Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kusing-Kusing di Negeri Seith, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah: Kajian Sosiologi Masyarakat Pesisir Sahuleka, Classia; Titaley, Elsina; Matekena, Fransina
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 8 No 1 (2025): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol8issue1page27-46

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kontribusi Kusing dalam merawat hubungan kekerabatan di negeri Seith. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dari penelitian ini adalah 10 orang masyarakat negeri Seith yang didalamnya memiliki peran di masyarakat dan mengetahui tentang Kusing. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan para narasumber. Hasil penelitian menemukan istilah Kusing bermula dari Istilah Kaum Malono dan Kaum Mahina, ada juga istilah dari Ua-ua dan Mahina Ulu. Istilah dari Kaum Malono yang biasa di ambil dari keluarga Laki-laki sedangkan Kaum Mahina diambil dari keluarga perempuan. Sedangkan Ua-ua dan Mahina Ulu itu di ambil dari sudara perempuanya laki-laki, dan Mahina Ulu di ambil dari istri dari sudara laki-laki. Yang dalam hal ini bukan hanya saudara kandung saja, tetapi diambil dari persepupuan, dan kerabat-kerabat lainya, seperti Ipar yang masuk pada Mata rumah tersebut. Inilah yang mendasari budaya kusing ini, Sehingga Timbul yang di sebut dengan budaya Basangaja atau Kusing. Kusing merupakan ikatan yang kompleks dengan disertai struktur dan fungsi untuk menjaga kestabilan dan keberlanjutan masyarakat dalam konteks hubungan kekerabatan. Kusing berkontribusi untuk merawat hubungan kekerabatan di negeri Seith tidak hanya memperkuat ikatan antara anggota keluarga, tetapi juga memelihara warisan budaya dan sosial yang kaya di dalamnya, yang berjalan berdasarkan struktur fungsi yang berlaku didalam matarumah. Kata Kunci: Fungsi, kebudayaan, kusing, negeri Seith Abstract This research aims to determine and analyze Kusing's contribution to maintaining kinship relations in the Negeri Seith. This research is a qualitative study with a case study approach. The subjects of this research were 10 people from Negeri Seith who have a role in the community and know about Kusing. Direct interviews with the sources were carried out during the data collection in this study. The study results found that the term Kusing originated from the terms Kaum Malono and Kaum Mahina. There are also terms from Ua-ua and Mahina Ulu. The term Kaum Malono is usually taken from the male family, while Kaum Mahina is taken from the female family. Ua-ua and Mahina Ulu are taken from the brother's sister, and Mahina Ulu is taken from the brother's wife. In this case, it is not only siblings but is taken from the cousinship and other relatives, such as in-laws, who enter the matarumah. It is what underlies this Kusing culture, called Basangaja or Kusing culture. Kusing is a complex bond accompanied by structures and functions to maintain the stability and sustainability of society in the context of kinship relations. Kusing contributes to maintaining kinship relations in Negeri Seith by strengthening the bonds between family members and preserving the rich cultural and social heritage within it, which runs based on the structure of functions that apply within the matarumah. Keywords: role, function, culture, kusing, negeri Seith