p-Index From 2020 - 2025
1.323
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknik ITS
Kuntjoro, Kuntjoro
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perencanaan Perbaikan Pondasi pada Bendungan Bagong untuk Mengatasi Gejala Sufosi (Piping) dan Sembulan (Boiling) Nurlaila, Nafik; Kuntjoro, Kuntjoro; Ralindra, Deris Faisa
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.143941

Abstract

Bendungan tipe urugan sangat riskan terhadap keruntuhan akibat dari tekanan hidrostatik, tekanan air yang diterima maupun dari geometrik bendungan itu sendiri. Bendungan harus direncanakan dengan material pembentuk bendungan yang baik dan berdiri di atas pondasi yang stabil. Persyaratan pondasi agar bendungan stabil salah satunya adalah stabil terhadap erosi akibat rembesan. Rembesan pada bendungan dan pondasi merupakan faktor penting dalam sta-bilitas bendungan. Rembesan merupakan aliran yang secara terus menerus mengalir dari hulu menuju hilir. Aliran air ini merupakan aliran dari air waduk melalui material yang lulus air (permeable), baik melalui tubuh bendungan maupun pon-dasi. Rembesan yang dapat menimbulkan gejala sufosi (piping) dan sembulan (boiling) yang sangat membahayakan keamanan bendungan. Oleh sebab itu, pola aliran dan debit rembesan yang keluar melalui tubuh bendungan dan pondasi sangat pen-ting dan perlu diperhatikan. Dalam studi ini akan dianalisis rembesan pada kondisi tanpa perbaikan pondasi untuk kemudian diren-canakan beberapa alternatif perbaikan pondasi menggunakan program SEEP/W. Analisis yang dilakukan untuk STA +575, STA +425 dan STA +225 pada kondisi Muka Air Normal dan Muka Air Banjir. Penyusunan hasil analisis dilakukan dalam 2 tahap, tahap pertama analisis dilakukan pada kondisi tanpa perbaikan pondasi dan tahap kedua analisis dilakukan ter-hadap beberapa alternatif perbaikan pondasi yaitu grouting, cut off wall, dan upstream blanket. Faktor keamanan terhadap gejala piping dan boiling untuk masing-masing STA pada kondisi Muka Air Banjir adalah 3.1; 3.2; dan 2.4. Untuk perbaikan pondasi alternatif 1 yaitu grou-ting adalah 8.7; 71.0; dan 30.3. Untuk perbaikan pondasi alter-natif 2 yaitu cut off wall adalah 9.4; 19.6; 50.4. Sedangkan untuk perbaikan pondasi alternatif 3 yaitu upstream blanket adalah 16.5; 38.7; dan 30.
Optimasi Operasional Pemanfaatan Air Waduk Bagong sebagai Pengendali Banjir, Irigasi, Air Baku, dan Pembangkit Listrik Menggunakan Program Linear Romadhona, Abella Nurul; Kuntjoro, Kuntjoro; Indriyani, Dwi
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.143945

Abstract

Waduk Bagong yang terletak terletak di Kab. Trenggalek, Jawa Timur disiapkan untuk menampung debit banjir dan mengeluarkannya saat musim kering, juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi. Guna mencapai keseimbangan pengeluaran air dari waduk, dilakukan analisis optimasi pada Waduk Bagong yang bertujuan untuk memaksimalkan fungsi waduk. Analisis potensi penambahan fungsi waduk sebagai pembangkit listrik juga ditambahkan guna menambah sumber energi terbaharukan di Indonesia. Dalam optimasi pemanfaatan waduk, data hidrologi, teknis waduk, jumlah penduduk, dan data pendukung lainnya dikumpulkan dan diolah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui debit banjir, inflow, kebutuhan air yang harus dipenuhi, serta ketersediaan air di waduk. Optimasi dilakukan untuk memaksimalkan intensitas tanam pada irigasi dengan metode program linear pada Add-ins Solver Microsoft Excel. Dari optimasi yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa waduk mampu memenuhi semua kebutuhan air dengan hasil optimasi pola tanam Padi – Padi – Padi dan Tebu pada seluruh musim tanam dengan intensitas tanam 300% pada mulai tanam bulan Februari periode I, air baku untuk Kecamatan Trenggalek, Pogalan, dan Bendungan sebesar 312,14 L/det, dan mampu mereduksi banjir sebesar 12,08% pada periode ulang 1000 tahun dan 9,07% pada periode ulang Probable Maximum Flood (PMF). Pada analisis potensi pembangkit listrik, didapatkan besar debit untuk memutar turbin adalah 0,7 m3/det dengan hasil energi 34.924,83 MWh.
Tinjauan Desain Alternatif Dimensi Tubuh Bendungan Tipe Urugan (Main DAM) pada Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek Jawa Timur Prasetio, Faiz Adifa; Kuntjoro, Kuntjoro; Ralindra, Deris Faisa
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.143965

