Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN KADAR GSH PADA MAHASISWA PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG Aisy, Andind Rahadatul; Syailendra, Anton; Fandianta, Fandianta; Febriani, Erisa; Yusneli, Yusneli
Journal of Medical Laboratory and Science Vol 5 No 1 (2025): JMLS: Journal of Medical Laboratory and Science
Publisher : Jurusan Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/medlabscience.v5i1.2948

Abstract

Belakang: Tubuh manusia memproduksi radikal bebas (ROS, Reactive Oxygen Species; RNS, Reactive Nitrogen Species) secara alami, namun kelebihan produksinya tanpa diimbangi dengan jumlah antioksidan yang cukup dapat menyebabkan stres oksidatif yang merusak sel dan memicu penyakit degeneratif. Antioksidan, seperti glutathione (GSH), penting untuk menetralkan radikal bebas dan menjaga keseimbangan redoks. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui kadar GSH pada mahasiswa Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun 2025. Metode Penelitian: Penelitian bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah 60 orang mahasiswa. Data penelitian diperoleh dari pemeriksaan laboratorium dan kuisioner yang di isi oleh 60 responden. Variabel dependent (kadar GSH) dan variable independent (aktivitas fisik, jenis kelamin. dan durasi tidur) diukur satu kali secara bersamaan pada setiap subjek. Hasil Penelitian: Dari 60 responden, didapatkan didapatkan 37 mahasiswa (61.7%) dengan nilai kadar GSH normal dan 23 mahasiswa (38.3%) dengan nilai kadar GSH tidak normal. Terdapat 1 mahasiswa (100%) melakukan aktivitas fisik aktif memiliki kadar GSH normal dan 59 lainnya yang melakukan aktivitas fisik tidak aktif terdapat 37 mahasiswa (62.7%) memiliki kadar GSH normal Sedangkan 22 mahasiswa (37.3%) memiliki kadar GSH tidak normal. Dari 13 mahasiswa laki-laki, 6 orang (46,2%) memiliki kadar GSH normal dan 7 orang (53,8%) tidak normal. Dari 47 mahasiswa perempuan, 32 orang (68,1%) memiliki kadar GSH normal dan 15 orang (31,9%) tidak normal. Pada kelompok durasi tidur baik, 21 mahasiswa (61,8%) memiliki kadar GSH normal dan 13 orang (38,2%) tidak normal dan pada kelompok tidur buruk, 17 mahasiswa (65,4%) memiliki kadar GSH normal dan 9 orang (34,6%) tidak normal. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar GSH pada mahasiswa Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Palembang tahun 2025 adalah 373,3 µg/mL, dengan 61,7% mahasiswa memiliki kadar GSH normal dan 38,3% tidak normal. Saran: Mahasiswa disarankan menjaga pola hidup sehat makanan bergizi, aktivitas fisik seimbang, dan tidur cukup untuk mempertahankan kadar GSH optimal. Peneliti selanjutnya dianjurkan menggunakan sampel lebih besar dan variabel lebih beragam dalam penelitian GSH. Kata Kunci: Glutathione Sulphydril, aktivitas fisik, durasi tidur
Nilai Kemanusiaan dalam Foto Jurnalistik Tentang Erupsi Gunung Agung, Bali, di Kompas.Com Febriani, Erisa; Syas, Muharnetti
Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol. 17 No. 1 (2020): Jurnal ISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Institute of Social and Political Science Jakarta (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta - IISIP Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36451/jisip.v17i1.23

Abstract

This study examines the human values contained in photojournalism on the eruption of Mount Agung, Bali, at Kompas.com The research paradigm used is constructivist, qualitative methodology, and the semiotic analysis method of Roland Barthes’s research model. The results of the study show a photo of the eruption of Mount Agung presented as an illustration of a news text which displays the reality as it is without the effects of manipulation. The meaning of denotation shows the events of monitoring activities, evacuation of affected local residents to temporary shelters, the situation at the said shelters, assistance to refugees, presidential visits to affected sites, and community rituals. The meaning of the connotation that is constructed is the personal human dimension in the form of an expression of concern, anxiety; social dimension in the form of caring and equality, and cultural dimension in the form of surrender and spiritual beliefs.