Raden Ajeng Nursamtari
Diploma Tiga Farmasi, Akademi Farmasi YPF Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REVIEW ARTIKEL : POTENSI JAMU GENDONG KUNCI SURUH SEBAGAI AGEN ANTIKANKER DAN KO-KEMOTERAPI: ARTICLE REVIEW : POTENTIAL OF JAMU GENDONG KUNCI SURUH AS ANTI-CANCER AND CO-CHEMOTHERAPY AGENT Raden Ajeng Nursamtari; Ade Zuhrotun
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.432 KB) | DOI: 10.37874/ms.v7i2.347

Abstract

Kanker merupakan penyakit mematikan sekaligus penyebab kematian paling tinggi di dunia. Untuk mengembangkan agen antikanker yang baru, efektif dan dapat mengurangi efek samping dalam penggunaanya maka dikembangkanlah produk menggunakan bahan alami yang mempunyai manfaat terapeutik serta keamanan yang lebih baik. Bahan alami dengan potensi yang menjadi alternatif agen antikanker dan ko-kemoterapi salah satunya adalah jamu gendong kunci suruh. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai manfaat lain dari jamu gendong kunci suruhaitu sebagai agen antikanker dan ko-kemoterapi. Pembuatan artikel ini menggunakan metode review artikel. Sumber datanya dengan menggunakan search engine (literatur) yaitu menggunakan PubMed, Mandley, serta Google Scholar. Berdasarkan data ilmiah, khasiat dan efektifitasnya telah dikonfirmasi melalui beberapa  penelitian dari jamu gendong kunci suruh dengan formula daun sirih hijau (Piper betle L.),temu kunci (Boesenbergia rotunda) dan kunci pepet (Kaempferia angustifolia). Tanaman tersebut menunjukkan sifat antikanker dengan mekanisme aksi berupa penghambatan proliferasi sel dan induksi apoptosis. Manfaat lain dari jamu gendong kunci suruh adalah sebagai ko-kemoterapi. Pemberian dengan ko-kemoterapi bertujuan untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh obat kemoterapi. Efektivitasnya dalam penggunaan bersama dengan kemoterapi dilaporkan dapat mencapai efek obat yang maksimum, menurunkan viabilitas dan menghasilkan efek sinergis.
REVIEW ARTIKEL : POTENSI JAMU GENDONG KUNCI SURUH SEBAGAI AGEN ANTIKANKER DAN KO-KEMOTERAPI: ARTICLE REVIEW : POTENTIAL OF JAMU GENDONG KUNCI SURUH AS ANTI-CANCER AND CO-CHEMOTHERAPY AGENT Raden Ajeng Nursamtari; Ade Zuhrotun
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i2.347

Abstract

Kanker merupakan penyakit mematikan sekaligus penyebab kematian paling tinggi di dunia. Untuk mengembangkan agen antikanker yang baru, efektif dan dapat mengurangi efek samping dalam penggunaanya maka dikembangkanlah produk menggunakan bahan alami yang mempunyai manfaat terapeutik serta keamanan yang lebih baik. Bahan alami dengan potensi yang menjadi alternatif agen antikanker dan ko-kemoterapi salah satunya adalah jamu gendong kunci suruh. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai manfaat lain dari jamu gendong kunci suruhaitu sebagai agen antikanker dan ko-kemoterapi. Pembuatan artikel ini menggunakan metode review artikel. Sumber datanya dengan menggunakan search engine (literatur) yaitu menggunakan PubMed, Mandley, serta Google Scholar. Berdasarkan data ilmiah, khasiat dan efektifitasnya telah dikonfirmasi melalui beberapa  penelitian dari jamu gendong kunci suruh dengan formula daun sirih hijau (Piper betle L.),temu kunci (Boesenbergia rotunda) dan kunci pepet (Kaempferia angustifolia). Tanaman tersebut menunjukkan sifat antikanker dengan mekanisme aksi berupa penghambatan proliferasi sel dan induksi apoptosis. Manfaat lain dari jamu gendong kunci suruh adalah sebagai ko-kemoterapi. Pemberian dengan ko-kemoterapi bertujuan untuk mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh obat kemoterapi. Efektivitasnya dalam penggunaan bersama dengan kemoterapi dilaporkan dapat mencapai efek obat yang maksimum, menurunkan viabilitas dan menghasilkan efek sinergis.
PEMANFAATAN BAWANG MERAH DAN KULIT BUAH NAGA SEBAGAI UJI DETEKSI BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN YANG BEREDAR DI SALAH SATU PASAR TRADISIONAL KOTA BANDUNG Nursamtari, Raden Ajeng; Rahmadewi, Yulia
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 4 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i4.1168

Abstract

The lack of awareness of producers in adding dangerous preservatives such as borax and formaldehyde to food for sale on the market is a threat to society. Both ingredients are prohibited for human consumption because they can endanger health. Shallots and dragon fruit skin are believed to be able to detect borax and formaldehyde content in food because both ingredients contain anthocyanin compounds which are part of flavonoids. The aim of this research is to find out how to carry out a borax and formalin detection test by using red onions and dragon fruit skin and to find out whether there is borax and formalin content in food circulating in one of the traditional markets in Bandung. This research is experimental research. The sampling technique used was purposive sampling. The samples used were food circulating in one of the traditional markets in Bandung. Based on the research results, it was found that red onion extract (Allium cepa L.) and dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) peel extract positively contained flavonoids. In addition, 3 out of 10 food samples tested positive for formalin and 10 out of 10 food samples did not contain borax. This can be seen through the color change that occurs in the test sample solution. Based on the research results, it can be concluded that red onion extract and dragon fruit peel extract can be effectively used to identify borax and formaldehyde content in food