Prevalensi anemia pada usia remaja putri 15–24 tahun naik dari 22,7% menjadi 32% berdasarkan data Riskesdas 2013 dan 2018. Hasil pengukuran hemoglobin di sekolah wilayah kerja Puskesmas Bengkuring Samarinda tahun 2023, ditemukan 49% remaja putri mengalami anemia. Capaian distribusi tablet tambah darah 100% ke sekolah namun belum pernah dilakukan monitoring kepatuhan minum tablet tambah darah dan pengukuran kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kadar hemoglobin pada remaja putri sebelum dan sesudah pemberian edukasi dan pemberian tablet tambah darah dengan monitoring kepatuhan oleh guru sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain quasi eksperimen terhadap 1 kelompok siswi dan 2 variabel pengukuran kadar hemoglobin. Peserta adalah siswi SMP Muhammadiyah 5 Samarinda. Sebanyak 70 siswi diikutsertakan sebagai peserta. Hasil analisis menggunakan uji t berpasangan menunjukkan ada peningkatan kadar hemoglobin siswi yang signifikan akibat pemberian edukasi dan monitoring kepatuhan minum obat (p-value < 0,005). Gabungan pemberian edukasi, pemberian tablet tambah darah dan monitoring kepatuhan oleh guru sekolah dapat meningkatkan kadar hemoglobin siswi SMP Muhammadiyah 5 Samarinda. Temuan penelitian ini memperkuat bukti bahwa intervensi komprehensif berbasis sekolah yang melibatkan edukasi, suplementasi, dan monitoring yang intensif telah efektif dalam menurunkan prevalensi anemia di kalangan remaja putri.