TBC paru merupakan penyakit menular menular yang terjadi pada saluran pernafasan bagian bawah manusia yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penderitanya akan mengalami sesak napas, penurunan frekuensi pernapasan, pernapasan lubang hidung, sianosis, hipoksemia, bahkan hipoksia. Pemberian posisi semi Fowler dan posisi tengkurap merupakan metode yang efektif untuk frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan posisi semi fowler dan posisi tengkurap terhadap frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada pasien tuberkulosis paru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain quasi eksperimen dan pendekatan tipe two group pretest – posttest. Jumlah sampel sebanyak 32 responden, pemilihan sampel ini menggunakan purposive sampling. Uji yang digunakan adalah uji T berpasangan untuk mengetahui perbedaan pretest dan posttest pada masing-masing kelompok. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan penerapan posisi semi fowler dan posisi tengkurap terhadap frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen, peneliti menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata frekuensi pernafasan antara responden yang diberikan posisi semi Fowler dan posisi tengkurap dengan p-value sebesar 0,067 (p-value > 0,05). Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat perbedaan rerata saturasi oksigen pada kelompok yang diberikan posisi semi Fowler dan posisi tengkurap dengan p-value sebesar 0,000 (p-value > 0,05). Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan keperawatan untuk mengatasi masalah frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada pasien tuberkulosis paru pada posisi semi Fowler dan posisi proning.