Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

GAGAL NAPAS AKUT DENGAN HIPOKSEMIA REFRAKTER PADA PREEKLAMPSI BERAT APLIKASI “PEEP TINGGI DAN BALANS CAIRAN NEGATIF” DI ICU Sommeng, Faisal
Green Medical Journal Vol 1 No 1 (2019): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1793.893 KB) | DOI: 10.33096/gmj.v1i1.16

Abstract

Pendahuluan: Edema paru akut pada kehamilan akibat preeklampsia merupakan kejadian yang mengancam jiwa dan merupakan bentuk morbiditas maternal. Manifestasi klinis yang ditakutkan adalah hypoxemia. Refrakter  hipoksemia adalah apabila peningkatan tekanan parsial oksigen dalam arteri (PaO2) < 5 mmHg dengan peningkatan FiO2 10%   atau PaO2 < 60 mmHg atau     P/F rasio < 100 pada FiO2 80 ? 100% dengan PEEP > 10 - 20 cmH20 lebih dari 12-24 jam. Pada kasus ini, seorang pasien perempuan usia 35 tahun masuk ICU RSUP Wahidin Sudirohusodo dari Kamar operasi instalasi gawat darurat dengan udema paru akut ec PEB + Post SSTP, kemudian dilakukan ventilasi mekanik (VM) mode PCV+ Pins 20, PEEP 10, PS 15, RR 20, Vt 350 - 400ml, FiO2 100%  SpO2 maksimal yang dihasilkan hanya sampai dengan 96%, P/F rasio 95,2. Setelah dilakukan ventilasi mekanik selama 11 jam,  dari analisa gas darah didapatkan pH 7,52, PaCO2 28,5, sat 89,6%, PaO2 50,1 HCO3 23,2  BE 2,2 P/F ratio 62 dengan FiO2 100% dan airway pressure 30 cmH2O dan disimpulkan mengalami refrakter hipoksemia. Terapi: Sedasi, pemberian pelumpuh otot, perubahan setting ventilator PEEP tinggi dan evakuasi cairan. Pemberian PEEP tinggi sampai dengan 25 cmH2O dengan cara meningkatkan A/W pressure setiap 2 menit secara berkala sampai dengan 55 cmH2O tahan selama 2 menit dan diturunkan perlahan dilanjutkan dengan PCV: Pinsp 20, PEEP 15-20, FiO2 80%. serta dilakukan evakuasi cairan dengan diuretik. Hasil: Perbaikan P/F ratio sampai 139 pada saat maneuver rekruitmen dan P/F ratio membaik sampai dengan 244 setelah 6 jam pasca maneuver selanjutnya pada hari ke-5 pasien dibebaskan dari ventilator dengan P/F ratio 313 dan Pindah perawatan pada hari perawatan ke 6.
Hubungan Status Fisik Pra Anestesi Umum dengan Waktu Pulih Sadar Pasien Pasca Operasi Mastektomi di RS Ibnu Sina Februari - Maret 2017 Faisal Sommeng
UMI Medical Journal Vol 3 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.053 KB) | DOI: 10.33096/umj.v3i1.34

