Produksi semen memiliki beberapa tahapan produksi, salah satunya yaitu proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar utama batubara. Kebutuhan batubara di pabrik semen berkisar antara 1.600 – 1.800 ton per harinya. Oleh karena itu, pabrik semen berinovasi untuk mengganti bahan bakar ini dengan harga yang lebih ekonomis, dan mudah didapat. Refuse Derived Fuel (RDF) yang merupakan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang tercampur dengan memisahkan sampah non-combustible untuk menghasilkan campuran yang homogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan RDF terhadap kestabilan proses meliputi temperatur stage 5 preheater, torsi kiln, dan pressure inlet kiln, serta kualitas klinker pada parameter freelime, C3S, dan C2S yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif - kuantitatif dengan mengolah data dari Control Room PT Semen Gresik Rembang. RDF yang dihasilkan dapat menjadi bahan bakar alternatif karena memenuhi syarat dengan nilai kalor sebesar 4.811 kkal/kg, dan nilai moisture sebesar 9,5%. Hasil analisis kestabilan operasi setalah pemasukan RDF pada parameter temperatur stage 5 preheater menunjukkan kondisi yang stabil, torsi kiln menunjukkan kondisi yang fluktuatif dengan nilai standar deviasi yang lebih rendah, pressure inlet kiln menunjukkan kondisi yang fluktuatif, hingga indeks kebutuhan batubara yang menurun sebesar 0,01 ton batubara/ton klinker. Analisis kualitas klinker menunjukkan hasil yang semakin baik setelah pemasukan RDF apabila ditinjau dari parameter freelime yang nilainya berkisar dari 1 – 1,5% kurang dari batas maksimal (2%), serta kuat tekan semen yang semakin baik ditinjau dari kandungan C3S dan C2S-nya. Oleh karena itu, RDF dapat memenuhi klasifikasi sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara.