Sumardhani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERILAKU ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI DESA PALASARI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG Ikhsan Maulana; Yuningsih, Yuyun; Sumardhani
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 6 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial : HUMANITAS
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v6i1.13184

Abstract

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. WHO mengusulkan target global penurunan kejadian stunting pada anak dibawah usia lima tahun sebesar 40 % pada tahun 2025, namun diprediksikan hanya 15-36 negara yang memenuhi target tersebut. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengkaji kebijakan penanggulangan kejadian stunting dan intervensi yang dilakukan dari kebijakan tersebut. Penelitian ini memfokuskan pada Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan Stanting Di Desa Palasari Kecamatan Ciater Kab Subang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, merupakan suatu cara dalam meneliti untuk mengungkapkan permasalahan dengan cara menggambarkan serta menjelaskan fenomena pada masa sekarang yang terjadi sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, sehingga dapat menghasilkan data yang dituangkan kedalam sebuah tulisan ilmiah. Informan pada penelitian ini adalah Ibu-Ibu hamil dan ibu yang memiliki balita, kader posyandu, di desa Padasuka Kec Ciater Kab Bandung.
PROGRAM PEMBERDAYAAN ORANG TUA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN ANAK STUNTING MELALUI PENGOLAHAN MENU BERGIZI DI KELURAHAN CIGADUNG Sumardhani
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 7 No. 2 (2025): September: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial: HUMANITAS
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v7i2.33151

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang rendah dibandingkan standar usianya, akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, dan di Kota Bandung sebesar 19,3%. Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, merupakan salah satu wilayah dengan kasus stunting cukup tinggi. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai gizi seimbang, pola asuh, dan keterampilan mengolah makanan bergizi berbahan lokal menjadi faktor penyebab yang signifikan.Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberdayakan orang tua yang memiliki anak stunting atau berisiko stunting melalui pelatihan pengolahan menu bergizi berbasis bahan pangan lokal. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan gizi, demonstrasi pengolahan makanan, dan pendampingan rumah tangga selama tiga bulan (Mei–Juli 2025) dengan melibatkan 30 orang tua. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan post-test pengetahuan gizi, observasi penerapan menu bergizi, serta pengukuran status gizi anak. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan gizi dari 54,3 menjadi 82,8 (peningkatan 52,5%), penerapan variasi menu bergizi oleh 90% peserta, dan perbaikan status gizi pada 70% anak peserta sesuai kurva pertumbuhan WHO. Keberhasilan program dipengaruhi oleh metode pembelajaran interaktif, dukungan kader posyandu, serta pemanfaatan bahan pangan lokal yang terjangkau. Program ini terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua, mengubah perilaku pemberian makan, serta memperbaiki status gizi anak. Model intervensi ini berpotensi direplikasi di wilayah lain dengan prevalensi stunting tinggi.