yang timbul pada perawat yang bekerj di tuang perawatan kritis.
TERAPI TERTAWA DAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA Tawarina Surbakti; Gilny Aileen Joan; Denny Ricky
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 2 No 2 (2016): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v2i2.562

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil penelitian Ramdhani (2013) yang menunjukan adanya perubahan penurunan tekanan darah yaitu setelah dilakukan terapi tertawa selama dua minggu sebanyak enam kali pemberian. Maka peneliti merasa perlu dilakukan uji ulang pemberian terapi tertawa pada tekanan darah normal dengan satu kali pemberian. Tujuan penelitian untuk menganalisis perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi tertawa pada mahasiswa di Universitas Advent Indonesia. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan One Group Pre-Test and Post-Test Design dengan melibatkan satu kelompok subjek. Intervensi dalam penelitian yang dilakukan ini adalah pemberian terapi tertawa selama 20 menit. Subjek penelitian ini berjumlah 30 orang mahasiswi di Universitas Advent Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata tekanan darah pada mahasiswi di Universitas Advent Indonesia sebelum pemberian terapi tertawa yaitu dengan nilai tekanan darah sistolik adalah  115.6 mmHg dan nilai tekanan darah diastolik 75.0 mmHg. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sesudah pemberian terapi tertawa adalah  110.8 mmHg dan tekanan darah diastolik 73.8  mmHg. Nilai tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi tertawa mempunyai nilai yang signifikan pada nilai uji-t pada tekanan sistolik. Tekanan diastolik tidak terjadi perubahan yang signifikan.
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PARTUS PADA IBU NULLIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT Tawarina Surbakti; Gilny Aileen Joan; Denny Ricky
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 3 No 1 (2017): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v3i1.576

Abstract

ABSTRAK Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan religiusitas dengan kecemasan menghadapi partus pada ibu nullipara diwilayah kerja Puskesmas Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Teknik analisis data untuk penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan 15 responden ibu hamil anak pertama yang usia kandungan 7-9 bulan dan beragama muslim. Hasil yang diperoleh adalah thitung = -1,442 < ttabel = -2,160 berarti Ho diterima dan Ha ditolak dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan kecemasan dalam mengahadapi partus dengan kuat hubungan yang rendah. Hasil ini disebabkan oleh faktor lain antara kurangnya dukungan keluarga terutama suami dan kurangnya keuangan keluarga.   Kata Kunci: Pengaruh religiusitas dengan kecemasan menghadapi partus.   ABSTRACT The General from this research is to see the relationship religiusitas with anxiety at parturition in nullipara in the territory of the Community Parongpong of the Bandung regency. The data analysis for this study is the method of descriptive. With 15 of pregnant women the first boy to the age of 7-9 months and is a Muslim. The result obtained is thitung -- of 1,442 < ttabel -- of 2,160 that Ho and Ha been rejected can be concluded that there is a significant connection between religiusitas with anxiety in facing parturition with a strong relationship. The result is caused by other factors between the lack of family support especially the husband and a lack of family finances. Keywords: The influence of religiosity with anxiety Facing parturition .
PENGGUNAAN ANTISEPTIK ALKOHOL 70% DAN OCTENIDINE DIHYDROCHLORIDE 0,1% PADA PROSEDUR PEMASANGAN INFUS UNTUK MENCEGAH PHLEBITIS Shella Beatrix; Gilny Aileen Joan; Denny Ricky
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 3 No 1 (2017): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v3i1.583

