Angka prevalensi penderita diabetes di Jakarta sesuai hasil RISKESDAS pada tahun 2018 terdapat peningkatan angka prevalensi dari 2,5% pada tahun 2013 menjadi 3,4% pada tahun 2018, yang diakibatkan minat mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula memiliki resiko lebih besar mengalami diabetes. Pengendalian konsumsi gula dapat dilakukan dengan mengatur jenis makanan, salah satunya makanan yang memiliki indeks glikemik rendah. Labu kuning dan pisang kepok mengandung indeks glikemik rendah, sehingga brownies panggang labu kuning dan pisang kepok diharapkan dapat menjadi pangan alternatif dengan nilai gizi yang baik. Penelitian ini dilakukan dengan desain eksperimen secara rancangan acak lengkap. Formula brownies panggang dibuat menjadi 4 dengan rasio antara tepung terigu, tepung labu kuning dan tepung pisang kepok yang berbeda yaitu F107 (100:0:0), F191 (0:25:75), F135 (0:50:50), dan F104 (0:75:25). Parameter yang diteliti adalah analisis zat gizi, daya terima dan estimasi harga. Berdasarkan hasil diketahui bahwa brownies panggang F191 adalah formula yang disukai oleh panelis. Formula terpilih F191 memenuhi syarat mutu kandungan zat gizi yang baik yaitu energi (388,3 kkal), karbohidrat (41,14%), protein (5,79%), lemak (22,28%), kadar abu (3,32%), kadar air (27,45%) dan serat kasar (1,53%). Dan daya terima pada F191 dengan nilai persentase uji organoleptik pada warna (83,3%), rasa (60%), aroma (80%), dan tekstur (73,3%). Serta brownies panggang F191 juga memiliki harga yang terjangkau yaitu Rp. 59.079 dengan estimasi laba sebesar 50%.