Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATAN PEMAHAMAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KALIPARE KABUPATEN MALANG Oktavia, Santi
JIPI (Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam) Vol 1 No 1 (2022): JIPI (Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam)
Publisher : PRODI PAI FIK UNIRA MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58788/jipi.v1i2.1740

Abstract

This study aims to determine how the cooperative learning model in PAI subjects at SMPN 2 Kalipare. To achieve the goal, the researcher used qualitative methods. The data collection methods are observation, interviews, and documentation. Technical analysis of the data using data collection, data reduction, data display and data inference. The results showed that the use of the cooperative learning model at the State Junior High School 2 Kalipare was able to understand students well in Islamic religious education subjects. Students' understanding increases well, it can be seen in terms of the results of students' scores getting better as well as from daily behavior both in the school environment by increasing students' politeness towards teachers and students' activeness in religious activities but still need to improve when at home. Keywords: Cooperative learning, Understanding, Islamic Religious Education
Relationship of Diabetes Mellitus Patient Satisfaction Survey with Prolanis Health Services Oktavia, Santi; Sujiah, Sujiah; Andora, Novika; Maryuni, Sri
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 2 (2024): July-December 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i2.5423

Abstract

Diabetes mellitus is classified as a chronic disease that causes complications that must be prevented. One way to prevent complications is to try to maintain stable blood sugar levels in people with diabetes mellitus. Therefore, the government established the Chronic Disease Management Program (PROLANIS) through BPJS to provide services to maintain stable blood sugar. The aim of this research is the relationship between the Diabetes Mellitus Patient Satisfaction Survey and Prolanis Health Services at the Way Kandis Community Health Center.This research method uses a quantitative type of research with a cross sectional approach. The test used is chi square. The population in this study were 254 patients with diabetes mellitus and the sample in this study was 42 diabetes mellitus patients.Based on the results of univariate analysis, it is known that the majority of respondents said they were dissatisfied, amounting to 15 people (35.7%) and respondents who received prolanis health services which were not good, amounting to 25 respondents (59.5%). Based on the results of statistical tests, a p-value of 0.018 <0.05 was obtained, which means there is a relationship between the Diabetes Mellitus Patient Satisfaction Survey and Prolanis Health Services at the Way Kandis Community Health Center, Bandar Lampung. As input for community health center managers to improve health services as well as insight into the effectiveness of interactions with patients, and especially on satisfaction with the prolanis program for diabetes mellitus patients.
Pengaruh Latihan Range of Motion (ROM) untuk Meningkatkan Kekuatan Otot pada Pasien Stroke Non Hemoragik di Ruang Rawat Inap Berlian RS. Permata Hati Lampung Timur Antoni, Tri; Oktavia, Santi; Antoro, Budi
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i1.15472