Abstract

Latar belakang: Keganasan yang menyerang wanita yaitu kanker payudara. Kanker yang terbatas pada payudara, pengobatannya hampir selalu pembedahan untuk mengangkat sebanyak mungkin tumor. Terdapat sejumlah pilihan pembedahan, pilihan utama adalah mastektomi yaitu pengangkatan seluruh payudara. Untuk memfasilitasi operasi ini, anestesi umum merupakan teknik yang paling sering dipilih. Untuk menentukan prognosis ASA (American Society of Anesthesiologists) membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi yang membagi pasien ke dalam 5 kelompok atau kategori dari ASA I – V. Evaluasi pra anestesi pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas perioperatif dan untuk menghilangkan kecemasan pasien. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel berjumlah 8 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di RS Ibnu Sina. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner data yang berupa daftar isian untuk mencatat status fisik pra anestesi umum dan waktu pulih masing-maisng pasien, serta lembar penilaian skala modifikasi sedasi Ramsay untuk mengukur tingkat sedasi pada pasien. Analisa data pada penelitian ini digunakan uji statistik bivariat menggunakan metode analisis korelasi Spearman rho. Hasil: Dari 8 sampel yang diperoleh, didapatkan 2 responden (25%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA I, 4 responden (50%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA II, dan 2 responden (25%) memiliki status fisik pra anestesi umum ASA III. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran waktu pulih sadar dari anestesi umum yaitu waktu yang dihitung mulai voltile ditutup yang di lakukan pada jahitan terakhir kulit sampai dengan pasien mencapai modifikasi skala sedasi ramsay 2 dimana pasien dapat mencapai tingkat sedasi yang ringan, kooperatif, berorientasi dan tenang. Di dapatkan perbedaan rerata waktu pulih sadar pasien pasca operasi mastektomi dengan status fisik pra anestesi umum kirteria ASA 1 (12 menit), ASA II (26 menit 25 detik) dan ASA III (36 menit). Dari hasil pengujian data menunjukkan nilai sig. (2-tailed) 0,025 < 0,05, maka artinya terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel independen dan variabel dependen sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara status fisik pra anestesi umum maka waktu pulih pasien pasca operasi mastektomi. Kesimpulan: Hasil penelitian di RS Ibnu Sina Februari – Maret 2017 menunjukkan adanya hubungan antara status fisik pra anestesi umum dengan waktu pullih pasien pasca operasi mastektomi dengan nilai sig. (2-tailed) 0,025 < 0,05 yang berarti H1 diterima.
Identifikasi Bakteri Udara di Ruang Operasi dengan Bakteri pada Luka Infeksi Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina Faisal Sommeng
UMI Medical Journal Vol 4 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.359 KB) | DOI: 10.33096/umj.v4i1.49

Abstract

Latar belakang: Ruang operasi merupakan ruangan yang berpotensi tinggi menyebabkan infeksi nosokomial di rumah sakit terutama infeksi luka operasi. Lingkungan ruang operasi beresiko tinggi yang bisa menjadi tempat yang mudah menularkan infeksi dari dan ke penderita. Sumber infeksi juga dapat berasal dari personel kamar operasi, alat dan bahan penunjang pembedahan, lingkungan pembedahan dan pasien yang akan dibedah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri udara di ruang operasi dengan bakteri pada luka pasien infeksi pasca operasi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis untuk mengetahui jenis bakteri udara di ruang operasi dan bakteri pada luka pasien infeksi pasca operasierasi di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan melalui pencatatan hasil identifikasi bakteri berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dan biakan. Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Data univariat dianalsia secara deskriptif, lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan diagram. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Operasi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar, didapatkan 14 sampel dan jenis bakteri yang ditemukan berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial. Hasil identifikasi bakteri ditemukan 6 bakteri pada ruang operasi yaitu bakteri Alkaligenes Faecalis 2 sampel (33%), Enterobacter aglomerans 2 sampel (33%), Klebsiella pneumoniae 1 sampel (17%) dan Escherichia coli 1 sampel (17%). Dan ditemukan 8 bakteri pada specimen pasien infeksi pasca operasierasi yaitu bakteri Escherichia coli 4 sampel (50%), Klebsiella pneumoniae 1 sampel (12%), Proteus mirabilis 1 sampel (12%), Alkaligenes faecalis 1 sampel (12%), dan Enterobacter alomerans 1 sampel (12%) Kesimpulan: Bakteri yang terbanyak adalah bakteri basil gram negatif dan bakteri yang paling dominan pada udara di ruang operasi yaitu Alcaligenes faecalis dan Enterobacter aglomerans Bakteri yang paling mendominasi pada spesiemen pasien infeksi pasca operasi yaitu Escherichia coli.
High Flow Nasal Canula (HFNC) In COVID-19 Associated Acute Respiratory Distress Syndrome (CARDS) faisal sommeng; Syafri K. Arif; Hisbullah Hisbullah; Muhammad Rum
UMI Medical Journal Vol 6 No 2 (2021): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v6i2.159