Abstract

Pembangunan bendungan adalah jenis konstruksi yang memerlukan ketelitian teknis dan ekonomis. Selain memberikan manfaat penting bagi manusia, pembangunan bendungan juga dapat menyebabkan bencana jika tidak direncanakan dengan matang. Penelitian ini mengambil topik tentang "Tinjauan Desain Alternatif Dimensi Tubuh Bendungan Tipe Urugan (Main DAM) Pada Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek Jawa Timur" Tujuannya adalah untuk menentukan dimensi optimum dan volume timbunan yang dibutuhkan untuk tubuh bendungan dengan memodifikasi kemiringan lereng hulu dan hilir. Dalam penelitian ini menggunakan empat desain alternatif dimensi tubuh bendungan dengan mempertimbangkan volume timbunan serta stabilitas rembesan dan longsoran sesuai dengan syarat minimum pada SNI 8064-2016. Ditinjau dari kondisi Muka Air Normal, Muka Air Banjir, Muka Air Rendah, dan Waduk Kosong dengan menambahkan beban gempa pada tiap kondisinya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua desain alternatif bendungan memenuhi kebutuhan material timbunan dengan ketersediaan material yang ada di lapangan. Analisis stabilitas terhadap rembesan dan longsoran pada desain eksisting dan alternatif juga menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan keamanan. Desain alternatif 2 terbukti sebagai pilihan yang paling efektif dengan tingkat safety factor yang memenuhi persyaratan stabilitas rembesan dengan batasan debit rembesan < 1% dari debit rata-rata sungai atau memiliki nilai dibawah 0,0664 m3/s. Pada stabilitas longsoran, desain ini memiliki nilai safety factor sesuai dengan syarat minimum yang telah ditetapkan pada SNI 8064-2016. Serta penggunaan bahan yang lebih efisien dibandingkan dengan desain eksisting dan alternatif lainnya.
Analisis Stabilitas Lereng Tebing Inlet Terowongan Menggunakan Progran Software Geostudio pada Proyek Pembangunan Bendungan Bagong, Trenggalek Salsabilla Margiarti, Tasya Azizah; Kuntjoro, Kuntjoro; Khoiri, Mohamad
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144164

