Pardede, Nurmalia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perempuan Sebagai Pembaru: Telaah Teologis-Naratif Kisah Anak-Anak Zelafehad Pardede, Nurmalia
EPIGRAPHE (Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani) Vol 9 No 1: Mei 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33991/epigraphe.v9i1.556

Abstract

The story of Zelophehad's daughters in Numbers 27:1-11 represents a pivotal moment in the biblical narrative where women's voices drive change in the patriarchal legal system of ancient Israel. In a cultural context where inheritance rights were reserved only for men, the courage of these five women to make demands to Moses and God became a significant form of social and spiritual protest. This study aims to examine the narrative narratively and theologically, and assess its implications for understanding justice and women's participation in the context of faith. The method used is a narrative criticism and contextual theology approach, which enables analysis of the story structure, character roles, and relational dynamics between the transformational law and its theological impact. The results show that the actions of the sons of Zelophehad not only succeeded in changing the law of inheritance but also demonstrated that divine law is open to ethical correction from the marginalized. The conclusion of this study confirms that women, through courage and faith, play an essential role as reformers in the History of God's people.   Abstrak Kisah anak-anak perempuan Zelafehad dalam Bilangan 27:1-11 menampilkan momen penting dalam narasi Alkitab di mana suara perempuan mendorong perubahan dalam sistem, hukum patriarki Israel kuno. Dalam konteks budaya di mana hak waris hanya diperuntukkan bagi laki-laki, keberanian lima perempuan ini untuk mengajukan tuntutan kepada Musa dan Tuhan menjadi bentuk protes sosial dan spiritual yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah narasi tersebut secara naratif dan teologis, serta menilai implikasinya bagi pemahaman keadilan dan partisipasi perempuan dalam konteks iman. Metode yang digunakan adalah pendekatan tafsir naratif (narrative criticism) dan teologi kontekstual, yang memungkinkan analisis terhadap struktur cerita, peran karakter, serta dinamika relasional antara transformasional hukum, dan dampak teologisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan anak-anak Zelafehad tidak hanya berhasil mengubah hukum waris, tetapi juga memperlihatkan bahwa hukum Ilahi bersifat terbuka terhadap koreksi etis dari mereka yang terpinggirkan. Kesimpulan dari studi ini menegaskan bahwa perempuan, melalui keberanian dan iman, berperan penting sebagai pembaru dalam Sejarah umat Allah.
Koinonia sebagai Spiritualitas Persahabatan Lintas Iman: Sebuah Tawaran Konstruktif Teologi Kristen Siahaan, Harls Evan R.; Putri, Agustin Soewitomo; Pardede, Nurmalia; Sumakul, Nicolien Meggy
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 11, No 2: Juni 2025
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v11i2.188

Abstract

This constructive theological study examines the potential of koinonia as a theological foundation for authentic interfaith spiritual friendship. This research demonstrates that koinonia has universal aspects rooted in the Trinity that can inform interfaith relationships while preserving the distinctiveness of Christian beliefs. This study employs a constructive theology methodology alongside a library research approach to analyze primary biblical sources and secondary scholarship from both classical and contemporary traditions. The research demonstrates that koinonia's ability to involve and transform people, primarily through the work of the Holy Spirit, facilitates an understanding of the Spirit's life-giving role even outside of church settings. Friendship spirituality, which serves as a mode of interfaith koinonia, offers deeper personal engagement than formal dialogue models; it is characterized by mutual vulnerability, a commitment to shared flourishing, and the celebration of diversity as a divine gift. For Indonesian churches, this framework provides practical guidance for navigating pluralistic contexts while maintaining theological integrity. The study contributes to global interfaith discourse by bridging international scholarship with Indonesian contextual wisdom, offering an innovative synthesis between Trinitarian theology and interfaith engagement. Abstrak Studi teologi konstruktif ini mengeksplorasi potensi koinonia sebagai fondasi teologis bagi spiritualitas persahabatan lintas iman yang autentik. Kajian ini menunjukkan bahwa koinonia memiliki aspek yang bersifat umum yang berakar pada konsep Trinitas dan bisa menjadi model untuk hubungan antaragama tanpa menghilangkan ciri khas Kristen. Dengan menggunakan metode teologi konstruktif dan penelitian pustaka, studi ini memeriksa sumber-sumber utama dari Alkitab dan penelitian tambahan dari tradisi lama dan baru. Penelitian menunjukkan bahwa sifat partisipatif dan mengubah dari koinonia, terutama aspek yang berkaitan dengan Roh Kudus, memberikan ruang teologis untuk mengakui kerja Roh Kudus yang memberi kehidupan di luar batas-batas gereja. Spiritualitas persahabatan sebagai cara koinonia antaragama memberikan keterlibatan pribadi yang lebih mendalam dibandingkan dengan model dialog formal, yang ditandai oleh kerentanan bersama, komitmen untuk kesejahteraan bersama, dan perayaan keragaman sebagai anugerah ilahi. Bagi gereja-gereja di Indonesia, kerangka ini memberikan panduan praktis untuk menghadapi berbagai kepercayaan sambil tetap menjaga keyakinan teologis mereka. Studi ini menambah pembicaraan tentang hubungan antaragama di seluruh dunia dengan menghubungkan penelitian internasional dengan kebijaksanaan yang ada di Indonesia, serta memberikan gabungan baru antara teologi Trinitarian dan keterlibatan antaragama.
Kecerdasan Buatan dan Martabat Manusia: Kajian Etis-Teologis-Hermeneutik dalam Konteks Teknologi Modern Pardede, Nurmalia; Lumban Tobing, Bangun
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 6, No 2 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v6i2.518

Abstract

The development of Artificial Intelligence (AI) raises fundamental ethical and theological questions about the nature and dignity of human beings as imago Dei. This phenomenon is important to study because advances in digital technology not only change social and spiritual structures, but also shift human understanding of themselves, their relationships, and their moral responsibilities before God. This study aims to formulate an ethical-theological-hermeneutical framework to understand how AI affects human dignity and how theology can guide its responsible use. This paper uses a literature study method with a theological-philosophical approach and hermeneutical analysis of biblical texts and contemporary literature. The results of the study show that AI tests the limits of classical theological anthropology and demands a redefinition of imago Dei as a relational and moral calling. In conclusion, Christian theology needs to develop a digital ethics model rooted in love, justice, and spiritual responsibility in order to preserve human dignity in the era of autonomous technology. AbstrakPerkembangan Artificial Intelligence (AI) menimbulkan persoalan etis dan teolgis yang mendasar tentang hakikat serta martabat mansuia sebagai imago Dei. Fenomena in penting dikaji karena kemajuan teknologi digital tidak hanya mengubah struktur sosial dan spiritual, tetapi juga menggeser pemahaman manusia tentang diri, relasi, dan tanggung jawab moralnya di hadapan Allah. Penelitian ini bertujuan merumuskan kerangka etis-teologis-hermeneutik untuk memahami bagaimana AI memengaruhi martabat manusia dan bagaimana teologi dapat menuntun pemanfaatanya secara bertanggung jawab. Tulisan ini menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan teologis-filofofis dan analisis hermeneutik terhadap tek-teks Alkitab serta literatur kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI menguji batas antropologi teologis klasik dan menuntut redefinisi imago Dei sebagai panggilan relasional dan moral. Kesimpulanya, teologi Kristen perlu mengembangkan model etika digital yang berakar pada kasih, keadilan, dan tanggung jawab spiritual guna menjaga martabat manusia di era teknologi otonom.