Novian Swasono Hadi
Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Pola Konsumsi Purin dan Status Gizi dengan Kejadian Hiperurisemia pada Lansia Novian Swasono Hadi; Mutia Reski Amalia; Nuryani Nuryani; Mutiara Meli
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 5, No 2 (2024): November
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jgkp.v5i2.26302

Abstract

Penyakit asam urat atau biasa dikenal gout atritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan dengan penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh seseorang, pada umunya sangat dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi makan dan status gizi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola konsumsi purin dan status gizi dengan kejadian hiperurisemia pada lansia. Penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sehingga diperoleh jumlah subjek penelitian sebanyak 67 orang lansia. Data penelitian mencakup karakteristik responden yang terdiri dari usia lansia umur 45- >60 tahun, jenis kelamin dan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Variabel penelitian yaitu pola konsumsi purin, status gizi dan kadar asam urat. Uji statistik menggunakan uji chi-square. Pengukuran pola konsumsi purin menggunakan kuesioner semi quantitative food freqquency questionnaire (SQ-FFQ). Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar responden berusia 45 – 59 tahun (63,0%), kejadian hiperurisemia (71,7%), rata – rata asupan purin bersumber dari makanan olahan protein seperti ikan kaleng, ikan kembung, dada ayam, tauge dan kacang hijau, sementara konsumsi makanan berkadar purin sedang berasal dari konsumsi sayur kangkung, buncis dan bayam. Terdapat 45 responden (79,0%) dengan asupan purin tinngi memiliki asum urat yang tinggi. Asupan purin dalam sebulan (p-value = 0,005) dan status gizi (p-value = 0,035) berhubungan dengan kejadian hiperurisemia. Kesimpulan ada hubungan antara pola konsumsi purin dan status gizi dengan kejadian hiperurisemia pada lansia.