Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Internalization of Islamic Values in Counseling Services to Improve The Mental Health of Adolescents Devianti, Rika; Safitri, Nur’aini
Educational Guidance and Counseling Development Journal Vol 8, No 1 (2025): EGCDJ
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/egcdj.v8i1.36735

Abstract

Remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Tanda-tanda remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental yaitu seperti terlihat tidak bersemangat, nafsu makan berkurang, susah tidur, dan rasa cemas atau khawatir yang berlebihan. Konseling adalah proses bantuan yang diberikan oleh seorang profesional untuk meningkatkan kesehatan mental remaja. Dalam pelaksanaan konseling perlu internalisasikan nilai-nilai islam seperti Q.S. al-Baqarah:155 tentang bersabar dalam menghadapi ujian, Q.S. al-Anbiya:90 tentang berserah diri dan berdo’a kepada Allah ketika menghadapi ujian, Q.S. al-A’raf:201 tentang perintah bertakwa kepada Allah ketika ditimpa perasaan was-was, dan Q.S. al-Baqarah:286 tentang Allah menguji atau membebani hambanya sesuai dengan kesanggupannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis library research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penelaan terhadap berbagai literatur-literatur yang relevan dengan kajian penelitian yang kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis isi dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif. Dari hasil penelaan beberapa literatur diperoleh sepuluh jurnal yang relevan dengan kajian yang diteliti dengan hasil bahwa internalisasi nilai-nilai Islam dalam layanan konseling dapat meningkatkan kesehatan mental remaja. Remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat memahami bahwa ujian atau masalah yang sedang dialaminya merupakan ujian dari Allah, senantiasa selalu bersabar dan berserah diri kepada Allah ketika sedang mengalami suatu masalah dalam hidupnya, dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan dirinya sendiri. Internalisasi nilai-nilai Islam dalam konseling menjadi hal yang penting untuk dilakukan dalam upaya mewujudkan remaja yang memiliki mental yang sehat.
The Shift in the Concept of Head of Family for Working Women: An Islamic and Gender Perspective in Pekanbaru Alfiah; Herlinda, Fitrah; Safitri, Nur’aini; Rambe, Nadya Azhari
Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 15 No. 3 (2025): November 2025
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31940/soshum.v15i3.213-221

Abstract

The role of women in the digital era has experienced a significant transformation, no longer limited to domestic responsibilities as housewives, but also extending to active participation in the professional sphere. An increasing number of women choose to pursue careers after marriage, which in some cases leads them to become the main breadwinners for their families. This phenomenon challenges the conventional view that men are the sole heads of families and opens discourse on the redefinition of family leadership. This study aims to explore the meaning of being the head of the family for working women in Pekanbaru who either act as the main financial provider or earn a higher income than their husbands. Employing a phenomenological approach, this research involved ten female informants who shared their lived experiences. Data were collected through in-depth interviews and analysed using Colaizi’s method to identify core themes. The findings reveal that there is a noticeable shift in the understanding of family headship among these women. For those who serve as the primary providers, the concept of “head of the family” is interpreted not merely as a legal or formal title, but as a functional and relational responsibility encompassing economic, emotional, and social dimensions. The meaning of leadership in the family is thus redefined through practical roles and cooperation between spouses rather than rigid gender hierarchy. This study concludes that the redefinition of family headship among working women in Pekanbaru reflects a contextual interpretation of Islamic values, where leadership in the household is viewed as a shared responsibility based on capability and contribution rather than gender alone.