Dhini
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesehatan Lingkungan, Pasangan Usia Subur 4 Terlalu dan Keluarga Berisiko Stunting Berdasarkan Pendataan Keluarga 2021 di Provinsi Kalimantan Tengah Yena Wineini Migang; Dhini; Linda Puji Astutik
Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK) Vol. 8 No. 1 (2025): JUNI
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jvk.v8i1.37671

Abstract

Stunting berisiko gangguan perkembangan otak. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024 menargetkan stunting 14%. Studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi stunting Indonesia (24,4%). Kalimantan Tengah (Kalteng) tahun 2021, data stunting (27,4%). Harapan bangsa Indonesia tahun 2045, membangun sumber daya manusia (SDM). BKKBN tahun 2021 melaksanakan pendataan keluarga (PK21) salah satu variabel, keluarga berisiko stunting. Data PK21 untuk membuat kebijakan upaya percepatan penurunan stunting. Tujuan penelitian menghitung distribusi frekuensi data PK21 variabel indikator menentukan keluarga beresiko stunting berdasarkan 6 variabel; sumber air minum utama layak, kepemilikan jamban layak dan PUS 4 terlalu (Terlalu muda hamil < 20 tahun; Terlalu tua hamil (35-49 tahun); terlalu dekat jarak melahirkan < 2 tahun; Terlalu banyak anak ≥ 3 anak) dan membuat policy brief. Metode kualitatif dan kuantitatif. Desain penelitian cross sectional, analisa data univariat data sekunder dari PK21 dan analisa kualitatif focus group discussion dengan pemerintah daerah kabupaten Barito Timur. Tehnik sampling purposive sampling, jumlah sampel 340332 pasangan usia subur usia 10 tahun sampai dengan 49 tahun. Hasil penelitian: Data PK21 Provinsi Kalteng, keluarga beresiko stunting (63,65), sumber air minum utama tidak layak (21,55%), kepemilikan jamban tidak layak (23,2%), terlalu muda hamil < 20 tahun (1,6%), terlalu tua hamil > 35 tahun(25,1%), < 2 tahun jarak melahirkan (0,6%), ≥ 3 anak (29,1%). Manajemen program upaya percepatan penurunan stuntig di Kabupaten Barito Timur sebagai salah satu lokus stunting masih memerlukan regulasi yang mengatur pembagian kerja berdasarkan sasaran pada Perpres no 72 tahun 2021. Keluarga beresiko stunting masih masih tinggi di provinsi Kalteng. Saran: Perlu upaya percepatan penurunan stunting melalui kerjasama komprehensif, terintegrasi, sistematis dengan memilah sasaran berdasarkan kelompok remaja, calon pengantin, ibu hamil dan balita usia 0-23 bulan, balita 24-59 bulan. Masalah dan intervensi dipetakan berdasarkan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Secara teknis peneliti merangkum dalam kebijakan manajemen konvergensi komprehensif upaya percepatan penanganan stunting di Indonesia.
The Description Of Sgot and Sgpt Levels In Hepatitis B Patients at Karsa Husada Hospital Batu Malang Dhini; Previta Zeizar Rahmawati
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol. 8 No. 1 (2026)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v8i1.1325

Abstract

Background: Hepatitis B is a liver infection caused by the hepatitis B virus that can lead to hepatocellular damage. Liver enzyme tests, namely Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) and Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), are used as important indicators in assessing the degree of liver damage. Objective: This study aimed to describe the levels of SGOT and SGPT in hepatitis B patients at Karsa Husada Hospital, Batu Malang, during the period of January–December 2024. Methods: This research employed a quantitative descriptive method using secondary data from medical records of 39 patients. Data analysis was conducted using univariate and bivariate approaches. Results: The results showed that elevated SGOT levels were found in 35 patients (89.7%), while normal levels were observed in 4 patients (10.3%). Elevated SGPT levels were observed in 27 patients (69.2%), while 12 patients (30.8%) had normal levels. Based on sex, elevated SGOT levels were more prevalent in males (23 patients, 95.8%) compared to females (12 patients, 80.0%), while elevated SGPT levels were also dominant in males (20 patients, 83.3%) compared to females (7 patients, 46.7%). Based on age groups, the highest elevated SGOT levels were found in adults (22 patients, 91.7%), followed by adolescents (7 patients, 87.5%) and elderly (6 patients, 85.7%). Correlation test results showed a coefficient value of r = 0.380 with p = 0.017 (p < 0.05). Conclusion: These findings indicate that the majority of hepatitis B patients experienced elevated SGOT and SGPT levels, with predominance among adult males, and there was a significant correlation between the two liver enzymes.