Abstract

Latar Belakang: Pasien Covid-19 related Acute Respiratory Distress Syndrome (CARDS) dengan gejala ARDS sedang hingga berat memerlukan Invasive mechanical ventilation (IMV) dan memiliki prognosis yang buruk dengan angka ARDS sekitar 75% serta 63% menerima Invasive mechanical ventilation (IMV) dengan tingkat kematian 59%. Tingginya angka kematian pasien CARDS mendapat terapi invasive mechanical ventilation (IMV) menyebabkan para praktisi kesehatan berusaha untuk menunda intubasi dan ventilasi mekanik secara dini sehingga Non Invasive Ventilation Mechanic (NIV), CPAP dan HFNC menjadi alternatif terapi dalam penanganan CARDS. Kasus: Perempuan usia 49 tahun, masuk ICU dengan diagnosa POH-4 Craniectomy evakuasi tumor sphenoid, Sepsis Syok dan Covid-19 terkonfirmasi. Pada pemeriksaan didapatkan hipoksemia dengan ARDS berat P/F ratio 112.1 mmHg dan gambaran pneumonia dextra dan efusi pleura dextra. Sebelum pindah ke ICU Covid, pasien mendapatkan terapi HFNC FiO2 40% dengan flow 35 L/menit, RR 25, Saturasi 95%, ROX index 9,5. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Wbc : 7.800/L, Hb: 8,1mg/dl, Plt : 131.000/mm3, Bilirubin total 1,3 mg/dl, bilirubin direct 0,83 mg/dl, Na/K/cl : 143/2,9/111, Procalcitonin : 11.2. Kesimpulan:. Terapi oksigen dengan HFNC pada CARDS sedang sampai berat menjadi pilihan bijaksana dimana terapi HFNC dapat menunda intubasi dan IMV dengan outcome yang baik. Sebagaimana Surviving Sepsis/Society of Critical Care Medicine merekomendasikan HFNC sebagai pendekatan lini pertama.
Perbandingan Efek Diazepam 5 MG P.O dan Alprazolam 0,5 MG P.O Sebagai Premedikasi Pra Bedah Pada Pasien Operasi Ca Mammae Faisal Sommeng; Rachmat Faisal Syamsu; Fendy Dwimartyono; Arina Fathiyyah Arifin; Reghita Avrilya
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.2130

Abstract

Carcinoma Mammae (kanker payudara) merupakan penyakitkeganasan yang paling banyak terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian wanita kedua di Amerika Serikat. Pada tahun 2014 terdapat 232.000 kasus baru kanker payudara pada wanita di Amerika Serikat dan angka kematian sebanyak 40.000 kasus. Menurut Brunner dan Suddarth tidak ada satupunpenyebab spesifik dari Ca Mammae, sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, steroid endogen apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi Ca mammae. Mengetahui bagaimana efek pemberian diazepam 5 mg p.o dan alprazolam0,5 mg p.o terhadap premedikasi pra bedah pada pasien operasi Ca Mammae di RSIbnu Sina Makassar. Penelitian ini menggunakan metode clinical trial dengan pendekatan Cross- Sectional, dengan menggunakan jenis data primer berupa kuisioner penelitiandengan menggunakan instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale(HARS) dan kuisioner efek samping obat. Terdapat perbedaan bermakna antara perbandingan efek tingkat kecemasanyang dihasilkan dari kedua kelompok penelitian, Alprazolam lebih baik dalammenghasilkan level kecemasan dibanding diazepam dengan nilai p = 0,003, kelompok premedikasi menggunakan alprazolam juga memiliki efek samping lebih sedikit dibanding dengan kelompok diazepam dengan perbandingan sebesar 1:3. Kesimpulan penelitian ini, Pemberian Premedikasi Alprazolam 0,5 mg p.o lebih baik dalam menghasilkan level kecemasan dibanding Diazepam 5 mg p.o.
Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Terhadap Pelayanan Tindakan Kemoterapi Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Juni Tahun 2019 Dahliah Dahliah; Nevi Sulvita Karsa; Faisal Sommeng; Imran Safei; Ema Magfirah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.57 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.54

