Bangunan pengelak adalah konstruksi berupa terowongan yang berfungsi untuk mengalihkan air sungai untuk sementara waktu sehingga kegiatan konstruksi main dam dapat berlangsung. Inlet terowongan Bendungan Bagong memiliki tebing-tebing terjal. Adanya getaran tanah akibat gempa karena tidak bisa diperhitungkan waktu dan besarannya, maka hal tersebut perlu ditinjau. Pada tebing inlet terowongan perlu dianalisis stabilitas lerengnya serta perkuatan berupa rockbolt yang dibutuhkan guna mencegah terjadinya kelongsoran pada tebing inlet terowongan. Dalam studi ini, dilakukan analisis stabilitas lereng dengan dan tanpa perkuatan. Perhitungan stabilitas lereng yang digunakan adalah perhitungan manual dengan menggunakan metode Fellenius dan perhitungan software dengan menggunakan Geostudio. Analisis yang dilakukan untuk potongan memanjang, melintang P2, dan melintang P3 pada kondisi kosong, muka air normal (MAN), muka air banjir (MAB), muka air banjir cofferdam (MAB cofferdam), dead storage, dan rapid drow down. Hasil dari studi ini, dalam keadaan tanpa perkuatan dengan kondisi kosong menggunakan perhitungan manual, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 5,22; 5,52; dan 5,15. Sedangkan dalam keadaan adanya perkuatan rockbolt menggunakan Geostudio, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 5,49; 5,86; dan 5,50. Kemudian, dalam keadaan tanpa perkuatan dengan kondisi muka air banjir menggunakan perhitungan manual, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 7,49; 8,60; dan 7,99. Sedangkan dalam keadaan adanya perkuatan rockbolt menggunakan Geostudio, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 7,74; 8,95; dan 8,46.