Abstract

ABSTRACT The prevalence of non-hemorrhagic stroke is quite high, with over 7.6 million cases of ischemic stroke worldwide, 713,783 cases in Indonesia (10.9 ‰), and 22,171 cases in Lampung Province (8.3 ‰). The most prominent clinical manifestation of stroke is the loss of motor function, which leads to a decrease in muscle strength. In the Berlian Inpatient Room at Permata Hati Hospital East Lampung 60% of stroke patients have muscle strength 1-2, and 40% have muscle strength 3-4. ROM exercises are highly useful in maintaining muscle strength and improving joint movement. This study aims to determine the influence of ROM exercises in improving muscle strength in non-hemorrhagic stroke patients. The study used a pre-experimental design with one group pretest-posttest. The population consisted of non-hemorrhagic stroke patients who were admitted to the Berlian Inpatient Room at Permata Hati Hospital, East Lampung. The sample size was 28 individuals, selected through accidental sampling. The independent variable was ROM exercises, while the dependent variable was muscle strength. Bivariate analysis was conducted using dependent t-test (paired sample t-test). The results of the univariate analysis showed that the average muscle strength before the passive ROM exercises was 2 ± 1.2, and after the exercises, it increased to an average of 2.85 ± 1.19. The bivariate analysis revealed a significant influence of ROM exercises in improving muscle strength in non-hemorrhagic stroke patients (p-value = 0.000). Therefore, it is recommended for nurses to conduct ROM exercises according to the standard operating procedures (SOP) for stroke patients and to motivate the patients' families to continue the passive ROM exercises at home. Keywords: Range of Motion (ROM), Muscle Strength, Non-Hemorrhagic Stroke.  ABSTRAK                                                                  Prevalensi stroke non hemoragik cukup tinggi, di Dunia terdapat lebih dari 7,6 juta stroke iskemik, di Indonesia sebesar 713.783 kasus (10,9 ‰), dan di Provinsi Lampung sebanyak 22.171 kasus (8,3 ‰). Manifestasi klinis paling menonjol stroke adalah kehilangan motorik yang berdampak menurunnya kekuatan otot. Di Ruang Rawat Inap Berlian RS. Permata Hati Lampung Timur 60% pasien stroke memiliki kekuatan otot 1-2, dan 40% memiliki kekuatan otot 3-4. Latihan ROM sangat berguna untuk mempertahankan kekuatan otot dan meningkatkan gerakan sendi. Penelitian dilakukan dengan tujuan diketahuinya pengaruh latihan range of motion (ROM) untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik. Penelitian ini menggunakan rancangan praeksperiment dengan one group pretest posttest. Populasi yaitu seluruh pasien stroke non hemoragik yang dirawat di Ruang Rawat Inap Berlian RS. Permata Hati Lampung Timur, dengan jumlah sampel yaitu 28 orang, menggunakan accidental sampling. Variabel independen yaitu latihan ROM, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini kekuatan otot. Analisis bivariat menggunakan analisis uji T dependent (paired sample t-test. Hasil analisis univariat diperoleh bahwa kekuatan otot sebelum dilakukan latihan ROM pasif rata-rata sebesar 2 ± 1,2, dan setelah dilakukan latihan ROM pasif rata-rata sebesar 2,85 ± 1,19. Hasil analisis bivariat diperoleh adanya pengaruh latihan range of motion (ROM)   untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke non hemoragik (p-value= 0,000). Oleh karena itu, disarankan bagi perawat diharapkan dapat melakukan latihan ROM sesuai SOP kepada pasien- pasien stroke dan juga memotivasi keluarga pasien untuk melakukan latihan ROM pasif saat perawatan di rumah. Kata Kunci: Range Of Motion (ROM), Kekuatan Otot , Stroke Non Hemoragik.
Hubungan Pemberian Air Jahe Merah dan Madu Dengan Kejadian Batuk pada Anak Ispa Usia 2-4 Tahun di Puskesmas Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun 2024 Lisiptari, Lisiptari; Oktavia, Santi; Maryuni, Sri
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.3848

Abstract

Anak-anak penderita ISPA dapat mengatasi batuknya secara nonfarmakologis di rumah dengan meminum air jahe merah yang dicampur madu. Jika anak mengalami serangan batuk, tindakan yang dianjurkan adalah dengan memberikan 200 ml air jahe merah hangat yang dicampur madu sebanyak dua kali sehari (pagi dan sore). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pada tahun 2024 apakah pemberian air jahe merah dan madu berhubungan dengan penurunan kejadian batuk pada anak usia 2-4 tahun yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut di Puskesmas Way Kandis Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metodologi cross-sectional dengan desain penelitian survei analitik kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah anak-anak yang mengalami ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Way Kandis pada bulan Januari sampai dengan April 2024. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan mengambil 126 responden dari total sampel sebanyak 69 responden. Terdapat korelasi antara pemberian air jahe merah dan madu dengan kejadian batuk pada anak ISPA usia 2-4 tahun di Puskesmas Way Kandis Kota Bandar Lampung tahun 2024, sebagaimana ditunjukkan dari hasil uji statistik yang menghasilkan nilai P sebesar 0,006 atau nilai P 0,05. Untuk membantu dalam penanganan prevalensi ISPA pada balita, maka disampaikan masukan kepada Puskesmas Way Kandis mengenai korelasi antara pemberian air jahe merah dan madu dengan kejadian batuk pada anak ISPA usia 2-4 tahun.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Video Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas di SMA Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah Tahun 2024 Yuliyanti, Gede; Yuliana, Dewi; Oktavia, Santi
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.3626

