Kebisingan di lokasi proyek konstruksi, khususnya pada proyek jalan tol, merupakan salah satu faktor risiko utama yang dapat berdampak pada kesehatan pekerja, terutama sistem pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis intensitas kebisingan dan gangguan pendengaran pada pekerja proyek jalan tol di PT X. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara sekunder melalui hasil pengukuran kebisingan oleh pihak ketiga dan pemeriksaan audiometri dari PT X. Pengukuran kebisingan dilakukan di empat titik berbeda menggunakan Sound Level Meter SNDWAY SW-524. Pemeriksaan audiometri terhadap 32 pekerja menggunakan Audiometer Proton SNI IEC 60645-1:2017. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Variabel penelitian ini berupa intensitas kebisingan dan gangguan pendengaran. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai terendah tercatat di STA 28 sebesar 53,3 dB, diikuti oleh STA 29 sebesar 54,2 dB, dan STA 30 sebesar 54,5 dB sedangkan tingkat kebisingan tertinggi tercatat sebesar 80,7 dBA di STA 25, masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dBA. Selain itu, pemeriksaan audiometri terhadap 32 pekerja mengungkapkan bahwa 25 responden (78%) memiliki ambang pendengaran normal, sementara 7 responden (22%) mengalami gangguan tuli ringan. Meskipun tingkat kebisingan berada di bawah NAB, paparan terus-menerus tetap berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran. Keterbatasan penelitian ini meliputi penggunaan data sekunder dan jumlah sampel yang relatif kecil, sehingga hasilnya belum dapat digeneralisasikan secara luas. Implementasi tindakan pencegahan, seperti pengendalian administratif, rotasi kerja di area kebisingan tinggi, dan penggunaan alat pelindung diri, diperlukan untuk mengurangi dampak negatif kebisingan terhadap kesehatan pekerja.