Abstract

Bangunan pengelak adalah konstruksi berupa terowongan yang berfungsi untuk mengalihkan air sungai untuk sementara waktu sehingga kegiatan konstruksi main dam dapat berlangsung. Inlet terowongan Bendungan Bagong memiliki tebing-tebing terjal. Adanya getaran tanah akibat gempa karena tidak bisa diperhitungkan waktu dan besarannya, maka hal tersebut perlu ditinjau. Pada tebing inlet terowongan perlu dianalisis stabilitas lerengnya serta perkuatan berupa rockbolt yang dibutuhkan guna mencegah terjadinya kelongsoran pada tebing inlet terowongan. Dalam studi ini, dilakukan analisis stabilitas lereng dengan dan tanpa perkuatan. Perhitungan stabilitas lereng yang digunakan adalah perhitungan manual dengan menggunakan metode Fellenius dan perhitungan software dengan menggunakan Geostudio. Analisis yang dilakukan untuk potongan memanjang, melintang P2, dan melintang P3 pada kondisi kosong, muka air normal (MAN), muka air banjir (MAB), muka air banjir cofferdam (MAB cofferdam), dead storage, dan rapid drow down. Hasil dari studi ini, dalam keadaan tanpa perkuatan dengan kondisi kosong menggunakan perhitungan manual, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 5,22; 5,52; dan 5,15. Sedangkan dalam keadaan adanya perkuatan rockbolt menggunakan Geostudio, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 5,49; 5,86; dan 5,50. Kemudian, dalam keadaan tanpa perkuatan dengan kondisi muka air banjir menggunakan perhitungan manual, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 7,49; 8,60; dan 7,99. Sedangkan dalam keadaan adanya perkuatan rockbolt menggunakan Geostudio, untuk masing-masing potongan didapatkan nilai safety factor sebesar 7,74; 8,95; dan 8,46.
Analisis Kapasitas Pengendali Banjir Bendungan Bagong dengan Penambahan Pintu pada Spillway Cahyanti, Amalia Hari; Kuntjoro, Kuntjoro
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144172

Abstract

Spillway merupakan bangunan hidrolik yang dibangun untuk menyalurkan aliran banjir lewat bendungan dengan tanpa membahayakan keamanan bendungan. Dari kelebihan kapasitas yang sudah meluap (overtopping) tersebut nantinya akan dialirkan ke bagian hilir. Bendungan dengan tambahan pintu pada pelimpah terbukti memiliki kemampuan mengurangi debit banjir dibandingkan dengan bendungan sejenis tanpa pintu atau pelimpah tetap. Kedudukan bangunan pelimpah sebagai tombak bangunan pengaman bendungan dari limpasan mengharuskan ketelitian dalam perencanannya. Waduk yang dibangun nantinya harus mampu menyimpan kapasitas air guna memenuhi kebutuhan air dan aman terhadap banjir yang direncanakan, sehingga diperlukan perencanaan pintu air spillway yang mampu mereduksi banjir. Dalam proyek akhir ini dilakukan analisis hidrologi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar perencanaan. Setelah itu, direncanakan penambahan pintu spillway. Sistem operasi pintu yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software HEC-HMS. Analisis yang dilakukan dengan membuat 6 skenario yang akan diterapkan menjadi beberapa kondisi. Pada sistem operasi pintu ini ditinjau sesuai perencanaan menggunakan debit banjir rancangan Q1000 dan sebagai kontrol menggu-nakan QPMF. Hasil perhitungan didapatkan perencanaan pintu spillway dengan desain tipe pintu slide gate. Dimensi pintu dengan lebar 6.3 m, tinggi pintu 3.5 m, dan lebar pilar 1.6 m. Kemudian hasil pemodelan menunjukkan bahwa pola operasi pintu yang memenuhi syarat jagaan minimum untuk Q1000 menghasilkan prosentase retensi tebesar yaitu 67.88% pada skenario 4 dengan bukaan 1 m. Sedangkan hasil pemodelan pola operasi pintu yang memenuhi syarat jagaan minimum untuk QPMF menghasilkan prosentase retensi terbesar yaitu 42.16% pada skenario 4 dengan bukaan pintu 3 m.
Analisis Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek Menggunakan HEC-RAS 2D Aditya, Bima Tridaffa; Kuntjoro, Kuntjoro
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144246