Abstract

Remaja adalah individu yang berada dalam rentang usia 10-19 tahun (WHO, 2021). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, sekitar 21 juta remaja perempuan berusia 15-19 tahun di negara berkembang mengalami kehamilan setiap tahunnya, dan hampir setengah dari kehamilan tersebut (49%) merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan melalui media video terhadap pengetahuan dan sikap remaja mengenai bahaya seks bebas di SMA Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah pada tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pra-eksperimental. Desain yang digunakan adalah one group pretest-posttest tanpa kelompok pembanding atau kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dependen (paired sample test). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2024 dengan pemilihan sampel menggunakan metode random sampling dari populasi yang terdiri dari 120 siswa kelas XI, dan sampel yang digunakan sebanyak 35 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai pengetahuan dan sikap sebelum intervensi adalah 61,86, dan meningkat menjadi 76,57 setelah intervensi. Rata-rata nilai sikap sebelum intervensi adalah 64,92, dan meningkat menjadi 76,00 setelah intervensi. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji T dengan nilai p-value 0,00 0,05 (Ha diterima, Ho ditolak), dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan melalui media video terhadap tingkat pengetahuan dan sikap siswa. Diharapkan siswa dapat lebih memahami bahaya seks bebas yang dapat menyebabkan putus sekolah atau kehamilan yang tidak diinginkan.
Pengaruh Permainan Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK PGRI Mekar Jaya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2024 Sima, Putri Nofita; Subardiah, Ida; Oktavia, Santi
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 1 (2025): March 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i1.3817

Abstract

Permasalahan gangguan keterlambatan perkembangan anak di Indonesia maupun negara luar hingga sekarang masih menjadi permasalahan. Masalah tumbuh kembang anak ialah masalah yang berisiko untuk kehidupan anak, maka penting guna memahami seluruh aspek yang mempengaruhi serta yang mendukung perkembangan serta pertumbuhan. Penelitian ini bermaksud untuk melihat pengaruh permainan puzzle terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di TK PGRI Mekar Jaya Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini memakai metode kuantitatif dengan menggunakan desain pre-eksperimen one group pre-test post-test. Penelitian ini dilaksanakan di tanggal 15-18 Juli 2024, dengan populasi sebanyak 45 anak usia 4-5 tahun di TK PGRI Mekar Jaya Kabupaten Lampung Timur. Dan sampel yang dipakai sebanyak 31 anak dengan memakai teknik random sampling. Instrumen yang dipakai untuk mengukur perkembangan motorik halus ialah Denver II. Didasarkan hasil uji statistik, diketahui nilai rerata perkembangan motorik halus anak sebelum bermain puzzle 5,32 dan setelah dilakukan permainan puzzle sebesar 6,19. Berdasarkan analisis bivariat terdapat pengaruh permainan puzzle terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di TK PGRI Mekar Jaya Kabupaten Lampung Timur Tahun 2024 dengan nilai p - value 0,000. Hasil penelitian ini bisa menjadi sumber informasi bahwa stimulasi permainan puzzle berpengaruh pada perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun,  serta sangat disarankan orang tua memberikan latihan untuk perkembangan motorik halus selaras atas kemampuan anak
The Relationship Between Excessive Gadget Use and Sleep Patterns Among Students Putri Sari, Ameza; Oktavia, Santi; Nurwinda, Nova
Java Nursing Journal Vol. 3 No. 2 (2025): March - June 2025
Publisher : Global Indonesia Health Care (GOICARE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61716/jnj.v3i2.104

