Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Korelasi Cadangan Karbon terhadap Kerapatan Vegetasi Berdasarkan NDVI di Zona Rehabilitasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak Istomo; Permatasari Putri Hartoyo, Adisti; Ramdhani Fitriansyah, Muhammad
Journal of Tropical Silviculture Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal Silvikultur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.16.1.1-8

Abstract

Kenaikan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan emisi karbon merupakan faktor yang berkontribusi besar terhadap perubahan iklim global. Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) merupakan salah satu kawasan konservasi yang berpotensi dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui peningkatan cadangan karbon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerapatan dan tingkat keanekaragaman vegetasi, menduga potensi biomassa dan cadangan karbon tersimpan di atas permukaan tanah, serta menganalisis hubungan antara nilai NDVI dengan jumlah jenis, kerapatan pohon, keanekaragaman vegetasi, luas bidang dasar (LBDS), dan konsentrasi karbon. Metode yang digunakan analisis vegetasi, sedangkan pendugaan karbon menggunakan pendekatan alometrik dan destruktif untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah. Plot yang dibangun berukuran 50 m × 50 m sebanyak 14 plot. Berdasarkan hasil analisis NDVI, kelas kerapatan terbagi menjadi kelas 1 (0,321–0,485), dan kelas 2 (0,485–0,746). Komposisi vegetasi di zona rehabilitasi TNGHS terdiri atas 103 jenis tumbuhan dan didominasi oleh rasamala (Altingia excelsa). Rata-rata biomassa dan konsentrasi karbon berdasarkan kelas kerapatan yang diperoleh masing-masing sebesar 296,55 ton/ha dan 139,38 ton/ha. Konsentrasi karbon memiliki korelasi kuat dengan LBDS (r = 95,5%). Nilai NDVI berkorelasi paling tinggi dengan kerapatan pohon per hektar.
Keanekaragaman Vegetasi dan Cadangan Karbon pada Sistem Agroforestri Kebun Bangelan, Jawa Timur Swassono Jati Mulya, Pandu; Wijayanto, Nurheni; Permatasari Putri Hartoyo, Adisti
Journal of Tropical Silviculture Vol. 16 No. 02 (2025): Jurnal Silvikultur Tropika
Publisher : Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j-siltrop.16.02.116-124

Abstract

Perkebunan Bangelan PTPN I Regional 5 terletak di Desa Bangelan, tepatnya di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Total luas areal konsesi Perkebunan Bangelan adalah 883,20 hektare, yang terdiri dari dua divisi perkebunan: Afdeling Besaran dan Afdeling Kampung Baru. Akibat perubahan iklim, Perkebunan Bangelan mengalami penurunan produksi kopi. Penyebab penurunan ini antara lain terganggunya sistem pembungaan akibat perubahan iklim yang tidak terjadi, serangan hama yang menyerang tanaman kopi, serta serangan gulma yang menyerap unsur hara sehingga terjadi persaingan antara tanaman kopi utama dengan gulma. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman vegetasi dalam sistem agroforestri kopi dan mengestimasi cadangan karbon pada berbagai pola agroforestri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, berdasarkan tegakan agroforestri yang representatif. Sebanyak 27 petak dibuat dengan ukuran masing-masing 20 m x 20 m. Petak-petak tersebut tersebar pada tiga petak per tahun tanam, dengan luas total 1,08 ha. Kombinasi dominan pada sistem agroforestri yang diterapkan Kebun Bangelan dalam penelitian ini adalah campuran tanaman sengon, jabon, lamtoro, dan kopi Robusta. Salah satu tujuan pola tanam ini adalah untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk, yang oleh pengelola Bangelan disebut sebagai metode "tabur bintang". Jenis tanaman yang dominan untuk semua kelas semai, tiang, pancang, dan pohon adalah Leucaena leucocephala dan Coffea Robusta. Rata-rata stok karbon sebesar 21,86 ton, dan total stok karbon sebesar 196,74 ton. Total stok karbon tertinggi sebesar 29,24 ton, yaitu pada tahun tanam 1935. Pola agroforestri yang memadukan beragam jenis naungan dengan kerapatan tajuk terbukti paling efektif dalam mendukung keanekaragaman hayati dan meningkatkan penyerapan karbon.