Penelitian ini menganalisis persepsi kepala sekolah dan guru terhadap implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah dasar di Kota Medan, terutama di sekolah penggerak angkatan pertama. Kurikulum Merdeka merupakan inisiatif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui fleksibilitas pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kompetensi abad ke-21 dan profil pelajar Pancasila. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui kuesioner daring yang diisi oleh 19 kepala sekolah dan 56 guru dari 19 sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik kepala sekolah maupun guru umumnya memiliki persepsi positif terhadap fleksibilitas yang ditawarkan Kurikulum Merdeka. Namun, beberapa tantangan ditemukan, termasuk keterbatasan fasilitas dan kebutuhan pelatihan bagi guru untuk mengadaptasi metode pembelajaran berbasis proyek. Kepala sekolah juga mengidentifikasi tantangan dalam aspek perencanaan dan evaluasi yang lebih efektif. Temuan ini menekankan perlunya dukungan tambahan, seperti infrastruktur dan pelatihan berkelanjutan, untuk memaksimalkan potensi Kurikulum Merdeka. Rekomendasi yang diajukan mencakup peningkatan pelatihan dan evaluasi berkala untuk memastikan kurikulum dapat diimplementasikan secara optimal. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan kebijakan pendidikan yang lebih responsif terhadap kebutuhan sekolah