Abstract

Background: The increasing accessibility and utility of gadgets among adolescents raise growing concerns about their impact on health, particularly sleep patterns. Excessive gadget use, especially during nighttime, has been linked to various sleep disturbances in school-aged children. Purpose: This study aimed to determine the relationship between excessive gadget use and sleep pattern disturbances among students at SMP Negeri 14 Bandar Lampung in 2024. Methods: A cross-sectional analytical survey was conducted involving 282 students from the 7th and 8th grades. Stratified random sampling was used, and data were collected using a structured questionnaire assessing gadget use and sleep quality. The Chi-square test was employed to evaluate the statistical association between the variables. Results: Among the respondents, 62.1% exhibited moderate gadget use, while 55.7% experienced moderate insomnia. The analysis revealed a statistically significant association between the level of gadget usage and the severity of sleep disturbances (p < 0.001). Notably, students with high gadget use were more likely to report insomnia symptoms. Conclusion: The findings underscore a significant correlation between excessive gadget usage and disrupted sleep patterns among adolescents. Early intervention through parental guidance and institutional policies is essential to mitigate the adverse effects of gadget overuse on student health and academic performance.
Hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani siswa SMP Ferani, Kadek Dila Selvia; Kurniasari, Septi; Oktavia, Santi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 2 (2025): May Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i2.941

Abstract

Background: Physical fitness is the body's ability and capability to make adjustments and adaptations to the physical release given to it from daily work without causing excessive fatigue. Physical fitness is a need that must be met so that we can carry out daily life activities well. Nutrition is an important part of the health sector and receives serious attention from the government. Good nutrition is the foundation for public health. The influence of nutritional problems on growth, development, intellectual, and productivity shows the great role of nutrition in human life. Purpose: To find out whether there is a relationship between nutritional status and physical fitness of junior high school students. Methods: Quantitative research with cross-sectional design conducted at SMP Perjuangan, Sekampung Udik District, East Lampung Regency. Data were collected using questionnaires, tests, and in-depth interviews. The sampling technique used was accidental sampling and obtained 50 people as respondents in the study. Data analysis used the Chi-Square Test statistical test with a degree of confidence p <0.05. Results: The chi square test shows a p-value=0.000 (<0.05) which indicates that there is a significant relationship between BMI and physical fitness. This means that the more ideal the nutritional status (normal BMI), the higher the child's physical fitness. Conclusion: There is a relationship between nutritional status and physical fitness of junior high school students.   Keywords: BMI; Nutrition; Physical Fitness.   Pendahuluan: Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian adaptasi terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi agar kita dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan baik. Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan fondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan, intelektual, dan produktivitas menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan manusia. Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani siswa SMP. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan di SMP Perjuangan Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes, dan wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel yang digunakan accidental sampling dan diperoleh sebanyak 50 orang menjadi responden dalam penelitian. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square Test dengan derajat kepercayaan p<0.05. Hasil: Uji chi square menunjukkan p-value = 0.000 (<0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMT dengan kebugaran jasmani. Artinya semakin ideal status gizi (IMT normal), maka semakin tinggi kebugaran jasmani anak. Simpulan: Ada hubungan status gizi dengan kebugaran jasmani siswa SMP.   Kata Kunci: Gizi; IMT; Kebugaran Jasmani.
Pengaruh kegiatan melipat kertas origami untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun Kusdinar, Ari; Oktavia, Santi; Erwin, Tubagus
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 3 (2025): July Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i3.956