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Antiseptik alkohol merupakan cairan antiseptik yang sering digunakan sebelum penusukan infus dalam pencegahan masuknya mikroorganisme. Pemberian antiseptik lain untuk kulit adalah Octenidine Dihydrochloride 0,1% yang terbukti efektif dalam melawan berbagai macam mikroorganisme, penutupan luka, dan tidak beracun. Octenidine Dihydrochloride 0,1% biasanya tidak dipakai dalam pengolesan antiseptik sebelum penusukan infus. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Post-Test Only Design dan sampel dipilih dengan menggunakan metode Purposive sampling Hasil: Perolehan data nilai skala phlebitis dihitung menggunakan rumus median, kemudian dilanjutkan uji statisktik melalui uji Mann-Whitney didapatkan hasil tidak ada perbedaan angka yang signifikan dengan nilai p = 0,317 α > 0.05 dalam penurunan kejadian phlebitis kepada pasien rawat inap selama 3-4 hari perawatan. Diskusi: Kesimpulan penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan angka kejadian phlebitis antara penggunaan antiseptik alkohol 70% dan Octenidine Dihydrochloride 0,1%. Octenidine Dihydrochloride 0,1% dapat digunakan sebagai antiseptik alternatif pada pemasangan infus.   Kata Kunci: Alkohol 70%, Octenidine Dihydrochloride 0,1%, Phlebitis   ABSTRACT Introduction: Antiseptic alcohol is a liquid antiseptic that is often used prior to insertion of the infusion in preventing the entry of microorganisms. Giving another antiseptic for skin is Octenidine Dihydrochloride 0.1% which proved effective against a variety of microorganisms, wound closure, and non-toxic. Octenidine Dihydrochloride 0.1% are usually not used in the application of an antiseptic before insertion of the infusion. Method: This study used an experimental method with Post-test Only Design and the sample was selected using purposive sampling method. Result: Data acquisition phlebitis scale value is calculated using the median, then proceed through the test statistics Mann-Whitney test showed no significant difference in the numbers, with p = 0.317 α> 0.05 decreased incidence of phlebitis in patients hospitalized for 3-4 days of treatment. Discussion: The conclusion of this study showed no difference in the incidence of phlebitis between the use of antiseptic alcohol 70% and Octenidine Dihydrochloride 0.1%. Octenidine Dihydrochloride 0.1% can be used as an antiseptic alternative to the infusion. Keywords: Alkohol 70%, Octenidine Dihydrochloride 0,1%, Phlebitis
Kompetensi Mahasiswa Profesi Ners dalam Menghadapi Tindakan Kekerasan di Tempat Kerja Sultan Gultom; Gilny Aileen Joan Rantung
JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Raflesia, Prodi Keperawatan Curup, Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.731 KB) | DOI: 10.33088/jkr.v4i1.750

Abstract

Abstract Nursing students have the potential for violence in places where they carry out their clinical practice, both in hospitals and in communities. The competence of nursing students needs to be reviewed to see their readiness before, time, and after events. This study aims to measure the competence of students of the profession nurse (Ners) to face violence at hospitals. The study is a descriptive quantitative study, with a sample number of 55 students of the profession nurse. The analysis using the management questionnaire of genealogical violence scale (MWVCS) indicates that students of the profession have a high level of competence and a high level of competence. The factors that indicate very high competence are 'after the violence in the hospital' and 'the interactions between nurses and patients. While the factors that indicate high competence are 'response to violence', 'cognitive to violence', 'exploiting facilities of protection', 'improving knowledge', and 'risk assessment'. Nursing education needs to prepare the student to anticipate a violent episode and teach them how to anticipate the violence. Keywords: Competency factors, nursing students, workplace violence Abstrak Mahasiswa keperawatan memiliki potensi mengalami kekerasan di tempat dimana mereka melaksanakan praktik klinisnya, baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kompetensi mahasiswa perawat perlu dikaji untuk melihat kesiapan mereka sebelum, saat dan sesudah kejadian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kompetensi mahasiswa profesi Ners dalam menghadapi tindakan kekerasan di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan jumlah sampel 55 orang mahasiswa profesi Ners. Hasil analisa dengan menggunakan kuesioner Management of Workplace Violence Competence Scale (MWVCS), menunjukkan bahwa mahasiswa profesi Ners memiliki tingkat kompetensi tinggi dan sangat tinggi. Faktor yang menunjukan kompetensi sangat tinggi adalah faktor ‘setelah terjadi kekerasan di rumah sakit’ dan ‘interakasi antara perawat dan pasien’. Sedangkan faktor yang menunjukkan kompetensi tinggi adalah faktor ‘respon terhadap kekerasan’, ‘kognitif terhadap kekerasan’, ‘pemanfaatan fasilitas perlindungan’, ‘pembaharuan pengetahuan’, dan ‘pengkajian resiko’. Pendidikan keperawatan perlu mempersiapkan mahasiswanya dalam mengantisipasi kejadian kekerasan dan mengajarkan mereka cara mengantisipasi kejadian kekerasan tersebut. Kata kunci: Faktor kompetensi, kekerasan di tempat kerja, mahasiswa perawat
Hubungan Pengetahuan dan Keterampilan Bencana Mahasiswa dengan Kesiapsiagaan Keluarga Menghadapi Bencana Tambunan, Sylvana Claudia; Rantung, Gilny Aileen Joan
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 1 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i1.9624