Abstract

Background: Patient satisfaction is the first indicator of a hospital standard and a measure of servicequality. Understanding the needs and desires of the patient is important that affects patient satisfaction, tohelp improve the quality of health services, requiring the establishment of Social Security administeringAgency (BPJS) which is required to provide Satisfaction in patients. The services provided by the hospitalmust be qualified and meet the five dimensions of the main quality: tangibles, reliability, responsiveness,assurance, and Emphaty.Research aims: To determine the level of satisfaction of BPJS patients on the service of chemotherapy inIbn Sina Makassar Hospital in June year 2019.Research methods: This research is a descriptive draft study using a cross sectional approach. The samplesin this study were 54 people who meet the criteria for inclusion and exclusion. The data collectiontechniques used are questionnaire.Results of the study: according to the research results of BPJS patient satisfaction level of chemotherapy inthe hospital Ibn Sina Makassar, using the dimensions obtained in the dimension tangible 50% satisfied and50% very satisfied, on the reliability dimension 37 % were satisfied and 63% were very satisfied, on thedimension responsiveness 51.9% satisfied and 48.1% very satisfied, on the dimension of assurance 29.6%feel satisfied and 70.4% very satisfied, and on the dimension of Emphaty 38.9% feel satisfied and 61.1%feel very satisfied.Conclusion: The quality of service quality of tangible, reliability, responsiveness, assurance, and emphatyaffects the level of patient satisfaction of the participants of the Social security health provider to theMinistry of Action chemotherapy at the hospital Ibn Sina Makassar.
Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Terhadap Pelayanan Tindakan Kemoterapi Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Juni Tahun 2019 Dahliah Dahliah; Nevi Sulvita Karsa; Faisal Sommeng; Imran Safei; Ema Magfirah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.57 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.54

Abstract

Background: Patient satisfaction is the first indicator of a hospital standard and a measure of servicequality. Understanding the needs and desires of the patient is important that affects patient satisfaction, tohelp improve the quality of health services, requiring the establishment of Social Security administeringAgency (BPJS) which is required to provide Satisfaction in patients. The services provided by the hospitalmust be qualified and meet the five dimensions of the main quality: tangibles, reliability, responsiveness,assurance, and Emphaty.Research aims: To determine the level of satisfaction of BPJS patients on the service of chemotherapy inIbn Sina Makassar Hospital in June year 2019.Research methods: This research is a descriptive draft study using a cross sectional approach. The samplesin this study were 54 people who meet the criteria for inclusion and exclusion. The data collectiontechniques used are questionnaire.Results of the study: according to the research results of BPJS patient satisfaction level of chemotherapy inthe hospital Ibn Sina Makassar, using the dimensions obtained in the dimension tangible 50% satisfied and50% very satisfied, on the reliability dimension 37 % were satisfied and 63% were very satisfied, on thedimension responsiveness 51.9% satisfied and 48.1% very satisfied, on the dimension of assurance 29.6%feel satisfied and 70.4% very satisfied, and on the dimension of Emphaty 38.9% feel satisfied and 61.1%feel very satisfied.Conclusion: The quality of service quality of tangible, reliability, responsiveness, assurance, and emphatyaffects the level of patient satisfaction of the participants of the Social security health provider to theMinistry of Action chemotherapy at the hospital Ibn Sina Makassar.
KARAKTERISTIK PASIEN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DI RS IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2021 Muhammad Ikhsan; A. Husni Tanra; Faisal Sommeng; Reeny Purnamasari; Darariani Iskandar
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 4 (2023): DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i4.21883

