Bakteri Gram-negatif Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen oportunistik yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial, neutropenia, luka bakar parah, atau fibrosis kistik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan kurang tepat dapat mengakibatkan bakteri menjadi resisten. Salah satu alternatif pengobatan resistensi bakteri adalah menggunakan tanaman obat seperti sambung nyawa, pegagan, ketepeng cina, dan bayam merah. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri keempat ekstrak tanaman tersebut terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 sensitif dan resisten serta untuk mengetahui golongan senyawa antibakteri pada ekstrak tanaman yang mempunyai aktivitas antibakteri paling tinggi dengan bioautografi. Keempat tanaman diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan metode maserasi. Metode yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari empat ekstrak adalah metode difusi disk dengan seri konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%, 40%, dan 80% b/v. Kandungan senyawa pada ekstrak yang paling poten dilakukan analisis menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan bioautografi. Hasil dari uji antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak ketepeng cina memiliki potensi antibakteri tertinggi terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 sensitif dengan zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, dan 80% berturut-turut adalah 7 ± 0 mm, 8 ± 0,87 mm, dan 8,2 ± 0,29 mm. Hasil uji ekstrak ketepeng cina terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa resisten didapatkan zona hambat sebesar 9,17 ± 0,29 mm, 9,50 ± 2,60 mm, dan 13,67 ± 1,15 mm. Hasil dari uji KLT ekstrak ketepeng cina memiliki kandungan flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, steroid, dan alkaloid. Hasil bioautografi menunjukkan bahwa ketepeng cina pada bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853 sensitif dan resisten tidak ada zona hambat yang terbentuk.