Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN HIDROGEN SULFIDA (H2S) DI PEMUKIMAN SEKITAR TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU BANTAR GEBANG BEKASI Ferifina, Liska; Sari, Meliana
Journal of Religion and Public Health Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Health Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jrph.v3i1.28811

Abstract

Hidrogen Sulfida merupakan salah satu gas yang dihasilkan dari proses pengolahan sampah dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Masyarakat yang tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang Bekasi merupakan populasi berisiko untuk terpajan hidrogen sulfida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi besaran risiko pajanan hidrogen sulfida pada masyarakat pemukiman sekitar TPST Bantar Gebang Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) desktop study. Data penelitian ini diperoleh dari data sekunder pengukuran hidrogen sulfida dan nilai default atau asumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata hidrogen sulfida di pemukiman sekitar TPST Bantar Gebang, Bekasi adalah 0,001162 mg/m3. Perhitungan intake non karsinogenik (lifetime) untuk proyeksi 30 tahun di Kelurahan Ciketing Udik dan Cikiwul sebesar 4,841 x 10-4 mg/kg/hari dan Kelurahan Sumur Batu sebesar 2,421 x 10-4 mg/kg/hari. Sedangkan perhitungan karakteristik risiko non karsinogenik lifetime (proyeksi 30 tahun) memiliki nilai RQ < 1 yang artinya belum membutuhkan manajemen risiko. Saran penelitian sebaiknya pengukuran hidrogen sulfida dilakukan di beberapa titik setiap kelurahan untuk lebih menggambarkan kualitas udara di lingkungan tersebut.Kata Kunci: ARKL, Hidrogen Sulfida, TPST Bantar GebangAbstractHydrogen Sulfide is one of the gases produced from waste processing that can cause health problems. Communities living around TPST Bantar Gebang, Bekasi are at risk for exposure to hydrogen sulfide. This study aims to determine the estimated magnitude of the risk of hydrogen sulfide exposure in residential communities around the TPST Bantar Gebang, Bekasi. This research is a descriptive study with a desktop health risk analysis (ARKL) approach. The research data were obtained from secondary data on hydrogen sulfide measurements and default values or assumptions. The results showed that the average concentration of hydrogen sulfide in settlements around TPST Bantar Gebang, Bekasi was 0.001162 mg/m3. Calculation of non-carcinogenic intake (lifetime) for a 30-year projection in Ciketing Udik and Cikiwul villages is 4,841 x 10-4 mg/kg/day and Sumur Batu Village is 2,421 x 10-4 mg/kg/day. While the calculation of non-carcinogenic lifetime risk characteristics (projected 30 years) has an RQ value <1 which means that it does not require risk management. Research suggestions should measure hydrogen sulfide at several points in each village to better reflect air quality in the environment.Keywords: ARKL, Hydrogen Sulfide, TPST Bantar Gebang