Abstract

Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek dibangun dengan tujuan sebagai pengendali banjir, pemenuhan kebutuhan air irigasi dan penyedia kebutuhan air baku. Di samping bermanfaat bagi kebutuhan manusia sehari-hari, bendungan juga memiliki potensi bahaya yang sangat besar apabila terjadi kesalahan pada saat proses pembangunan dan pengelolaannya. Keruntuhan bendungan (dam break) merupakan suatu peristiwa dimana suatu bendungan runtuh secara struktur yang otomatis akan menyebabkan air yang semula dibendung menjadi mengalir dan mengakibatkan banjir dengan skala yang besar di daerah hilir bendungan. Ada beberapa faktor penyebab dam break yaitu dikarenakan terjadinya overtopping dan piping. Metode dalam analisis hidrologi yang adalah Metode Polygon Thiessen untuk curah hujan rerata daerah, Metode normal, Log Pearson Type III dan Gumbel untuk analisis frekuensi dan menggunakan Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu untuk perhitungan hidorgraf banjir. Metode analisis keruntuhan Bendungan Bagong ini dilakukan dengan menggunakan program HEC-RAS 2D. Hasil perhitungan debit banjir kala ulang PMF adalah sebesar 382,783 m³/detik. Tinggi maksimum genangan banjir adalah sebesar 32,911 m. Terdapat 20 desa di 3 kecamatan pada Kabupaten Trenggalek yang tergenang banjir akibat keruntuhan Bendungan Bagong yaitu Desa Sengon, Srabah, Sambirejo, Sumberdadi, Sumbergedong, Surodakan, Ngares, Ngantru, Tamanan, Kelutan, Rejowinangun, Ngadirenggo, Ngetal, Pogalan, Gembleb, Bendorejo, Wonocoyo, Sukorame, Krandegan dan Melis. Genangan banjir akibat keruntuhan Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek memiliki jangkauan ± 36 km. Jumlah penduduk terdampak banjir adalah 21.607 orang. Maka Bendungan Bagong Kabupaten Trenggalek termasuk bendungan dengan klasifikasi bahaya tingkat sangat tinggi.
Analisis Rembesan di Bawah Struktur Spillway Bendungan Bagong, Kabupaten Trenggalek Santoso, Rahmad Putra; Kuntjoro, Kuntjoro
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144272

Abstract

Bangunan pelimpah sangat penting untuk mengatur debit yang berada di tampungan dan untuk mengeluarkan air jika terjadi debit banjir sehingga bangunan pelimpah harus aman terhadap tekanan yang ada supaya tidak mengalami kegagalan konstruksi. Tekanan yang mengakibatkan kegagalan konstruksi adalah tekanan hidrostatis, tekanan air yang diterima, dan tekanan dari geometrik pelimpah itu sendiri. Bangunan pelimpah harus direncanakan berdiri di atas batuan yang keras sehingga dapat difungsikan sebagai pondasi. Persyaratan pondasi agar bangunan pelimpah aman adalah aman terhadap erosi akibat rembesan. Oleh karena itu diperlukan analisis stabilitas dan rembesannya. Analisis rembesan yang terjadi di pondasi pelimpah menggunakan metode Lane dan GeoStudio. Analisis yang dilakukan meliputi kondisi Muka Air Normal (MAN) dan Muka Air Banjir (MAB). Stabilitas untuk kondisi MAN terhadap gaya guling adalah 8.9 > 1.5 dan gaya geser 2.21 > 1.5, untuk kondisi MAB 8.9 > 1.5 dan gaya geser 2.20 > 1.5. Panjang rembesan manual adalah 286.86 m untuk kondisi MAN dan MAB. Panjang rembesan Geo-Studio adalah 308.44 m untuk kondisi MAN dan 313.55 m untuk kondisi MAB. Rembesan yang terjadi masih dalam syarat aman karena panjang rembesan yang terjadi lebih besar dari panjang rembesan yang diijinkan. Debit rembesan yang terjadi adalah "2.98 ×" 〖" 10" 〗^"-3" m/detik untuk kondisi MAN dan "3.79 ×" 〖" 10" 〗^"-3" m/detik untuk kondisi MAB. Dua kondisi tersebut masih dalam syarat aman karena debit yang terjadi lebih sedikit dibandingkan debit ijinnya
Pemetaan Risiko Banjir Akibat Keruntuhan Bendungan Jragung Mengggunakan HEC-RAS 2D Salam, Ahmad Firdaus; Kuntjoro, Kuntjoro; Rahman, Rizki Robbi
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144273