Abstract

Perdarahan saluran cerna bagian atas merupakan perdarahan pada saluran cerna sampai batas anatomis pada ligamentum Treitz. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien perdarahan saluran cerna bagian atas di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian cross-sectional menggunakan data sekunder dari rekam medik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari 31 sampel perdarahan saluran cerna bagian atas terdapat karakteristik laki-laki (38,7%), Perempuan (61,3%), remaja (12,4%), dewasa (12,4%), pra-lansia (74,2%), ulkus peptic (35,5%), varises esofagus (29,0%), esofagitis (6,5%), pengguna Nsaid (51,6%), serta hasil pemeriksaan endoskopi antrum gaster erosi (35,5%). Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan karakteristik jenis kelamin pada pasien Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) sampel perempuan sebanyak 19 pasien (61,3%) lebih banyak dibanding laki laki sebanyak 12 pasien (38,7%). Berdasarkan karakteristik usia pasien Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas terbanyak pada usia 45-59 tahun sebanyak 23 pasien (74,2%). Berdasarkan karakteristik diagnosis pasien Perdarahan Saluran Cerna Bagitan Atas terbanyak didapatkan dengan diagnosis ulkus peptik yakni sebanyak 11 sampel (35,5%). Berdasarkan karakteristik faktor risiko pasien Perdarahan Saluran Cerna Bagitan Atas didapatkan bahwa riwayat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) lebih banyak didapatkan yakni sebanyak 16 sampel mengkonsumsi obat NSAID (51,6%) di banding 15 sampel tidak mengkonsumsi obat NSAID (48,4%). Berdasarkan karakteristik hasil endoskopi pasien Perdarahan Saluran Cerna Bagitan Atas didapatkan terlihat bahwa hasil pemeriksaan endoskopi terbanyak didapatkan sebanyak 11 sampel mengalami antrum gaster erosi (35,5%).
Peran Code Blue terhadap Penanganan Henti Napas Henti Jantung di Rumah Sakit Faisal Sommeng; Rahmi Utami; Fendy Dwimartyono; M. Iswan Wahab; Abdul Muthalib
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 8 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i8.365

Abstract

Kejadian henti napas dan henti jantung merupakan bentuk kegawat daruratan yang harus mendapatkan penanganan yang tepat dan segera. Keberadaan tenaga inilah yang selama ini menjadi masalah di rumah sakit yang banyak terdapat tenaga medis dan paramedis. Tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life saving sehingga dibentuknlah tim tanggap di rumah sakit yaitu code blue. Tim Code blue dapat dipanggil dengan mengaktifkan code blue. Code blue merupakan suatu sistem aktivasi kode pada pasien yang mengalami kondisi henti jantung, henti nafas, atau situasi gawat darurat yang membutuhkan resusitasi. Penelitian ini untuk melihat dan mengetahui peran tim code blue terhadap penanganan henti napas henti jantung di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan metode narrative review berdasarkan literature atau penelitian yang telah dilakukan dan dipublikasi pada jurnal internasional, internasional terkareditasi, nasional dan nasional terakreditasi. Peran tim code blue berpengaruh penting terhadap penanganan henti napas henti jantung di Rumah Sakit. Penelitian ini menunjukkan bahwa umumnya semua kasus emergency henti napas henti jantung memerlukan aktivasi tim code blue untuk mendapatkan penanganan dan bantuan segera, sehingga dengan adanya tim code blue maka akan menekan angka kematian serta meningkatkan angka pasien yang mengalami Return of Spontaneous Circulation (ROSC). Namun selain itu keberhasilan code blue juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti respon time, kelengkapan alat emergency pengetahuan dan kemampuan tim code blue. Berdasarkan hasil review dari beberapa literatur yang didaptakan, maka disimpulkan bahwa tim code blue sangat berperan penting terhadap penanganan henti napas henti jantung di Rumah Sakit.
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Angka Kejadian Osteoartritis di Rumah Sakit Ibnu Sina Muhajir, Agung; Sam, A. Dhedie Prasatia; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; N, Hermiaty; Sommeng, Faisal
Indonesian Journal of Health Vol 2 No 02 (2022): Vol.02 No.02 (Februari 2022)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v2i02.87