Abstract

Backgrounds: The problem of child developmental delay disorders in Indonesia or foreign countries is still a problem. Child growth and development problems are a risky problem for every child's life, so it is very important to pay attention to all aspects that support and affect growth and development. Purpose: To determine the effect of origami paper folding activities in improving fine motor skills in children aged 5-6 years Method: Penelitian kuantitatif dengan desain Pre-eksperimen One Group Pre-test Post-test yang dilakukan pada tanggal 13-19 Februari 2025, populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 5-6 tahun di Bakti Sinar Persada Lampung Barat yang berjumlah 30 anak dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji T-dependen. Results: The t-dependent statistical test obtained the average value of children's fine motor development before being given the origami paper folding activity intervention was 1.23 and after the origami paper folding activity was carried out the average was 0.23 with a p-value of 0.00 <0.05. Conclusion: There is an influence of origami paper folding activities on fine motor development in children aged 5-6 years.   Keywords: Children aged 5-6 Years; Fine Motor Skills; Origami Paper.   Pendahuluan: Masalah gangguan keterlambatan perkembangan anak di Indonesia maupun negara luar sampai saat ini masih menjadi persoalan. Masalah tumbuh kembang anak adalah masalah yang berisiko bagi setiap kehidupan anak, maka sangat penting untuk memperhatikan semua aspek yang mendukung dan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh kegiatan melipat kertas origami dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain Pre-eksperimen One Group Pre-test Post-test yang dilakukan pada tanggal 13-19 Februari 2025, populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 5-6 tahun di Bakti Sinar Persada Lampung Barat yang berjumlah 30 anak dengan menggunakan teknik total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji T-dependen. Hasil: Uji statistic t-dependen diperoleh nilai rata-rata perkembangan motorik halus anak sebelum diberikan intervensi kegiatan melipat kertas origami adalah 1.23 dan setelah dilakukan kegiatan melipat kertas origami rata-rata sebesar 0.23 dengan nilai p-value 0.00<0.05. Simpulan: Ada pengaruh kegiatan melipat kertas origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun.   Kata kunci: Anak usia 5-6 Tahun; Kemampuan Motorik Halus; Kertas Origami.
UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PADA WARGA DESA PUJO BASUKI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Aziza, Nurul; Oktavia, Santi; Arisandi, William; Haryanti, Richta Puspita; Andora, Novika
AS-SYIFA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): As-Syifa: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/assyifa.6.1.9-16

Abstract

Berdasarkan data WHO tahun 2019, prevalensi hipertensi global mencapai 22%, namun hanya kurang dari seperlima yang melakukan pengendalian tekanan darah. Pada 2018, kasus hipertensi tercatat sebanyak 972 juta jiwa (26,4%). Di Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2016, dilakukan pengukuran tekanan darah pada 1.560 penduduk. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Mitra Indonesia pada 19 Januari 2024 di Balai Desa Pujo Basuki, Lampung Tengah. Sasaran kegiatan adalah penderita hipertensi, dengan tahapan berupa persiapan alat, penyuluhan melalui video dan leaflet, serta pemeriksaan tekanan darah. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat mengenai hipertensi, pencegahannya, komplikasi, serta penerapan pola hidup sehat. Kegiatan ini berdampak positif dalam mendukung upaya pengendalian hipertensi di masyarakat. --- According to WHO data, the global prevalence of hypertension in 2019 was 22%, with less than one-fifth making efforts to control it. In 2018, cases reached 972 million or 26.4% globally. In Central Lampung Regency, 2016 data recorded blood pressure measurements on 1,560 individuals. A community service activity was conducted by lecturers and students from the Faculty of Health, Mitra Indonesia University on January 19, 2024, at Pujo Basuki Village Hall. The activity targeted hypertensive residents of Pujo Rahayu Village and included preparation of health tools, educational materials (video and leaflet), blood pressure checks, counseling, and distribution of souvenirs. The program titled “Efforts to Control Hypertension Through Education and Health Checks” resulted in improved public understanding of hypertension, its prevention, complications, and healthy lifestyles. This activity had a positive impact on all participants.