Abstract

Bendungan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat yaitu sebagai penyimpan air, pencegah banjir, penyediaan air irigasi, objek wisata, penyediaan energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan lainnya. Namun, di balik banyaknya manfaat yang dimiliki bendungan, bendungan juga berpotensi membahayakan kehidupan masyarakat berupa keruntuhan bendungan. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis risiko banjir yang disebabkan oleh keruntuhan Bendungan Jragung. Simulasi keruntuhan Bendungan Jragung dilakukan dengan kondisi piping pada saat PMF, debit banjir 1000 tahun, dan kondisi muka air normal menggunakan HEC-RAS v6.3.1. Kemudian dilakukan analisis risiko akibat banjir pada hilir bendungan, sehingga mendapatkan peta risiko. Hasil perhitungan analisis hidrologi didapatkan bahwa Bendungan Jragung tidak mengalami overtopping akibat debit PMF dan analisis piping didapatkan Bendungan Jragung tidak aman terhadap piping. Maka simulasi keruntuhan bendungan dilakukan dengan akibat piping. Dari hasil simulasi keruntuhan Bendungan Jragung, keruntuhan akibat piping saat debit PMF memiliki dampak terbesar dengan luas banjir 16747,85 ha dan ketinggian banjir maksimum sebesar 32,61 meter. Hasil analisis risiko menunjukkan total daerah berisiko adalah 15738,27 ha dengan kelas risiko tinggi mendominasi 52% dari daerah berisiko, kemudian diikuti oleh kelas risiko sedang 25% dari daerah berisiko dan kelas risiko rendah 22% dari daerah berisiko.
Pemilihan Tipe Saluran Pelimpah (Spillway) pada Bendungan Bagong Trenggalek Fauziyah, Lana; Kuntjoro, Kuntjoro; Alam, Rizki Robbi Rahman
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.144281

Abstract

Sungai Bagong merupakan salah satu Sub-DAS Ngerowo-Ngasinan yang terletak di DAS Brantas. Sungai Bagong melintasi kecamatan Bendungan dan memiliki luas DAS sebesar 85,49 km2 dengan panjang sungai mencapai 20,44 km. Bendungan Bagong memiliki luas Daerah Tampungan Air (DTA) 39,95 km2 serta kemampuan mereduksi banjir yang dimiliki sebesar 18% dari inflow. Selain itu, Bendungan Bagong memiliki tampungan waduk sebesar 17,4 x 106 m3. Pelimpah adalah bangunan penting dalam bendungan, berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air dari hulu ke hilir bendungan dan menjaga ketinggian air tetap dalam batas aman. Penelitian ini mengambil topik pemilihan tipe saluran pelimpah dengan 2 tipe yaitu overflow spillway dan side channel spillway. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis hidrologi, analisis hidrolis dan stabilitas bangunan pelimpah. Hasil analisis pada perhitungan Hidrolis dan Stabilitas, didapatkan hasil pemilihan tipe saluran pelimpah yang tepat pada Bendungan Bagong adalah Tipe Overflow Spillway lebar pelimpah 30 m dengan puncak pelimpah pada elevasi +325,00 serta tinggi maindam pada elevasi +330,00. Hasil penelusuran banjir didapatkan debit keluaran (outflow) Q1000Th = 210,350 m3/dt pada elevasi +326,968 dengan tinggi muka air 1,97 m, dan QPMF = 410,381 m3/dt pada elevasi +328,084 dengan tinggi muka air 3,08 m. Hasil analisis hidrolis tipe overflow spillway pada saluran pengarah dan pelimpah didapat kecepatan aliran tertinggi sebesar 18,1 m/dt dengan nilai Fr 6,6 < 9 (Super Kritis), sedangkan untuk saluran peluncur kecepatan aliran tertinggi terdapat pada peluncur 3 pada kala ulang QPMF sebesar 18,1 m/dt dengan nilai Fr 6,3 (Super Kritis). Dari hasil perhitungan pada kolam olak dengan kala ulang Q1000 terjadi loncatan air sepanjang 9,640 m dengan jenis loncatan tetap, sedangkan untuk QPMF terjadi loncatan air sepanjang 17,109 m dengan jenis loncatan tetap. Berdasarkan analisis stabilitas terhadap rembesan, geser dan guling menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan.