Kabupaten Bantul merupakan wilayah dengan indeks risiko bencana yang tinggi di Provinsi Yogyakarta. Peran perawat dalam menghadapi kegawatdaruratan bencana sangat penting, terutama bagi mereka yang bekerja di daerah rawan bencana. Namun, hingga saat ini belum diketahui sejauh mana unit tempat perawat bekerja dapat memengaruhi tingkat kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara unit kerja dengan kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi kegawatdaruratan bencana. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 151 perawat yang bekerja di kawasan rawan bencana Kabupaten Bantul. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik systematic random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Emergency Preparedness Information Questionnaire (EPIQ) yang telah teruji validitasnya dengan nilai Cronbach alpha sebesar 0,970. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja di poli umum (72,8%), belum pernah mengikuti pelatihan kebencanaan (59,6%), dan 54% dinyatakan tidak siap dalam menghadapi bencana. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara unit kerja dengan kesiapsiagaan perawat dalam menghadapi bencana (p = 0,005). Temuan ini menunjukkan pentingnya pelatihan dan penyesuaian peran perawat berdasarkan unit kerja dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana.