Latar Belakang: Batu uretra anterior merupakan kondisi yang jarang terjadi, hanya sekitar 1–2% dari seluruh kasus batu saluran kemih. Batu ini dapat berasal dari migrasi batu dari saluran kemih atas atau terbentuk lokal akibat faktor predisposisi seperti striktur uretra atau infeksi kronik. Obstruksi uretra oleh batu dapat menyebabkan retensi urin akut dan meningkatkan tekanan retrograd pada sistem pelviokaliks ginjal, yang berpotensi menimbulkan hidronefrosis dan gangguan fungsi ginjal berupa azotemia postrenal. Laporan Kasus: Seorang pria 36 tahun datang dengan keluhan nyeri berkemih, pancaran urin melemah, dan riwayat keluarnya batu bersama urin saat berkemih. Riwayat pancaran urin berkurang kurang lebih 3 hari sebelumnya dan urin tidak bisa keluar dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pemeriksaan fisik menunjukkan massa nyeri di glans penis, dan radiografi abdomen mengungkap batu uretra berukuran 1 x 1 cm di pars fossa navicularis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia mikrositik hipokrom serta peningkatan ureum (200 mg/dL) dan kreatinin (7,3 mg/dL), yang mengindikasikan gangguan fungsi ginjal akut akibat obstruksi postrenal. Hasil: Pasien menjalani tindakan dorsal meatotomi dan ekstraksi batu uretra dengan sistoskopi menggunakan anestesi spinal. Prosedur berhasil menghilangkan obstruksi, mengembalikan aliran urin, serta memperbaiki fungsi ginjal. Operasi dorsal meatotomi dilakukan selama 1 jam tanpa penyulit dan komplikasi. Urin keluar sekitar 2500 cc, pasien dirawat selama 3 hari dan rawat jalan dalam kondisi stabil pada hari ke empat. Kesimpulan: Batu uretra anterior dapat menyebabkan komplikasi serius seperti hidronefrosis dan azotemia postrenal akibat obstruksi mekanik. Diagnosis dini dan penanganan cepat melalui prosedur ekstraksi batu sangat penting untuk mencegah kerusakan ginjal permanen. Anestesi spinal merupakan pilihan anestesi yang aman dan efektif dalam intervensi urologi bawah, mendukung proses pemulihan pasien secara optimal.