Ekonomi kreatif berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk di Kota Sukabumi yang memiliki potensi besar dalam kuliner, pertunjukan, dan kerajinan. Namun, tantangan seperti keterbatasan modal, minimnya pemanfaatan teknologi digital, serta kurangnya pembinaan UMKM masih menghambat perkembangannya. Dalam menghadapi tantangan ini, Pemerintah Kota Sukabumi merancang Program Sukabumi Kelurahan Entrepreneurship Center (Sukabumi Kece) sebagai upaya strategis untuk meningkatkan potensi ekonomi kreatif. Namun, program ini menghadapi sejumlah masalah, termasuk kurangnya anggaran, ketidaksesuaian perencanaan dengan pelaksanaan program, serta kurangnya sumber daya manusia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Program SUKABUMI KECE dalam meningkatkan potensi ekonomi kreatif di Kota Sukabumi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori evaluasi Leo Agustino (2023). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program SUKABUMI KECE dalam meningkatkan potensi ekonomi kreatif di Kota Sukabumi masih belum optimal karena beberapa indikator diantaranya sumber daya manusia tidak efisien karena jumlah personil tidak sebanding dengan beban kerja, sistem monitoring dan evaluasi yang tidak terstruktur, keterbatasan anggaran, serta tidak adanya pedoman teknis kegiatan. Pemerintah Kota Sukabumi, melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan, telah berupaya menjalankan Program SUKABUMI KECE. Namun, agar hasilnya lebih optimal, diperlukan pedoman teknis yang lebih jelas sebagai acuan dalam pelaksanaan program. Selain itu, pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang lebih konkret terkait pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM di Kota Sukabumi. Konsistensi dalam pelaksanaan program juga menjadi hal yang perlu diperhatikan agar penyelenggara dapat bekerja secara efektif. Untuk mengatasi keterbatasan anggaran, pemerintah dapat menjalin kemitraan dengan berbagai pihak guna mendukung keberlanjutan program ini.