Agustin, Laela Sonia
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Literatur Review : Senyawa Bioaktif sebagai Inhibitor Enzim Diabetes Melitus Agustin, Laela Sonia; Amin, Saeful -
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20245

Abstract

AbstrakDiabetes melitus merupakan penyakit metabolik jangka panjang yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah, yang dapat disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau resistensi terhadap kerja insulin. Salah satu pendekatan dalam terapi diabetes adalah dengan menghambat enzim ­penting yang mengatur kadar glukosa darah, seperti Sodium-Glucose Cotransporter 2 (SGLT-2), Glycogen Synthase Kinase-3 Beta (GSK-3β), Aldosa Reduktase (AR), dan Protein Tirosin Fosfatase 1B (PTP1B). Berbagai senyawa bioaktif dari sumber alam telah menunjukkan potensi sebagai inhibitor enzim-enzim tersebut. Studi in silico, in vitro dan in vivo yang dilakukan menunjukkan bahwa senyawa flavonoid, terpenoid, dan polifenol dari tanaman seperti Caesalpinia crista L., Smallanthus sonchifolius, Caesalpinia sappan L., Syzygium polyanthum, Crocus sativus L., dan Orthosiphon stamineus Benth. berinteraksi secara kuat dengan target enzim. Senyawa seperti 3,4-Dicaffeoylquinic acid, kaempferol-7-O-glucoside, luteolin, quercetin, dan sinensetin menunjukkan afinitas tinggi serta efek farmakologis dalam menurunkan kadar glukosa darah. Artikel ini merangkum studi terbaru mengenai mekanisme kerja senyawa bioaktif sebagai inhibitor enzim diabetes dan pendekatan in silico untuk pengembangan terapi yang lebih aman dan efektif. Kata kunci: Diabetes melitus, inhibitor enzim, senyawa bioaktif, in silico
Literatur Review : Senyawa Bioaktif sebagai Inhibitor Enzim Diabetes Melitus Agustin, Laela Sonia; Amin, Saeful -
Jurnal Analis Farmasi Vol 10, No 1 (2025): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v10i1.20245

Abstract

AbstrakDiabetes melitus merupakan penyakit metabolik jangka panjang yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah, yang dapat disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau resistensi terhadap kerja insulin. Salah satu pendekatan dalam terapi diabetes adalah dengan menghambat enzim ­penting yang mengatur kadar glukosa darah, seperti Sodium-Glucose Cotransporter 2 (SGLT-2), Glycogen Synthase Kinase-3 Beta (GSK-3β), Aldosa Reduktase (AR), dan Protein Tirosin Fosfatase 1B (PTP1B). Berbagai senyawa bioaktif dari sumber alam telah menunjukkan potensi sebagai inhibitor enzim-enzim tersebut. Studi in silico, in vitro dan in vivo yang dilakukan menunjukkan bahwa senyawa flavonoid, terpenoid, dan polifenol dari tanaman seperti Caesalpinia crista L., Smallanthus sonchifolius, Caesalpinia sappan L., Syzygium polyanthum, Crocus sativus L., dan Orthosiphon stamineus Benth. berinteraksi secara kuat dengan target enzim. Senyawa seperti 3,4-Dicaffeoylquinic acid, kaempferol-7-O-glucoside, luteolin, quercetin, dan sinensetin menunjukkan afinitas tinggi serta efek farmakologis dalam menurunkan kadar glukosa darah. Artikel ini merangkum studi terbaru mengenai mekanisme kerja senyawa bioaktif sebagai inhibitor enzim diabetes dan pendekatan in silico untuk pengembangan terapi yang lebih aman dan efektif. Kata kunci: Diabetes melitus, inhibitor enzim, senyawa bioaktif, in silico
Optimalisasi Pemahaman Masyarakat tentang Penggunaan Obat Diare melalui Sosialisasi di Posyandu Mawar 2 Desa Tanjungmekar Rahmawati, Rahmawati; Satria, Deagi Taufik; Agustin, Laela Sonia
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 8 (2025): Volume 8 No 8 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i8.21057

Abstract

ABSTRAK Diare tetap menjadi penyakit utama yang mengancam kesehatan anak di wilayah pedesaan Indonesia, termasuk di Desa Tanjungmekar, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, di mana rendahnya literasi kesehatan dan terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan menghambat penanganan yang efektif. Mitos lokal, seperti anggapan bahwa oralit menyebabkan mual atau zinc tidak cocok untuk anak, serta ketergantungan pada pengobatan tradisional, memperburuk risiko dehidrasi dan malnutrisi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman 16 warga perempuan (usia 26–47 tahun, rata-rata 34,75 tahun, 93,75% ibu rumah tangga, 93,75% lulusan SMA) tentang penggunaan oralit dan zinc melalui penyuluhan lisan interaktif, sesi tanya jawab, dan distribusi leaflet edukasi. Dilaksanakan pada 28 April 2025 di Posyandu Mawar 2, kegiatan ini mencakup pre-test, penyuluhan tentang dosis oralit (200 mL per buang air besar) dan zinc (20 mg/hari untuk anak 6 bulan–5 tahun), sesi tanya jawab, post-test, dan distribusi leaflet. Analisis Paired Sample T-Test menunjukkan peningkatan signifikan dari skor rata-rata 3,25 ke 8,25 (skala 10, p < 0,05), dengan warga berpendidikan SMA menunjukkan kemajuan paling pesat. Pendekatan ini tidak hanya memberdayakan perempuan sebagai pengelola kesehatan keluarga, tetapi juga memperkuat peran posyandu sebagai pusat edukasi komunitas. Oleh karena itu, sosialisasi interaktif di posyandu perlu direplikasi secara berkala untuk meningkatkan ketahanan kesehatan anak di daerah pedesaan. Kata Kunci: Obat Diare, Oralit, Zinc, Posyandu Mawar 2, Edukasi Kesehatan.  ABSTRACT Diarrhea remains a major public health concern threatening children's health in rural areas of Indonesia, including Tanjungmekar Village, Tanjungkerta Subdistrict, Sumedang Regency. Limited health literacy and restricted access to health facilities hinder effective treatment. Local myths, such as the belief that oral rehydration salts (ORS) cause nausea or that zinc is only suitable for adults, and the preference for traditional medicine, increase the risks of dehydration and malnutrition. This community engagement program aimed to improve the knowledge of 16 female residents (aged 26–47 years, average 34.75 years, 93.75% housewives, 93.75% high school graduates) regarding the use of ORS and zinc through interactive verbal education, Q&A sessions, and educational leaflet distribution. Conducted on April 28, 2025, at Posyandu Mawar 2, this activity involved a pre-test, education sessions, Q&A, a post-test, and leaflet distribution. Paired sample t-test analysis showed a significant improvement in scores from 3.25 to 8.25 (on a 10-point scale, p < 0.05), particularly among participants with high school education. This program empowered women as family health managers and reinforced the role of posyandu as a community health education hub. Thus, regular interactive health education programs at posyandu are recommended to improve child health resilience in rural communities. Keywords: Diarrhea Management, Oral Rehydration Salts (ORS), Zinc Supplementation, Community Health Education, Posyandu Intervention.