Abstract

This research aims to identify the relationship between disaster knowledge and skills of Indonesian Adventist University students and family preparedness for facing disasters. This research method uses descriptive quantitative research with a survey method which will describe the relationship between knowledge and skills of Indonesian Adventist University students as many as 187 respondents. The results of this study show that in general, the subjects have a moderate to high level of knowledge. This is different from the subject's skill level which, when compared with disaster knowledge, is found to be at a lower level. In conclusion, there is a significant relationship between disaster knowledge and family preparedness as well as between students' disaster skills and family preparedness in facing disasters that can occur at any time. Keywords: Family Preparedness, Disaster Skills, Disaster Knowledge
Gambaran Pasien Meninggal Dunia dengan COVID-19 di Rumah Sakit Advent Bandung Tahun 2021 Dwiyanto Agustinus; Desmond Kristanto; Gilny Aileen Joan Rantung
Jurnal Keperawatan Silampari Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan Silampari
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/jks.v6i2.5991

Abstract

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak yang signifikan pada kesehatan global dan sistem perawatan kesehatan. Memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian pasien Covid-19 merupakan langkah penting untuk mengoptimalkan intervensi klinis dan mengurangi angka kematian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang faktor-faktor yang terkait dengan kematian pasien Covid-19, termasuk usia, jenis kelamin, tekanan darah, suhu tubuh, laju pernapasan, saturasi oksigen, gejala yang muncul, komorbiditas, dan status psikologis. Desain penelitian kuantitatif deskriptif digunakan, dan sampel sebanyak 151 pasien dianalisis secara retrospektif menggunakan rekam medis pasien Covid-19 yang meninggal. Data dianalisis menggunakan Excel untuk menghitung rata-rata, persentase, dan rasio peluang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 89 (58%) pasien berjenis kelamin laki-laki, 45 (29%) berusia 61-70 tahun, 105 (70%) memiliki tekanan darah antara 90-140 mmHg, 98 (64%) memiliki suhu <37,4°C, 99 (65%) memiliki laju pernapasan 21-30 kali/menit, 127 (84%) memiliki tingkat saturasi oksigen <95%, 135 (89%) mengalami sesak napas, 109 (72%) memiliki komorbiditas, dan 100 (68%) mengalami kecemasan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kematian di antara pasien Covid-19 terutama disebabkan oleh adanya komorbiditas (72%), sesak napas (89%), dan faktor psikologis seperti kecemasan (68%). Faktor-faktor ini ditemukan memiliki prevalensi tertinggi di antara pasien yang meninggal.
Factors Influencing Perceived CPR Hands-Only Skill Retention Among High School Students Rantung, Gilny Aileen Joan; Aregay, Atsede Fantahun
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 10 No 3 (2024): December 2024
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v10i3.1677

Abstract

Retention refers to an individual's ability to retain or recall information, knowledge, or skills acquired through learning. Proficiency in performing Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) is essential for high school students to enhance their preparedness for emergencies. One of the most straightforward CPR techniques for laypersons is CPR Hands-Only. This study aims to identify the factors influencing the post-training self-assessed perceived retention of CPR skills among high school students. A cross-sectional approach was employed, involving 111 high school students participating in a CPR Hands-Only training program. Participants were selected using a purposive sampling technique. Data were collected using structured self-assessment questionnaires to evaluate age, gender, class level, history of witnessing heart attacks, prior CPR training, knowledge, confidence, and perceived skill retention. Multivariate logistic regression was used for data analysis. Class level, knowledge, and confidence are found to influence CPR skill retention (p<0.05) significantly. 76.6% of participants have reported perceiving themselves as capable of retaining CPR skills, with most demonstrating moderate to high levels of knowledge and confidence. Age and gender do not have a significant impact, and prior exposure to heart attacks or CPR training also shows no notable effect on skill retention. The findings indicate that educational level, knowledge enhancement, and confidence-building are critical factors for successful CPR skill retention. Adapting training methods to these factors can improve training effectiveness and emergency preparedness, particularly in regions like Indonesia, where CPR training is not yet routinely integrated into school programs.