Anak-anak asuh yang berasal dari latar belakang yang beragam bukanlah hal yang mudah. Kondisi ekonomi, kehilangan salah satu orang tua, dan broken home dapat menimbulkan dampak anak merasa tertekan, kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru, cenderung menjadi mandiri berlebihan, memiliki karakter yang buruk, dan berbagai masalah lainnya. Peran pola pengasuhan yang baik perlu diterapkan. Tujuan penelitian ini (1) Untuk Mendeskripsikan bentuk Pola Asuh Anak Panti Asuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Muhammadiyah Bentang Hati Putra Bandar Jaya Perspektif Diana Baumrind. (2) Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan penghambat Panti Asuhan dalam menerapkan pola asuh dalam Perspektif Diana Baumrind. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang mengambil data dari lapangan kemudian untuk diteliti dan disimpulkan, menggunakan data dengan sumber primer dan sumber sekunder, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggunakan pendekatan psikologi, pendekatan sosiologi dan pendekatan komunikasi. Sedangkan tehnik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pola asuh di Panti Asuhan LKSA Bentang Hati Putra, menurut perspektif Diana Baumrind, adalah Otoritatif Parenting. Pola ini mendukung kemandirian anak dengan tetap memberikan pengawasan, pengendalian, dan batasan. Filosofi Jawa yang diterapkan mencakup Asah (keteladanan, sistem asrama, dan nasehat), Asih (perhatian dan persahabatan), serta Asuh (pembiasaan dan pengajaran moral seperti sopan santun dan kejujuran). (2) Faktor pendukung pola asuh meliputi niat tulus pengasuh, profesionalisme, sarana yang memadai, tenaga pengajar, dan pengurus yang memiliki jiwa sosial, serta pengasuh yang tidak menuntut gaji. Sementara itu, faktor penghambat mencakup lingkungan pertemanan, latar belakang yang beragam, kurangnya kesadaran diri anak, dan keterbatasan ruang pengawasan.