Abstract

Osteoarthritis is a degenerative and inflammatory joint disease that causes pathological changes throughout the joint structure. This disease can be triggered by various risk factors, both systemic and local. One significant risk factor is excess body weight, which increases the likelihood of osteoarthritis, especially in weight-bearing joints such as the knees, regardless of gender. This study aims to examine the relationship between body mass index (BMI) and the prevalence of osteoarthritis at Ibnu Sina Hospital in Makassar. Using an observational analytic method with a retrospective design, this study investigates the correlation between BMI and the incidence of osteoarthritis. Data collection was conducted through total sampling technique, and statistical analysis was performed using Kendall's tau test. The results showed that out of a total of 100 patients, 50% were diagnosed with osteoarthritis and 50% were not. The BMI distribution of patients was as follows: 8% underweight, 24% normal, 26% overweight, 22% class 1 obesity, and 20% class 2 obesity. Statistical analysis using Kendall's tau test with a significance level of α = 5% (0.05) yielded a p-value of 0.000. Since the p-value (0.000) is less than α (0.05), H0 is rejected. This result indicates a significant relationship between body mass index (BMI) and the incidence of osteoarthritis (OA). In conclusion, this study demonstrates a correlation between body mass index and the incidence of osteoarthritis in patients at Ibnu Sina Hospital in Makassar.
Co-Authors A. Husni Tanra Abdul Muthalib Abdul Raqib Rahman Abdullah, Rezky Putri Indarwati Abidin, Nuraini Aisyah, Windy Nurul Alamanda Irwan, A. Alya Nabila, Andi Amkar, Musvirah Safitri Anggita, Dwi Angriani, Novita Arina Fathiyyah Arifin Arliana Arlin Avrilya, Reghita Bangsawan, Israfil Raya Dahlia Dahliah Dahliah Dahliah, Dahliah Darariani Iskandar Darussalam, A. Muh Nurdiansyah Dewanty, Ashita Mary DK, Indah Lestari Ema Magfirah Faisal Syamsu, Rachmat Fathiyyah Arifin, Arina Fendy Dwimartyono Fendy Dwimartyono Gunawan, Muh Irwan Haizah Nurdin Hamza, Pratiwi Nasir Harahap, Muh. Wirawan Harahap, Muhammad Wirawan Harahap, Wirawan Hasbi, Berry Erida Hidayat, Lujna Adharani Hisbullah Hisbullah Husni Tanra, A. Ichsan, Muh. Nur Ikram, Dzul Imran Safei Imran Safei, Imran Irna Diyana Kartika Irsandy Syahrudin, Febie Ismail, Muhammad Wirasto Juhamran, Reeny Purnamasari K, Irna Diyana Kartika Karim, Abdul Mubdi Ardiansar Arifuddin Karim, Marzelina Kharisma Saeraya Lestari Daeng Kanang, Indah Liaury, Kristian M. Iswan Wahab Magfirah, Ema Maharani, Ratih Natasha Makmun, Armanto Maulidya, Dhinda Lunizar Muh. Nur Abadi Muhajir, Agung Muhammad Asrul Apris Muhammad Ikhsan Muhammad Rum Mulyadi, Farah Ekawati N, Hermiaty Nevi sulvita karsa Novriansyah, Zulfikri Khalil Nur, Muh. Jabal Nurhikmawati, Nurhikmawati Nurmadilla, Nesyana Pranomo, Sigit Dwi Purnamasari, Reeny Putri, Andi Iin T.C Rachmat Faisal Syamsu Radithya Sahrul, Ralf Rahil Annisyah Putri D Rahmi Utami Ramadhani, Karlinda Novira Reeny Purnamasari Reghita Avrilya Rifa'at, Syahrul Romy Hefta Mulya Rusdam, Sulfikar Sam, A. Dhedie Prasatia Sigit Dwi Pramono Siregar, Lenni Sari Syafi, Talita Syadia Syafri K. Arif Syafri Kamsul Arif Triananda, Dhini Cesaria Wahab, Iswan Wardana, Riqah Nefiyanti Putri Wiriansya, Edward Pandu Yanti, Andi Kartini Eka Zulfa, Atria Putri